Perpusnas Terima Buku Nusantara Ver 1.0 – The Untold Stories, Dokumentasi Strategis dan Reflektif Pembangunan IKN
Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menerima penyerahan simbolis buku Nusantara Ver 1.0 – The Untold Stories karya Bambang Susantono, Mohammed Ali Berawi, dan Wicaksono Sarosa, dalam acara peluncuran dan bedah buku yang berlangsung di Lobby Lantai 1 Gedung Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Penyerahan simbolis pada Rabu (30/4/2025) ini dilakukan langsung oleh ketiga penulis kepada Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz. Penyerahan ini merupakan bentuk nyata komitmen para penulis untuk menghadirkan literatur strategis tentang pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) kepada publik melalui Perpusnas sebagai pusat referensi nasional.
Bambang Susantono menjelaskan bahwa buku ini merupakan karya kolektif dari para pionir generasi pertama pembangunan IKN. Ia menyebut lima tokoh awal yang merintis Otorita IKN sebagai "Pendawa Lima", yakni dirinya, Ali Berawi, Wicaksono Sarosa, Doni Rahayu, dan Jaka Santos.
“Mereka-mereka ini yang pertama, dan yang pertama itu selalu abadi. Versi 1.0 ini hanyalah awal. Masih banyak cerita yang belum terungkap, cerita tentang dinamika tim, tantangan lingkungan, dan berbagai terobosan kebijakan yang bisa menjadi warisan pengetahuan bagi generasi selanjutnya,” jelasnya.
Bambang juga mengangkat pentingnya transformasi pengetahuan dari bentuk implisit menjadi eksplisit agar bisa diwariskan dan dipelajari oleh khalayak luas, termasuk melalui institusi seperti Perpusnas.
Sementara itu, Ali Berawi menekankan bahwa pembangunan IKN bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga transformasi peradaban. Ia menyampaikan bahwa tim awal bekerja tanpa infrastruktur dan tanpa gaji selama berbulan-bulan, namun tetap menyusun blueprint kota cerdas dan panduan bangunan cerdas pertama di dunia dengan semangat Merah Putih.
“Kami ingin IKN ini betul-betul ‘Made in Indonesia’. Dibangun oleh generasi muda, akademisi, profesional, dan praktisi. Ini adalah living lab dan innovation testbed dunia,” ujarnya.
Ali juga menekankan bahwa pembangunan IKN berlandaskan lima prinsip utama: green, sustainable, resilient, smart, dan inclusive. Lima prinsip ini menjadi dasar semua kebijakan dan program kerja yang dikembangkan, bersamaan dengan fokus pembangunan kapasitas SDM (brainware) melalui transfer knowledge dan teknologi.
Wicaksono Sarosa menambahkan bahwa buku ini bertujuan membagikan pengalaman dan pembelajaran dari masa transisi, termasuk inisiatif Gentong Gagasan, yang menghimpun masukan dari para perencana kota di berbagai wilayah Indonesia. Ia menekankan pentingnya keterlibatan seluruh masyarakat Indonesia dalam kepemilikan pembangunan IKN.
“IKN harus menjadi milik semua orang, bukan hanya mereka yang terlibat langsung di lapangan. Buku ini ingin menjembatani pengalaman kami dengan masyarakat luas, dari Papua hingga Sumatera,” terangnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kebijakan yang memanusiakan pekerja pembangunan, seperti penyediaan hunian layak bagi para buruh konstruksi, yang diharapkan menjadi praktik baik di masa depan.
Rangkaian acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pemutaran video teaser buku, dan sesi penyerahan buku. Acara kemudian berlanjut ke sesi diskusi dan bedah buku bersama para pimpinan redaksi media nasional: CNN Indonesia, Bisnis Indonesia, dan Kompas, dengan dipandu oleh moderator, Yayat Supriatna.
Reporter: Nadia / Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Nadia
Galeri



