Medan Merdeka Selatan, Jakartaâ€”Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI memberikan bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling (MPK) untuk Kota Singkawang. Bantuan diberikan secara simbolis oleh Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando kepada Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie. Penyerahan dilakukan dalam kunjungan yang dilakukan Wali Kota bersama jajarannya ke Gedung Layanan Perpusnas, jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta, pada Senin (8/2/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Syarif Bando menyatakan transfer pengetahuan merupakan esensi dari perpustakaan. Perpustakaan harus berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat. Perpusnas melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara ekonomi dan sosial melalui pemberdayaan perpustakaan provinsi, kabupaten/kota, dan desa. Melalui koleksi buku terapan dan pendampingan dari pustakawan dan tenaga ahli, perpustakaan menjadi tempat belajar masyarakat untuk menghasilkan kemampuan wirausaha.
Sebagai lanjutan dari program transformasi, Perpusnas mengembangkan Pojok Baca Digital (Pocadi). Tahun 2020, Perpusnas menyalurkan bantuan Pocadi ke 90 kabupaten/kota. Singkawang merupakan salah satu penerima bantuan. Syarif berharap dukungan dari kepala daerah untuk mendukung Pocadi dengan memamerkan produk lokalnya.
"Pocadi dirancang untuk melanjutkan program transformasi kami. Ada masyarakat yang tadinya di pinggiran termarginalkan, punya usaha-usaha kecil dan mikro, nanti dibantu dipasarkan di situ," jelasnya.
Syarif menguraikan, data Bappenas menyebut hanya 10 persen masyarakat Indonesia yang menembus perguruan tinggi. Ini artinya, sekira 90 persen yang tamat pendidikan setara SMA, SMP, SD, hingga tidak tamat sekolah. "Sehingga produk yang mereka hasilkan itu biasanya UMKM. Dan ini fakta, 62 persen APBN kita itu dikontribusi oleh UMKM. Jadi ini harus dipelihara. Apalagi ini di wilayah kerja ibu wali," urainya.
Sementara itu, Tjhai Chui Mie mengapresiasi bantuan yang diberikan Perpusnas. Dia mengungkapkan hal ini memotivasi dirinya untuk berjuang meningkatkan minat baca masyarakat kota yang berlokasi di Kalimantan Barat tersebut. "Kita harapkan dari Perpusnas terus mendukung, saran, ide untuk kami kembangkan di Kota Singkawang. Saya akan lebih fokus mengembangkannya lagi, di mana kami mendapatkan mobil perpustakaan keliling. Terima kasih buat Kepala Perpusnas, dan tentu kami Singkawang akan memberikan yang terbaik untuk Perpusnas," pungkasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Syarif Bando menyerahkan buku "Impact Stories"Â dari penerima manfaat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan "Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan" kepada Tjhai Chui Mie. Sementara Tjhai Chui Mie menyerahkan buku "Cerita Rakyat Singkawang" terbitan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Singkawang.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution
Â 
Â

Kepala Perpusnas Berikan Mobil Perpustakaan Keliling untuk Kota Singkawang

Salemba, Jakarta â€“ Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI berperan sebagai backbone dalam upaya mewujudkan visi Presiden Joko Widodo untuk menciptakan SDM Unggul.
Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Utama STIK-PTIK Lemdiklat Polri, M. Arsal Sahban, kala menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) mengenai Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) dan Siber yang berlangsung secara hybrid, Senin (20/12/2021).
Permasalahan yang ditemui saat menciptakan SDM Unggul berada pada ketersediaan referensi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalani keseharian mereka. Sehingga Perpusnas dinilai menjadi yang paling mampu untuk memegang peranan sebagai backbone karena dapat menjangkau stakeholders dari semua lini kehidupan.
Menurut Arsal, paradigma baru tentang perpustakaan yang menjangkau masyarakat harus fokus kepada tiga hal yakni interface yang user friendly, referensi ilmu pengetahuan yang lengkap, dan kecepatan akses. Apabila ketiga hal tersebut diwujudkan maka visi Presiden akan SDM Unggul dapat segera tercipta.
â€œPerpustakaan digital yang bisa dijangkau oleh masyarakat dimana pun berada memerlukan tiga hal tersebut yang berfokus kepada kebutuhan penggunanya. Apapun harus dilakukan untuk mencerdaskan bangsa,â€ ujar Arsal.
Sependapat dengan yang disampaikan, Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, mengatakan bahwa Perpusnas akan mengangkat tema besar pada tahun 2022 yaitu Perpusnas Goes Digital 2022: To Build Digital Library Ecosystem.
Di masa mendatang, meskipun paradigma tentang perpustakaan berubah namun apabila pustakawan tidak mampu memainkan perannya dalam penyediaan konten dan mengelola teknologi informasi sebagai medianya maka tidak akan ada artinya. Untuk itu, Perpusnas harus memiliki konsep agar dapat diterima dan dimanfaatkan dengan mudah oleh masyarakat.
â€œKita memiliki tugas untuk membuat mapping kebutuhan yang ada, dengan demikian akan terlihat mana yang menjadi prioritas. Ini adalah langkah awal untuk memastikan arah perjalanan digital Perpusnas sudah berada pada track-nya. Namun, masih diperlukan penyempurnaan dan peningkatan dari apa yang belum ada,â€ ungkap Syarif Bando. Â 
Sementara itu, Pemeriksa Forensik Utama Puslabfor Bareskrim Polri, Muhammad NuhÂ  Al-Azhar, mendeskripsikan Perpusnas di zaman digital layaknya sebuah mobil. Pada prinsipnya mobil terdiri dari dua komponen utama, mesin dan bodi. Mesin di Perpusnas digambarkan sebagai desain manajemen informasi, sedangkan bodinya adalah platform digital yang dimiliki.
Â â€œJadi tidak hanya cepat tapi juga cantik dari sisi bodi, sehingga mau tidak mau mindset-nya harus diubah. Karena sebagus apapun konten yang kita buat kalau tidak bisa menjangkau masyarakat, percuma,â€ jelas Nuh.
Lebih lanjut, Nuh memaparkan tiga tagline yang cocok untuk Perpusnas di tahun 2022 antara lain Perpusnas is Everywhere, Learning from Watching and Listening, dan Private Bookshelf.
Karena pada tahun 2022, Perpusnas diharapkan sudah sepenuhnya goes digital dengan menghadirkan konten yang tidak hanya buku namun juga berbentuk video dan audio untuk memudahkan para milenial belajar.
Reporter: Basma Sartika

Perpusnas adalah Backbone untuk SDM Unggul

Ambon, Maluku - Membangun masyarakat yang literat membutuhkan upaya komprehensif dari berbagai pihak. Pentingnya kolaborasi antara keluarga, lingkungan desa, dan perpustakaan untuk mewujudkannya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar dalam Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan Kota Ambon pada Selasa (21/5/2024) di Hotel Grand Avira, Ambon, Maluku.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sehubungan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024, ia menekankan bahwa program prioritas Perpusnas adalah peningkatan budaya literasi. &ldquo;Ada tiga hal yang harus dikuatkan. Pertama, pengembangan budaya baca sebagai perilaku, gimana caranya biar gaya hidup masyarakat itu membaca,&rdquo; ujarnya.&nbsp;
Berbagai literatur yang dibaca olehnya, rupanya dapat dilakukan sejak dini. &ldquo;Ketika bunda hamil, kalau dikenalkan dengan bacaan cerita, itu mampu sebagai stimulus perkembangan otak bayinya. Ketika balita, ia masuk masa golden age, perlu stimulasi bacaan buku supaya meningkatkan kualitas otaknya,&rdquo; imbuhnya.&nbsp;
Ia menyadari hal tersebut tidak bisa instan, tetapi bisa disiapkan. &ldquo;Oleh karena itu, orang tua harus jadi role model untuk anak. Jadi kalau anak menangis, jangan dikasih gadget, tapi buku. Nanti kami latih bagaimana membaca nyaring ke anak. Itulah pentingnya membaca,&rdquo; tegasnya.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ia menyambung yang kedua, pengembangan konten literasi, yang mana diperankan oleh para penulis, akademisi, dan guru mengenai bagaimana menciptakan atau membuat buku-buku menjadi dicintai anak-anak. Ketiga, peningkatan akses perpustakaan berbasis inklusi sosial.
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Dari Perpusnas, kami sudah mendorong Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), di sana kami latih masyarakatnya agar mendapat pengetahuan dan usaha-usaha baru di perpustakaan desa/kelurahan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM),&rdquo; tambahnya.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Deputi mengungkapkan belakangan ini Perpusnas menginisiasi program Gerakan Literasi Desa 2024 yang sudah dicanangkan oleh Wakil Presiden Ma&rsquo;ruf Amin secara resmi pada 17 Mei 2024, bertepatan dengan HUT ke-44 Perpusnas.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Ini yang akan kami kembangkan. Survei pemustaka juga menunjukkan dampak pemanfaatan perpustakaan desa sebanyak 85% pengunjung membaca di perpustakaan, 96% mengalami peningkatan minat baca, dan masih banyak lagi,&rdquo; terangnya menampilkan data berupa dampak TPBIS sebagai bagian strategis terkait usaha mendorong desa yang maju.
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kemudian ia mengarahkan pegiat literasi untuk konsultasi dengan aparatur desa perihal peningkatan budaya literasi. &ldquo;Jadi sudah ada kodifikasi untuk anggarannya. Supaya bisa membicarakan pemanfaatan anggaran desa dalam meningkatkan literasi desa-desa di Ambon,&rdquo; tuturnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Konsepsi hadirnya perpustakaan bagi Deputi, untuk mencapai pembangunan yang inklusif, bertumpu pada peningkatan kualitas manusia guna setiap orang berhak mengakses pengetahuan dalam hidupnya. Sesuai dengan UU 43/2007 tentang perpustakaan.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai 10 miliar, Deputi menjelaskan bahwa berdirinya gedung fasilitas Perpustakaan Kota Ambon tidak hanya jadi gedung yang megah. Namun menjadi instrumen yang sosial dan demokratis dalam rangka mendukung atau menjadi ruang kreativitas bagi masyarakat yang menjaga kecakapan hidupnya.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Deputi berharap dengan diresmikannya Perpustakaan Kota Ambon, dapat mengusung peradaban gemar membaca buku bagi masyarakatnya. &ldquo;Tanpa buku, sastra diam, sains lumpuh, dan pemikiran macet. Jadi siapa yang mencintai buku, ia akan memiliki kehidupan yang baik. Mudah-mudahan masyarakat Ambon menjadi masyarakat yang literat, bahagia, dan makmur,&rdquo; pungkasnya.&nbsp;&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Turut mendampingi Deputi yakni Asisten Administrasi Umum Kota Ambon Robby Sapulette yang membuka kegiatan. Ia berharap terselenggaranya acara ini dapat menggerakkan masyarakat Ambon untuk menulis. &ldquo;Saya berterima kasih kepada Perpusnas. Semoga dengan membaca, kami akan mengenal dunia lebih dekat. Dan dengan menulis, kami akan dikenal dunia lebih dekat,&rdquo; pesannya.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Acara dilanjutkan dengan bincang-bincang Duta Baca Indonesia dengan tema "Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat". Dimoderatori oleh Duta Baca Indonesia Heri H Harris yang dikenal dengan nama panggung Gol A Gong. Lalu menghadirkan tiga narasumber, antara lain Pegiat Literasi Aritha Muhlisa, Ketua Forum Lingkar Pena Candra Henaulu, dan Penulis Buku Rudi Fofid.&nbsp;
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Reporter: Alditta Khoirun Nisa

Membangun Masyarakat Literat Dimulai dari Keluarga, Lingkungan Desa, dan Perpustakaan

