Read Aloud Asah Kecakapan Literasi Anak

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Kegiatan membacakan cerita kepada anak sudah banyak dikenal tetapi masih belum banyak yang mengetahui manfaatnya.

Manfaat read aloud menurut Pembina Read Aloud Indonesia Roosie Setiawan yaitu mengasah kemampuan anak mendengar dan menyimak, menambah kosa kata, mendorong berbicara, akhirnya dapat membaca dan menulis. Hal tersebut dipaparkannya pada acara World Read Aloud Day 2022 yang diselenggarakan di teater Perpustakaan Nasional pada Rabu (2/2/2022).

“Read Aloud memang cara mudah untuk mengasah kecakapan literasi anak sejak dini,” ujar Roosie.

Lebih lanjut Roosie menyebutkan bahwa terdapat interaksi yang baik antara anak dan orang tua sehingga terbangun hubungan komunikasi yang baik di antara keduanya selain manfaat mendorong anak membaca dan menulis. Ia bahkan menyarankan read aloud dapat dimulai sejak trimester akhir kehamilan.

Ketika membacakan buku, penting untuk memperhatikan tahapan membaca anak. 0-3 bulan termasuk tahapan pra membaca. Oleh karena itu, bacakan buku yang memang buku bayi berupa picture book biasanya menampilkan kehidupan anak umur 0-3 bulan.

Untuk anak usia 3-6 tahun adalah tahapan mempersiapkan anak membaca. Buku biasanya berisi teks yang lebih panjang daripada buku bayi. Dalam hal konten, harus berisi tentang kehidupan anak dan menggunakan kata-kata yang diketahui anak.

Kemudian pada tahapan membaca awal, biasanya kelas 1 dan 2, biasanya bukunya berisi gambar, konten lebih luas, interaksi dengan teman. Roosie menganjurkan untuk memilih buku yang tidak menggurui.

“Biarkan anak mendapatkan apa yang tersirat dalam buku itu melaui dialog dalam buku,” pesan Roosie.

Sementara itu, Guru Besar Antropologi UI Prof. Semiarto Aji Purwanto menyebutkan komunitas turut berperan dalam membentuk budaya. Menurutnya membaca nyaring dapat berperan banyak jika kita menyadari pentingnya membaca untuk anak-anak.

“Belajar kebudayaan, belajar sistem nilai, dari awal kita lahir sampai dewasa, terus menerus dalam posisi belajar. Tapi justru pondasi utama belajar itu dari masa anak-anak. Karena itu memformat komunitas masa depan, paling bagus dengan memformat anak-anak kita,” pesannya.

 

Reportase: Eka Cahyani

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung