Perpustakaan Nasional Menerima Salinan Digital 75 Naskah Kuno Koleksi British Library

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

 

Yogyakarta – Pembukaan Pameran Naskah Merangkai Jejak Peradaban Nagari Nagayogyakarta Hadiningrat diselenggarakan bertepatan dengan 30 tahun kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pagelaran Keraton Yogyakarta pada Kamis (7/3). Diantara 75 manuskrip yang telah didigitalisasi diberikan kepada Perpustakaan Nasional, Keraton dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I. Yogyakarta dari British Library seperti sastra babad seperti Babad Ngayogyakarta: Hamengku Buwono l dumugi Hamengku Buwono III (1817), Babad Giyanti dumugi Geger Inggrisan Jumenengan HB l (1847), Babad Ngayogyokarta: Hamengku Buwono V, VI, VIl, VIll, hingga serat bercerita pewayangan, seperti Serat Bratayudha dan Serat Ariunasasrabahu dipamerkan sebagai bukti warisan intelektual sejak HB IV hingga pasca renaissance pada masa HB V.

Selain 75 manuskrip yang telah didigitalisasi British Library, pameran yang diselenggarakan dari tanggal 7 Maret – 7 April 2019 juga menampilkan koleksi naskah-naskah seni pertunjukan pada masa Sultan HB VIl, seperti Serat Kandha Ringgit Tiyang: Lampahan Semar Bayong, Serat Kandha Bedhaya utawi Srimpi, serta Serat Pakem Wirama. Ketua Panitia Pameran Naskah Keraton Yogyakarta, GKR Bendara menyebutkan juga akan menampilkan 21 koleksi Keraton, 2 koleksi Pakualaman, 2 koleksi dari dinas Perpustakaan DIY, 2 koleksi dari Balai bahasa. “Koleksi yang menjadi pilihan untuk dipamerkan malam ini adalah koleksi yang menunjukkan perjalanan sejarah dan ajaran-ajaran Keraton Yogyakarta dari masa Sri Sultan Hamengkubuwono ke-1 hingga ke-9. Pameran ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan merajut kembali sejarah Negara Kesultanan Yogyakarta agar seluruh masyarakat bisa menghargai dan mengingat akan perjalanan sejarah bangsanya ini,” ujar putri kelima dari Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik dalam kesempatan tersebut sangat mendukung upaya pelestarian manuskrip sejak zaman Stamford Raffles yang telah membukukan sejarah jawa dan membantu restorasi candi Prambanan dan Borobudur. Moazzam juga mengapresiasi British Library dalam menyelesaikan proyek besar digitalisasi 75 manuskrip kuno yang didalamnya terdapat 30.000 foto digital. Manuskrip yang dikembalikan dalam bentuk digital tersebut juga dapat diakses secara gratis di situs web Keraton, Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY dan Perpustakaan Nasional. Moazzam berharap langkah yang telah dilakukan dapat merangsang minat terhadap sejarah dan warisan budaya Jawa. “Kekayaan sejarah jawa telah dilestarikan selamanya secara online dengan menggunakan teknologi terbaru dan teknik-teknik paling canggih dari British Library,” terangnya.

Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih dan penghargaan pada sejarawan dan penulis dari domestik maupun luar negeri atas perhatiannya terhadap budaya Jawa dan secara khusus ditujukan kepada British Library yang telah mengembalikan salinan digital 75 manuskrip kuno kepada Keraton Yogyakarta. Thomas Stamford Raffles yang berkuasa pada tahun 1811-1816 dan dampak kekuasaannya terasa ratusan tahun hingga sekarang, meski meninggalkan kepedihan bagi Keraton Yogyakarta menulis buku History of Java dan menjadi sumber sejarah paling awal dan terpenting untuk mengetahui kehidupan beragama, budaya, adat istiadat, dan aturan-aturan masyarakat Jawa. “Untuk itu saya ingin menambahkan ajakan untuk memahami teks, memaknai konteks guna membangun masa depan yang lebih bermartabat,” seru Sultan.

 

Reportase : Arwan Subakti

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung