Jakarta - Dalam membangun budaya literasi di lingkungan keluarga dan komunitas, perempuan memiliki peran yang sangat sentral.
Perempuan akan menjadi teladan dengan memperlihatkan kebiasaan membaca, mendukung anak menjelajahi dunia bacaan serta menyediakan berbagai jenis bahan bacaan di rumah.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Sumber daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar dalam Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca, Senin (25/11/2024).
Dia menegaskan kegiatan ini menjadi ikhtiar kolektif dalam menyiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi bagian dari generasi emas 2045. Dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui pemberdayaan perempuan, terutama ibu-ibu yang memegang peranan strategis dalam keluarga.
"Peran ibu dalam keluarga sangat luar biasa. Perempuan, khususnya ibu adalah komponen utama yang dapat mendukung perkembangan generasi masa depan, termasuk dalam meningkatkan literasi," ungkapnya.
Deputi Adin menjelaskan Perpusnas memiliki berbagai program dan inovasi untuk mendukung perkembangan literasi. Salah satunya melalui pembangunan 10.000 perpustakaan desa dan taman bacaan yang mulai dilakukan pada tahun 2024. Tiap perpustakaan desa ini akan dilengkapi dengan koleksi buku berkualitas sebanyak 1.000 judul yang telah disertifikasi, sehingga dapat dipastikan layak dibaca oleh anak-anak.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup melalui literasi," kata Adin.
Perpusnas juga menggelar Gerakan Indonesia Membaca (GIM), Membacakan Nyaring atau Read Aloud yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam budaya membaca.
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan bahwa peningkatan minat baca merupakan tanggung jawab bersama.
"Kami siap mendukung upaya untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia. Peran ibu sangat penting dalam hal ini, karena ibu adalah acuan pertama bagi anak-anak untuk menghargai ilmu dan budaya baca," ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa membaca bukan hanya soal materi yang diberikan, tetapi tentang bagaimana memberi motivasi kepada anak-anak untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi literasi Indonesia masih memprihatinkan.
Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar, Giwo Rubianto menyebut bBerdasarkan data statistik UNESCO, Indonesia menempati peringkat 100 dalam hal literasi dari 208 negara. Peringkat ini masih di bawah dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Filipina, Brunei, dan Singapura.
Giwo mengatakan bahwa untuk meningkatkan literasi, perempuan harus memiliki akses pendidikan yang setara dan bebas dari hambatan sosial budaya serta ekonomi. "Kesenjangan literasi ini berdampak pada peluang ekonomi perempuan dan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan," ujar Giwo.
Reporter: Wara Merdeka
Dokumentasi: Andri TK / Ahmad Kemal