Perpusnas Bekali Fasilitator Daerah Perkuat Program TPBIS
Salemba, Jakarta– Keberhasilan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) tidak terlepas dari dukungan kepemimpinan daerah yang misioner.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Adin Bondar, pada arahannya sekaligus membuka secara resmi kegiatan Pembekalan Fasilitator Daerah Program TPBIS Tahun 2025 dengan tema Kepemimpinan dan Kolaborasi Inklusif untuk Penguatan Literasi Masyarakat yang diselenggarakan secara daring.
“Kami melihat sendiri kebijakan yang sangat prerogatif, progresif dari para Kepala Dinas Perpustakaan telah membuka akses layanan perpustakaan hingga ke pelosok desa. Kemampuan Bapak dan Ibu dalam membangun kolaborasi lintas sektor dengan PKK, Karang Taruna, relawan, hingga pelaku UMKM menjadi kekuatan tersendiri dalam memperluas dampak program tersebut,” jelasnya pada hari Selasa, (5/8/2025).
Menurutnya, pembekalan fasilitator daerah memiliki arti yang sangat penting dan strategis dalam keberlangsungan dan perluasan dampak program di tingkat lokal.
“Fasilitator daerah bukan hanya sekedar penyampaian materi pelatihan tapi berperan sebagai agen perubahan antara karakter kebijakan nasional dan realitas lapangan. Di daerah, peranan fasilitator sangat krusial dalam membangun pemahaman yang tepat, menggerakkan kolaborasi lokal serta memfasilitasi perubahan berbasis komunitas masing-masing,” urainya.
Fasilitator daerah, lanjutnya, diharapkan mampu membaca lingkungan strategis dalam mengidentifikasi potensi lokal dan menjalin sinergi antara pemangku kepentingan di tingkat desa, kabupaten dan provinsi.
“Mereka harus mampu menjadi penyambung antara kebijakan pusat dengan kebutuhan di akar rumput masyarakat. Dalam konteks inilah, kapasitas personal dan kepemimpinan menjadi kunci utama bukan hanya penguasaan materi tetapi juga kemampuan membangun hubungan lintas sektoral termasuk berkolaborasi dengan aparatur desa,” jelasnya.
Selain itu, Deputi Adin, menyampaikan program TPBIS menjadi finalis top Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2025 yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
“Harapan kami tentu Bapak Ibu Kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten Kota, fasilitator daerah betul-betul mengawal agar program ini masuk dalam kerangka kebijakan daerah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus (PPUK), Nani Suryani, menyampaikan lima tujuan dari kegiatan ini. Pertama, membangun kesadaran akan pentingnya peran pemimpin dan fasilitator daerah dalam mendorong pengembangan perpustakaan yang inklusif dan berkelanjutan. Kedua, memberikan penguatan dan motivasi kepada para kepala dinas perpustakaan baik provinsi, kabupaten, kota serta kepala bidang pembinaan.
“Ketiga, memberikan pembekalan fasilitator daerah untuk melakukan mentoring secara masif dan efektif. Keempat, meningkatkan semangat kolaborasi dan kepemimpinan inklusif dalam pengembangan literasi masyarakat berbasis perpustakaan. dan terakhir adalah mendorong sinergi antara penggerak program di tingkat daerah maupun pusat dalam implementasi program TPBIS,” urainya.
Pada kesempatan yang sama, dokter ahli paliatif Agus Ali Fauzi, turut memberikan materi inspiratif mengenai makna kepemimpinan.
“Seorang pemimpin harus bisa membawa nama baik diri, keluarga, institusi, bangsa dan negara. Bekerja tidak hanya untuk mencapai sukses bahagia melainkan juga berkah. Kalau visi misinya sukses tapi kita jatuh sakit, maka itu tidak berkah. Berkah berarti bertambah kebaikan, kesehatan, keluarga dan karya dari apa yang dipimpinnya,” ungkapnya.
Selain itu, ia menyampaikan seorang pemimpin harus menjadi pribadi yang amanah, jujur, visioner, mengayomi serta adaptif dan kolaboratif.
Reporter & Dokumentasi: Anastasia Lily