Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyelenggarakan Festival Literasi dengan tema “Literasi Meningkat Indonesia Hebat” dalam rangka memperingati Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca.
Sejumlah kegiatan diselenggarakan untuk memeriahkan acara yang berlangsung pada 12-14 September 2024 di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, tersebut. Kegiatannya yakni Seminar-seminar Naskah dan Anak: Literasi Bermain, Belajar, dan Beraktivitas, Lokakarya Permainan Anak Tradisional Berbasis Naskah Kuno, Seminar Naskah I La Galigo, Bincang Buku, pameran, dan bazar.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Mariana Ginting menyatakan peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca berawal dari gagasan kepala pertama Perpusnas, Mastini Hardjoprakoso. Pada saat itu, dicanangkan Hari Kunjung Perpustakaan untuk diperingati setiap 14 September. Tanggal tersebut juga beriringan dengan Hari Gemar Membaca yang telah dimulai sejak 1995.
“Sudah sepatutnya kita sambut dengan semangat nasionalisme yang tinggi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa untuk gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan, khususnya Perpusnas,” ujarnya dalam pembukaan festival literasi di Jakarta, pada Kamis (12/9/2024).
Mariana memaparkan, tujuan dari beberapa kegiatan ini untuk merefleksikan kembali dan menggali nilai-nilai penting yang terkandung dalam koleksi naskah kuno Nusantara.
“Dengan mempelajari sejarah dan membaca, diharapkan Perpusnas mampu mendorong minat baca, khususnya anak-anak, terkait kunjungan ke perpustakaan serta mendiseminasikan berbagai ilmu pengetahuan melalui kegiatan yang berkaitan dengan literasi dan kemas ulang informasi dari naskah kuno Nusantara berbentuk bacaan anak atau bentuk lainnya,” urainya.
Dia menambahkan, festival literasi ini merupakan momentum penting untuk memperkuat komitmen Perpusnas terhadap pelestarian dan pengembangan literasi, khususnya dalam hal naskah kuno.
Salah satu kegiatan dalam Festival Literasi adalah lokakarya permainan anak tradisional berbasis naskah kuno. Disebutkan bahwa lokakarya ini berupaya mengajak generasi muda memahami dan mengenal lebih dekat kekayaan budaya melalui cara menyenangkan dan interaktif.
Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Agus Sutoyo menyatakan naskah kuno dan permainan tradisional merupakan hal yang perlu diangkat agar generasi muda tidak hanya dijejali oleh permainan di gawai atau alat teknologi lainnya.
“Anak-anak dapat memanfaatkan permainan-permainan tradisional yang sudah cukup lama ditinggalkan. Nah ini kita coba kembali, gali lagi,” ungkapnya.
Sementara itu salah satu pengisi acara yang merupakan pegiat permainan tradisional, Aghnina Wahdini mengungkapkan saat ini, ada 2.600 permainan tradisional di Indonesia yang memuat banyak nilai-nilai kehidupan seperti kerja sama, kerja keras, dan spiritual untuk mengingat Tuhan.
Melalui Yayasan Tradisi Gim Rakyat (TGR) yang didirikannya, dia bermaksud untuk menghadirkan permainan tradisional yang lebih menyenangkan agar tidak kalah dengan gawai.
“Anak bukannya tidak mau bermain permainan tradisional, karena dia tidak kenal. Jadi sekarang kita yang mengenalkan kepada mereka,” pungkasnya.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Aji/ Deni/ Vini/ Haikal