Penggerak Literasi Ciptakan Kedekatan dengan Bahan Bacaan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta—Para pegiat literasi melalui Pustaka Bergerak berhasil menciptakan kedekatan dengan bahan bacaan.

Tidak hanya itu, Pustaka Bergerak juga dinilai menjadi solusi di tengah kegersangan ide kreatif dan literasi untuk kesejahteraan. Kehadiran Pustaka Bergerak adalah upaya mendatangi masyarakat luas, khususnya di daerah yang memiliki keterbatasan akses informasi dan transportasi terbatas.

Para relawan literasi yang menggerakkan Pustaka Bergerak, menggunakan ide kreatifnya menggunakan beragam medium seperti perahu, kuda, gerobak, kereta, pedati, ojeg, motor, becak, bemo, ransel, sepeda, keranjang rotan, hingga noken, untuk menyalurkan bahan bacaan.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Deni Kurniadi, menyatakan hingga saat ini, telah terhimpun sebanyak 2.897 simpul pustaka dari Aceh hingga Papua.

“Secara sederhana, eksistensi Pustaka Bergerak adalah gerakan literasi yang menumbuhkan toleransi,” jelasnya dalam Pembukaan Pameran Pustaka Bergerak sekaligus talkshow dengan Penggerak Literasi Bicara: Berbagi Rasa Merdeka yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (16/8/2022).

Deputi Deni menegaskan, budaya literasi menjadi hal yang fundamental. Karena melalui literasi akan terwujud masyarakat berpengetahuan yang inovatif, kreatif dan berkarakter. “Penguasaan literasi yang mumpuni akan membantu manusia secara personal dan komunal dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin hari semakin complicated dan smart,” urainya.

Pendiri Pustaka Bergerak Indonesia, Nirwan Arsuka, menyebut, kolaborasi antara pihaknya dan Perpusnas, dimulai sejak 2016. Dia mengakui dukungan dan pendampingan yang diberikan dalam mendukung kegiatan para pegiat literasi di Pustaka Bergerak, sangatlah besar.

Dia berkisah, pada 2016, Perpusnas memberikan penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka untuk pegiat literasi. Tidak hanya itu, setiap tahunnya, para pegiat literasi di Pustaka Bergerak dapat berkumpul melalui rapat koordinasi nasional (rakornas) bidang perpustakaan. Pada 2017, Perpusnas memberikan bantuan motor perpustakaan keliling sebanyak 20 unit untuk para pegiat literasi.

Nirwan menjelaskan, sebagai bentuk terima kasih atas bantuan motor, pihaknya merangkum pengalaman para pegiat literasi dengan motornya, dalam bentuk buku. Beragam pengalaman dinarasikan, yang bergerak hingga ke kebun sawit dan menyeberang menggunakan perahu.

“Bahwa apa yang dikelola oleh Perpusnas telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para relawan dan telah memberikan dampak yang luas kepada anak-anak. Kepada para pembaca yang juga punya hak terhadap bacaan, tetapi selama ini masih kesulitan karena masalah akses,” urainya.

Kiprah Pustaka Bergerak sendiri tidak hanya dikenal di dalam negeri. Upaya para pegiat literasi berhasil menarik perhatian internasional. Pada November mendatang, Pustaka Bergerak akan mengikuti pameran seni rupa di Istanbul, Turki.

“Jadi karena kreativitas relawan misalnya Pak Kinong yang menggunakan bemo yang dihias dengan ragam lokal, juga kawan-kawan lain yang menggunakan kekayaan lokal di tempatnya, ini dianggap oleh kawan-kawan seni rupa di dunia internasional sebagai cara lain untuk membuat seni menjadi makin relevan,” tuturnya.

Sementara itu, Duta Baca Kabupaten Jayapura, Hani Felle, melibatkan para pemuda/pemudi usia 15—35 tahun dalam kegiatan literasi. Dia berupaya agar gerakan literasi harus ada di setiap sudut kampung atau desa.

“Masyarakat ikut terlibat seperti kepala kampung atau kepala desa, tokoh pemerintah, tokoh gereja, semua melibatkan pergerakan-pergerakan yang saya lakukan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Ketua Rumah Baca Onomi Niphi tersebut.

Reporter: Hanna Meinita

Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung