Medan Merdeka Selatan, Jakarta–Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menemui 35 orang pegiat perpustakaan komunitas dan pustaka bergerak yang menerima hibah armada perpustakaan keliling berupa motor di Jakarta, Rabu (17/1). Kepala Perpusnas berharap bantuan tersebut dapat meningkatkan indeks minat baca masyarakat dan memperluas jangkauan layanan perpustakaan.
Sebagai salah satu lembaga yang mendukung pendidikan, perpustakaan wajib menyediakan berbagai informasi yang diperlukan masyarakat. Terutama dalam menambah keragaman koleksi yang ada serta kualitas layanan kepada masyarakat. Pembinaan dan pengembangan perpustakaan pada tahun 2017 meliputi berbagai program kegiatan, salah satunya hibah armada perpustakaan keliling berupa motor.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Perpusnas mengatakan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR-RI sebelumnya telah disepakati bahwa pihaknya secara bersama-sama mengusahakan besar anggaran pendidikan yang masuk ada di Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengembangan perpustakaan di kabupaten/kota hingga desa/kelurahan.
Perpusnas, lanjut Muhammad Syarif, telah menemukan kesepakatan dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk memasukkan APBD Desa untuk pengembangan perpustakaan desa sesuai Peraturan Menteri-nya (Permen) tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa di 2018. “Saya minta semua pihak peduli, bersinergi dan dapat mengedukasi masyarakat dengan mendistribusikan ilmu terapan hingga ke pelosok daerah,” ujar Kepala Perpusnas.
Selain menerima hibah bantuan motor perpustakaan, para pegiat perpustakaan komunitas dan pustaka bergerak juga akan diberi pembekalan, berupa keterampilan dan pengetahuan melalui pelatihan maupun workshop yang diadakan oleh Perpusnas.
Firman, salah satu perwakilan dari perpustakaan komunitas dan pustaka bergerak mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan Perpustakaan Nasional dalam menggerakkan literasi. “Pemerintah membuktikan dirinya hadir. Artinya, ketika masyarakat bergerak, pemerintah pun tidak tinggal diam,” ucapnya. Ia pun meminta agar pemanfaatan motor perpustakaan keliling bisa optimal dan juga menjadi pelecut semangat. Dan ke depan, Perpusnas tidak berhenti melakukan upaya merangkul semua komunitas minat baca lainnya yang banyak tersebar di pelosok Nusantara secara bertahap.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif mengingatkan bahwa Perpusnas akan terus berteriak lantang apabila masih ditemukan kesenjangan antara wilayah dan rasio buku dengan penduduk Hal tersebut didasari paparan ilmiah Menteri Keuangan Sri Mulyani pada kegiatan World Bank, Oktober 2017. Di katakan Menkeu bahwa Indonesia masih membutuhkan waktu 45 tahun untuk mengejar ketertinggalan budaya baca, dan 75 tahun tertinggal dalam penguasaan teknologi informasi. “Jadi, sangat penting kita bersinergi untuk meningkatkan budaya baca,” tutup Muhammad Syarif.
Reportase : Arwan Subakti