Jelang Akhir Tahun, Perpusnas Jalin Kerjasama dengan Perpustakaan Nasional Belarus

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Minsk, Belarus – Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) bertanggungjawab mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Dalam rangka memenuhi tanggungjawab tersebut, Perpusnas kerap menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik itu di dalam negeri bahkan hingga ke luar negeri. Menjelang akhir tahun 2019 dalam lawatan ke Belarus, Perpustakaan Nasional RI menandatangani nota kesepahaman kerjasama dengan Perpustakaan Nasional Belarus pada Selasa (10/12). Salah satu lingkup kerjasama adalah pemanfaatan koleksi naskah kuno yang akan dibuat dalam bentuk digital. Diawali kunjungan Duta Besar Belarus untuk Indonesia H.E Mr. Valery Kolesnik ke Perpustakaan Nasional RI pada pertengahan tahun 2018 lalu dalam rangka perayaan 500 tahun penebitan di Belarus. Duta Besar Belarus secara simbolis menyerahkan buku mengenai penulis bersejarah Belarus Francysk Skaryna yang merupakan orang pertama menerbitkan buku di Eropa Timur kepada Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando untuk dijadikan koleksi Perpusnas.

Delegasi Indonesia yang hadir dalam lawatan ke Belarus diantaranya Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando dan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Ofy Sofiana. Delegasi Indonesia diterima langsung oleh Direktur Perpustakaan Nasional Belarus Raman Matulski yang didampingi beberapa Deputi. Raman Matulski menyambut baik serta mengapresiasi kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara sehingga diharapkan dapat memperkaya layanan perpustakaan di kedua negara. Penandatanganan kerjasama yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional Belarus dirangkaikan dengan kunjungan perpustakaan untuk melihat fasilitas layanan serta beberapa koleksi buku dan naskah yang ada di perpustakaan tersebut.

Perpustakaan Nasional Belarus didalamnya terdapat Museum Naskah Kuno. Beberapa koleksi yang menginspirasi antara lain buku terbesar berjudul The Birds of America berukuran 99 x 66 cm yang terbit pada tahun 1972. Kemudian buku terkecil berupa Injil buatan Israel, disebut juga Jerussalem Nano Bible, berukuran 5 x 5 mm, yang dibaca dengan menggunakan alat khusus yaitu mikroskop elektron dengan resolusi tinggi. Sementara koleksi tertua berupa Alquran yang dibuat pada abad ke-14 tepatnya tahun 1486. Selain itu dalam museum, pengunjung dapat melihat sejarah pembangunan gedung perpustakaan yang unik tersebut.

Perpustakaan Nasional Belarus mendapatkan predikat The 3rd Most Stunning Library in the World. Perpustakaan yang dirancang oleh arsitek Viktor Kramarenko dan Mikhail Vinogradov berdesain diamond melambangkan bentuknya yang tidak ternilai, kekayaan dan pengetahuan yang tidak ada habisnya serta menaklukan semua orang. Perpustakaan yang terdiri dari 23 lantai tersebut memiliki ketinggian73.6 meter dengan fasilitas penyimpanan dirancang untuk 14 juta kopi dan total luas seluruh perpustakaan adalah 113.669 meter persegi. Layanan perpustakaan dibuka setiap hari kecuali hari besar dan hari libur nasional. Jam operasional hari Senin-Jumat pukul 10 pagi sampai 9 malam, sedangkan Sabtu-Minggu pukul 10 pagi sampai 6 sore.

Setelah melihat beberapa koleksi, delegasi Indonesia juga melihat beberapa sarana prasarana, salah satunya adalah alat transportasi buku telelift seperti yang juga dimiliki oleh Perpustakaan Nasional di Indonesia. “Banyak hal yang baik dan menginspirasi, dan layak dicontoh dan diterapkan,” kesan Muhammad Syarif Bando di sela-sela kunjungan. Kepala Perpusnas RI berharap penandatanganan nota kesepahaman dengan Perpustakaan Nasional Belarus menjadi awal yang baik dalam usaha bersama peningkatan layanan perpustakaan yang tidak hanya di level nasional tetapi juga meluas ke level internasional.

Reportase: Dewi Kartikasari

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung