Kota Blitar, Jatim--Selama Indonesia masih berdiri sampai kapanpun sejarah akan bercerita tentang Bung Karno, demikian anak judul dari buku Jejak Sang Putra Fajar kumpulan tulisan hasil workshop literasi menulis kreatif yang diterbitkan Perpustakaan Bung Karno. Sejalan dengan itu, berbicara sejarah Indonesia memang tak lepas dari bicara tentang Sang Proklamator, Bung Karno. Presiden pertama RI itu meninggalkan banyak warisan, baik warisan berupa benda, monumen, patung-patung megah, hingga lukisan untuk bangsa Indonesia, termasuk warisan pemikiran dan ide gagasannya, yang mayoritas dari kita tahu dan sadar betul akan warisan-warisan tersebut. Namun ternyata Bung Karno juga meninggalkan suatu warisan yakni buku resep masakan nusantara. Buku tersebut berjudul Mustikarasa yang diterbitkan pada tahun 1967. Tugas Bung Karno setelah merdeka adalah mengkampanyekan kesatuan dalam kedaulatan dan kebhinekaan. Salah satunya dengan kuliner nusantara. Kita banyak kekayaan makanan tetapi tidak pernah didokumentasikan secara nasional. Walaupun pada zaman kolonial Pemerintah Hindia Belanda pernah meluncurkan buku Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek karya JMJ Catenius van der Meyden (1902). Buku tersebut merangkum 1300 kuliner di Hindia Belanda, yang diperuntukkan untuk perempuan Belanda. Dan pada tahun 1964, barulah Bung Karno mengutus salah satu istrinya, Hartini untuk merangkum buku Mustikarasa dan sempat diterbitkan pada tahun 1967.Â
Senyampang dengan koleksi Perpustakaan Bung Karno tersebut, kegiatan berbasis inklusi sosial yang sedang digalakkan di Perpustakaan-Perpustakaan di Indonesia, Perpustakaan Bung Karno juga merilis kegiatan workshop literasi Mustikarasa yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, Selasa (11-13/8/2020) di halaman Amphyteater. Acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala Perpustakaan Bung Karno Janti Suksmarini itu diikuti 50 peserta yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Janti Suksmarini mengatakan kegiatan literasi Mustikarasa digelar sebagai upaya memberikan praktek literasi kepada masyarakat. dengan adanya kegiatan literasi Mustikarasa, dapat membantu masyarakat lebih memahami konsep literasi secara lebih luas. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat menambah keterampilan peserta dalam mengolah dan memasak kuliner nusantara. "Tentu tujuannya untuk mempraktekkan literasi masyarakat, khususnya memahami mengenai resep-resep masakan, minuman dan makanan nusantara," ujarnya.
Semangatnya para peserta yang mengikuti sangat antusias sekali, karena di tengah pandemi covid-19 ini masyarakat banyak yang tidak mampu berbuat banyak untuk bergerak kemana-mana, usaha-usaha banyak yang turun drastis, semua penuh keterbatasan. Di tengah serba keterbatasan tersebut Perpustakaan Bung Karno mencoba mengobati masyarakat dengan kegiatan yang berbasisi inklusi sosial yaitu literasi mustikarasa menggali resep masakan warisan Bung Karno, dimana koleksinya tersimpan dan bisa diberdayakan oleh pemustaka. Literasi Mustikarasa yang mendapat respons baik ini menghadirkan Chef profesional Muhammad Anshori dari Hotel Golden Tulip Kota Batu. Penanggjungjawab kegiatan Agus Sutoyo mengatakan, resep masakan warisan Bung Karno ini semua di adaptasi dari buku Mustikarasa dan dipraktikkan dengan bimbingan Chef Anshori, dan menghasilkan menu makanan yang sangat lezat dari berbagai daerah yang direkomendasikan Bung Karno masakan dan makanan kuliner nusantara tersebut. Ada Rendang fatmawati, Gula Bebek lado ijo Padang, Gagape ayam Makassar, dan lainnya.***Â
Â