Sawah Besar, Jakarta - Dalam konteks peningkatan sumber daya manusia yang berbasis pada peningkatan kegemaran membaca dan literasi, proses tersebut harus dimulai sejak dini. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondar.
Saat membuka Lomba Bertutur bagi Siswa-Siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tingkat Nasional Tahun 2024, pada Selasa (17/9/2024) di Orchardz Hotel Industri, Sawah Besar, Jakarta, Adin menyatakan bahwa literasi harus dimulai bahkan sejak masa kehamilan, atau dikenal sebagai 1000 hari pertama kehidupan manusia.
“Perpustakaan di seluruh indonesia dan seluruh pegiat literasi harus satu pemikiran bahwa literasi ini perlu dilakukan sejak dini,” tegasnya.
Dia juga mengaitkan hal ini sejalan dengan ajaran filsuf Konfusius yang menekankan keselarasan intimasi sosial itu berasal dari sejak dini yakni lingkungan keluarga. “Oleh karena itu, Lomba Bertutur Nasional 2024 ini sebagai upaya kita untuk membangun sebuah perilaku anak-anak kita sejak dini tadi,” imbuhnya.
Adin mengucapkan selamat kepada para pemenang tingkat provinsi yang berlanjut di tingkat nasional ini. “Saya menyampaikan selamat bagi anak-anak masa depan Indonesia, hebat, maju, dan dari 30 peserta," sebutnya.
Dia juga menekankan pentingnya pembudayaan gemar membaca sejak dini sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi nasional. Berdasarkan data Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dari 64,40 di tahun 2022 menjadi 69,42 di tahun 2023.
“Ini menunjukkan bahwa perilaku membaca bisa distimulasi dan dikembangkan menjadi minat, kemudian kegemaran, dan akhirnya menjadi budaya,” jelasnya.
Dengan pelaksanaan lomba ini, Adin berharap Perpusnas dapat terus mendorong tumbuhnya minat baca dan kecintaan terhadap buku di kalangan anak-anak, sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 dengan generasi unggul dapat tercapai.
Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Nurhadisaputra menyampaikan bahwa lomba ini dimaksudkan tidak hanya mencintai bacaan tetapi juga mengangkat cerita budaya daerah yang kaya akan nilai kehidupan, serta membangun karakter bangsa.
Tema lomba tahun ini adalah "Tingkatkan Budaya Literasi Anak Melalui Lomba Bertutur." Menurutnya, lomba ini mengembangkan kemampuan anak-anak dalam memahami dan menyampaikan cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai positif, seperti nasionalisme, religiusitas, kejujuran, dan kerja keras. Selain itu, lomba ini juga bertujuan untuk mencari bibit unggul generasi muda yang dapat menjadi panutan dalam membudayakan gemar membaca.
Lomba bertutur ini merupakan kegiatan berjenjang yang dimulai dari tingkat provinsi dengan pendanaan dari dana dekonsentrasi. “Tahun ini, sebanyak 33 provinsi mendapat anggaran untuk melaksanakan lomba bertutur, namun ada tiga provinsi yang tidak dapat menyelenggarakannya,” tambahnya.
Dalam lomba ini, dia mewajibkan peserta untuk membawakan cerita rakyat dengan nilai-nilai karakter bangsa. Sebanyak 30 judul cerita rakyat dipilih sebagai materi lomba, yang meliputi tema perjuangan, kepahlawanan, serta legenda daerah yang memupuk sikap positif.
Nurhadi mengumumkan bahwa pemenang lomba akan diberikan penghargaan dengan total hadiah mencapai 64 juta rupiah. Juara 1 akan mendapatkan 15 juta rupiah, disusul oleh juara 2 sebesar 13 juta, dan juara 3 sebesar 10 juta. Kemudian, juga akan dipilih juara harapan dan juara favorit dengan memperoleh hadiah jutaan rupiah.
Pelaksanaan grand final lomba bertutur ini akan berlangsung pada tanggal 17-20 September 2024. Nurhadi mengundang seluruh peserta untuk hadir di acara Gemilang Perpusnas. “Acara Gemilang ini adalah acara puncak dari penyerahan penghargaan di bidang perpustakaan,” pungkasnya.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Prakas / Alfiyan