Literasi Kopi, Inklusi Sosial Perpustakaan untuk Masyarakat

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

BLITAR, JAWA TIMUR—Pekan Literasi dan Inklusi Sosial Perpustakaan yang di awali dengan kegiatan Literasi Kopi dibuka secara resmi oleh Kepala Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Janti Suksmarini, Senin (22/3) di Halaman Amphiteater Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Kota Blitar Jawa Timur. Pekan literasi yang digelar selama seminggu mulai 22 Maret - 27 Maret 2021 akan diisi dengan berbagai kegiatan literasi berbasis inklusi sosial, pameran dan bazar, literasi seni dan safari literasi Pancasila. Acara yang berlangsung dengan penerapan protokol yang ketat ini ditandai dengan Literasi Kopi dengan menghadirkan nara sumber David Nugroho (Founder Kedai Tetirah dan tetirah Suplies.co), Adityo Aji Nugroho (Owner Bins Coffee & Supplies). serta Wima Brahmantya (Owner Kebun Kopi De Karanganyar Blitar).

Penanggungjawab kegiatan Agus Sutoyo dalam laporannya yang dikemas dalam Monolog Secangkir Kopi mengatakan pekan literasi yang diselenggarakan untuk mengangkat referensi koleksi Perpustakaan Bung Karno yang banyak sekali tentang  kopi. Literasi secangkir kopi merupakan bahasa penuh makna untuk bisa mempublikasikan kegiatan-kegiatan Perpustakaan Bung Karno. NGOPI SEKSI (Ngobrol Pintar Seputar Kepustakawanan dan Literasi) itu yang menjadi arena fotowall bagi  masyarakat yang datang ke Perpustakaan Bung Karno, dan disediakan kopi gratis yang tinggal diseduh secara mandiri. Bung Karno yang didalam setiap kesempatan, pagi, siang dan malam selalu ditemani kopi tubruk, bahkan dalam buku Jenderal Hario Kecik, Bung Karno, seperti yang dituturkan jenderal Hario Kecik selalu minum kopi pagi hari di halaman belakang Istana Merdeka sebelum beraktifitas. Dari soal Ngopi ini, melahirkan inspirasi-inspirasi yang mumpuni dalam membawa pemikiran kebangsaan dan nasionalisme.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Proklamator Bung Karno Janti Suksmarini mengatakan literasi kopi diharapkan dapat mewujudkan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang berkelanjutan sebagai bagian dari usaha bersama. Masyarakat diajak untuk membaca berbagai referensi terkait kopi, kemudian diberikan pelatihan dalam workshop oleh para profesional, dan diharapkan mampu membuat produknya sendiri. "Marilah kita bersama-sama menjadikan perpustakaan sebagai ruang terbuka bagi masyarakat berbagi pengetahuan, bertukar pengalaman,  dan mengasah keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan," imbuh Janti.

Nara Sumber pertama Wima Brahmantya dalam kesempatan itu memberikan materi tentang filosofi kopi, kemudian dilanjutkan tentang Strategi Kedai Kopi di masa Pandemi oleh David Nugroho, dan kemampuan mengenal dan cara mengolah dan meracik kopi oleh Adityo Aji Nugroho. Respon masyarakat yang begitu besar karena pendaftar melalui medos Perpustakaan Bung Karno mencapai 325 orang, sedangkan kuota yang disediakan hanya 100 orang dengan dibagi dua gelombang, menyesuaikan peraturan protokol kesehatan yang diijinkan Satgas Covid Kota Blitar.

Kopi memberi ketenangan dan inspirasi tiada henti. Salam Literasi.

Reporter: Heri Purwanto/Ardha Bryan

Fotografer: Juwito

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung