Salemba, Jakarta – Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Pahlawan dengan segenap pemikiran, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif mereka, menjadikan generasi yang ada dan yang akan datang bisa menikmati hidup di persada nusantara sebagai bangsa yang merdeka dan sederajat dengan bangsa lain.
Dalam pidato Hari Pahlawan, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyampaikan bahwa setiap rangkaian perjuangan kepahlawanan telah membentuk ke-Indonesia-an. “Ambillah apinya perjuangan dari para pendahulu kita. Tugas kita saat ini adalah menjaga nyala api tersebut agar NKRI tetap berdiri tegak, menjadi besar dan terus memberi sumbangan penting sebagai bagian dari persaudaraan umat manusia di Indonesia,” ujarnya.
Syarif Bando kemudian menukilkan kalimat semangat pendahulu. “Keberanian itu dapat digerakkan oleh sebuah modal tak ternilai dan tidak kasat mata. Modal itu adalah harapan. Sebuah harapan yang menimbulkan optimisme dalam hidup. Sebuah harapan yang membuka segenap potensi. Sebuah harapan bahwa dengan mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, maka kita dapat membangun sebuah kehidupan bernegara, sebuah rumah tangga politik kebangsaan dan kenegaraan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” ujarnya.
Harapan akan masa depan yang lebih baik saat ini telah ditambatkan oleh pemerintah melalui sebuah visi transformatif yang mengarahkan dan menghimpun gerak seluruh elemen bangsa, yakni “Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong – royong.” Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dalam tiga ranah; ranah mental-kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik. Pada ketiga ranah tersebut, Pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara akseleratif, berlandaskan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagai penutup, Kepala Perpusnas menjabarkan bahwa saat ini merupakan waktu bagi kita untuk menuntaskan perjuangan membangun bangsa dengan sikap mental yang positif dan konstruktif yaitu membangun sebuah bangsa yang merdeka, maju, berdaulat dan terbuka. Hanya dengan revolusi mental yang positif, optimis dan sadar riwayat kita sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat dan terbuka kita menyelami tantangan dan persoalan yang kita hadapi bersama dengan semangat persatuan di dalam kesetaraan seluruh anak bangsa tanpa diskriminasi.
Reportase: Radhitya Purnama