Salemba, Jakarta - Perpustakaan yang dimiliki Pusat Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pusdikmin Lemdiklat Polri) telah berdiri lama dan sedang dalam upaya perluasan baik dari fisik gedung maupun isinya.
Demikian disampaikan oleh Wakil Kepala Pusdikmin Lemdiklat Polri, AKBP Grace Krisna D. Rahakbau, saat melakukan kunjungan kerja ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Rabu (6/3/2024).
Selain itu, dia juga mengatakan agenda utama kedatangannya ialah untuk berkonsultasi terkait pengadaan Pojok Baca Digital (Pocadi) karena keberadaannya mampu memberikan dampak luar biasa bagi seluruh masyarakat Pusdikmin Lemdiklat Polri.
&ldquo;Perpustakaan kami sekarang sudah besar tapi isinya masih kurang. Jadi, kalau ada Pocadi pasti akan luar biasa dan sangat berdampak untuk anggota kami,&rdquo; ucapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar yang menerima kunjungan ini secara langsung mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Pusdikmin Lemdiklat Polri. 
Dia juga menginformasikan bahwa Perpusnas dan Polri telah menjalin Nota Kesepahaman, sehingga sudah ada banyak polres yang dibantu dalam pengadaan Pocadi.
&ldquo;Jumlah pengadaan Pocadi memang agak terbatas, namun yang terpenting silakan diberikan dulu proposalnya agar dicermati betul sehingga dapat mendukung proses pembelajaran di sana,&rdquo; katanya.
Pada kesempatan yang sama, Pustakawan Ahli Pertama, Irsyad Qori&rsquo;in menambahkan tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam pengadaan Pocadi yakni lokasi, surat kesanggupan, dan peralihan aset.
&ldquo;Harus jelas lokasinya dimana misalnya diletakkan di perpustakaan sebagai pusat kegiatan siswa maupun masyarakat, diperlukan surat kesanggupan untuk pemeliharaan Pocadi itu sendiri, dan terkait peralihan asetnya ada sedikit perbedaan serta agak lama jadi diharap untuk bersabar,&rdquo; jelasnya.
Lebih lanjut, Irsyad juga menerangkan komponen yang akan diterima saat pengadaan Pocadi guna memaksimalkan proses pembelajaran diantaranya tablet, computer, server, smart tv, dan lain sebagainya.
Reporter: Basma Sartika
 Dokumentasi: Robby Rodhian/Aji Anwar

Maksimalkan Proses Pembelajaran, Pusdikmin Lemdiklat Polri Butuh Pocadi

<span style="font-size: 11pt; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: bold; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Medan Merdeka Selatan, Jakarta<span style="font-size: 11pt; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> - <span style="font-size: 11pt; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: italic; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bunga ungu merajuk di pinggir danau, pagi dipetik simpan dalam jambangan. Agen perubahan aksimu ditunggu, untuk perubahan perpusnas ke depan.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebuah harapan yang dituangkan dalam pantun oleh Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso, saat memberikan motivasi pada acara <span style="font-size: 11pt; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: italic; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Fun Discussion<span style="font-size: 11pt; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> bersama Agen Perubahan Perpusnas, Selasa (22/10/2024) di Executive Lounge Lantai 24 Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan No&nbsp; 11, Jakarta.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Joko menyampaikan bahwa potensi bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba, namun sesuatu yang perlu diasah dan dipelajari dan dikuatkan dengan berbagai aksi. &ldquo;Memahami dan menghafal itu ada pada level paling rendah, menganalisis ada pada level menengah, tapi menuangkan dalam aksi, membuat terobosan, inovasi, dan kreativitas itu pada level tinggi,&rdquo; ujarnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lebih lanjut, Joko menyampaikan bahwa proses belajar harus terus berjalan pada situasi apapun. Menurutnya, ilmu adalah sesuatu yang terus berkembang yang dapat dipelajari dari siapapun, termasuk pimpinan. &ldquo;Lesson learn yang terbaik itu adalah ketika kita berinteraksi dengan siapa saja termasuk dengan pimpinan kita. Kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran terbaik dari mereka karena memiliki banyak pengalaman,&rdquo; tuturnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pada kesempatan ini, Joko juga menghimbau para agen perubahan untuk tidak takut dalam menyampaikan ide atau aspirasi kepada pimpinan. Menurut Joko, ide yang baik tidak akan menjadi baik jika tidak dikomunikasikan dengan benar.&nbsp;
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Untuk mengkomunikasi ide tersebut, jadilah pembicara yang baik dengan menjadi pendengar yang baik. Pendengar yg baik akan menangkap berbagai macam dinamika, fenomena, keluhan, dan saran-saran yang kemudian diformulasikan sebagai sebuah strategi,&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menutup dialognya, Joko berharap pada agen perubahan untuk tetap membaca, merancang aksi, berusaha terus ke depan dengan berbagai macam terobosan-terobosan, dan tidak mudah puas. &ldquo;Dalam pandangan saya Perpusnas akan lebih bagus dan baik daripada sekarang, dan itu tergantung pada kalian,&rdquo; pungkasnya.
 
