Kembali ke Fitrah, Kuatkan Pelayanan
Salemba, Jakarta – Idulfitri bukan sekadar selebrasi, melainkan momen untuk kembali menyegarkan niat dan semangat dalam melayani.
Hal inilah yang ditekankan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Aminudin Aziz dalam kegiatan Halalbihalal Keluarga Besar Pegawai Perpusnas yang digelar Kamis (10/4/2025) di Auditorium Gedung Salemba, Jakarta.
Dalam sambutannya yang disampaikan secara daring, Aminudin mengajak seluruh jajaran untuk menjadikan momen pasca-Lebaran sebagai titik awal pembaruan diri.
“Semangat beribadah yang tumbuh selama Ramadan, semestinya tidak berhenti di hari raya, tetapi terus berlanjut dalam bentuk pelayanan terbaik bagi masyarakat dan peningkatan kualitas ibadah sehari-hari,” ujarnya.
Kegiatan yang dihadiri para pejabat struktural, fungsional, serta pegawai aktif dan purnabakti ini menjadi ajang silaturahmi dan refleksi bersama. Meski tidak hadir secara fisik karena sedang dalam perjalanan, Aminudin tetap menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pegawai.
“Saya tentu harus menjadi orang yang pertama sekali menyampaikan minta maaf. Karena ketiadaan saya di Salemba bukan karena disengaja,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan komitmennya untuk menyapa pegawai secara langsung dari satu ruangan ke ruangan lain, khususnya bagi yang belum sempat ditemui di hari pertama kerja.
“Jangan kalian yang ke ruangan saya, biar saya yang menemui Bapak/Ibu di ruangan,” tambahnya.
Halalbihalal tahun ini juga menghadirkan tausiah inspiratif dari Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia) Yudi Latief. Dalam ceramahnya, Yudi mengajak seluruh pegawai untuk merefleksikan makna sejati dari kemenangan usai Ramadan.
“Kemenangan hari raya bukan hanya tentang keberhasilan menahan lapar dan dahaga, melainkan tentang keberhasilan menjaga fitrah sebagai manusia yang utuh, baik secara spiritual, moral, maupun sosial,” tuturnya.
Yudi tak segan menyoroti realitas yang terjadi hari ini, seperti krisis integritas, dekadensi moral, dan pesimisme yang melanda sebagian masyarakat.
“Saya mengajak hadirin untuk tetap optimis dan tidak berhenti menjadi bagian dari solusi,” terangnya.
Ulasannya mengenai fitrah bukan hanya soal kesucian batin, tapi juga bagaimana makan, berbagi harta, dan memperlakukan sesama dengan adil.
Bahkan, Yudi menegaskan pentingnya menjaga kehalalan dan thayyib (kebaikan) dari setiap makanan yang dikonsumsi. “Jangan sampai perutmu menjadi kuburan bagi orang lain,” tegasnya mengutip sabda Rasulullah.
Lebih lanjut, Yudi menyampaikan bahwa manusia bukan sekadar Homo sapiens, tetapi juga Homo imaginatus, makhluk yang mampu belajar dari sejarah dan merancang masa depan.
“Karena itu, mari bersama seluruh insan Perpusnas untuk tetap menjadi pelita peradaban melalui literasi dan layanan publik yang membangun,” pungkasnya.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Andri Tri & Ahmad Kemal
Galeri