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Reporter: Gilang Arwin Saputri
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dokumentasi: Prakas Agrestian/Andri Tri Kurnia
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&nbsp;

Agen Perubahan Siap Beraksi Memajukan Perpusnas

Serang, Banten &ndash; Membudayakan minat baca kepada masyarakat terutama generasi penerus bangsa tidak hanya menjadi tugas pemerintah pusat atau daerah saja, melainkan membutuhkan keterlibatan dari semua pihak.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando saat memberikan sambutan pada kegiatan talkshow Duta Baca Indonesia di Rumah Dunia, Selasa (28/11/2023) mengatakan seluruh pihak harus bekerja secara tim untuk dapat melakukan percepatan pembudayaan minat baca di Indonesia.
&ldquo;Tidak hanya menjadi tugas pemerintah pusat maupun daerah, mencerdaskan anak bangsa merupakan tugas bersama. Saya mengagumi Rumah Dunia karena kepeduliannya terhadap masyarakat yang mungkin tidak mampu menempuh pendidikan tinggi, di sini mereka bisa mendapatkan banyak ilmu melalui ragam aktivitas,&rdquo; ucapnya.
Syarif Bando menambahkan meskipun tantangan yang dihadapi di tengah era digital semakin berat, dia menyatakan bahwa kehadiran Perpusnas dan Rumah Dunia mampu memberikan masa depan cerah kepada masyarakat.
Hal tersebut dibenarkan oleh Presiden Rumah Dunia, Abdul Salam HS yang berkisah sejatinya dia merupakan seorang anak yang tidak memiliki impian karena memiliki orang tua dengan profesi petani. 
&ldquo;Dulu mungkin saya tidak punya impian karena bapak dan ibu saya petani. Namun kemudian mindset saya berubah bahwa apabila anak petani bersinggungan dengan&nbsp; buku dan Rumah Dunia, pasti ada impian yang bisa dicapai,&rdquo; kisahnya.
Perpusnas juga melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) menurut Abdul telah benar-benar memberikan kesempatan besar kepada masyarakat untuk berdaya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pustawakan Ahli Utama Perpusnas, Nelwaty mengungkapkan upaya yang dilakukan Perpusnas dalam mengembangkan budaya baca yakni memberikan bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan untuk 6 menu antara lain pembangunan gedung, perluasan, renovasi, perangkat TIK, koleksi, dan perabot.
&ldquo;Bukan hanya itu saja, kami juga mengadakan bimtek, SPPTIK (Strategi Pengembangan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi), peer learning meeting, stakeholders meeting, dan lainnya,&rdquo; katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, Evi Syaefudin menerangkan bahwa dibandingkan dulu, saat ini jumlah buku sudah lebih baik.
&ldquo;Untuk lebih mendekatkan masyarakat kepada buku, kami juga menyediakan layanan mobile dengan menggunakan tujuh mobil perpustakaan keliling,&rdquo; terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Pegiat Literasi, Sidiq Nulhaq menjelaskan dua jenis kegiatan yang telah dilakukan di TBM Garda Cendekia.
&ldquo;Terkait literasi untuk kesejahteraan, pas kemarin covid-19 kami mencoba jalin kerja sama dengan ibu-ibu sekitar, lalu mereka dilatih menjahit masker, pouch, dan mukena. Kemudian, saat tidak ada minyak goreng di pasaran, kami bikin minyak klentik dari kelapa. Jadi memang literasi untuk kesejahteraan itu benar nyata,&rdquo; jelasnya.
Bagi Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Arip Senjaya, penerbitan yang ada di kampusnya yaitu Untirta Press sudah aktif namun masih hanya sebatas mencetak buku saja. Sedangkan launching dan diskusi buku belum berjalan.
&ldquo;Perbukuan di Untirta belum menjadi bagian tradisi yang komprehensif,&rdquo; pungkasnya.
&nbsp;
Reporter: Basma Sartika
 Dokumentasi: Andri Tri Kurnia/Aji Anwar

Pembudayaan Minat Baca Jadi Tugas Bersama

Segenap pegawai Nasrani Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mengikuti Kebaktian Paskah "Hidup Sebagai Alat Kebenarannya" pada Jumat (19/4/2024).
Dalam kebaktikan tersebut pelayanan firman tuhan disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar.

Berita

Perpusnas Gelar Kebaktian Paskah