Talk Show Peningkatan ILM ; Tanpa Literasi Keterampilan Sulit Dimiliki

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

 

Samarinda, Kaltim—Niatan pemerintah menunjuk Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara di Provinsi Kalimantan Timur sebagai calon ibu kota baru hendaknya dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sarat dengan tenaga ahli dan terampil untuk mendukung calon ibu kota baru yang berdesain modern di tengah hutan (forest city), canggih, cerdas, dan berkelas internasional. Maka, diperlukan sinergi serius antara pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat.

“Faktanya, kesiapan sumber daya manusia di sini (Kaltim, red) belum terlihat signifikan,” keluh salah satu anggota Komisi X DPR RI Hetifah Sjaefudin pada talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (ILM) di Samarinda, Senin, (23/11).

Oleh karena itu, Hetifah menyambut baik upaya konkret dari Perpustakaan Nasional melakukan pengembangan literasi di Indonesia. Hetifah beranggapan kesiapan tenaga ahli dan terampil sangat diperlukan untuk memegang peranan penting ataupun posisi strategis sebagai aparatur pemerintah atau swasta.

“Meski secara postur anggaran Perpusnas tidak sebesar kementerian/lembaga lain, namun mereka mampu memaksimalkan penggunaan dana alokasi khusus (DAK) untuk meningkatkan literasi,” tambah Hetifah.  

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan masyarakat Kaltim harus segera berbenah, menyiapkan diri untuk menghadapi modernisasi. Apalagi jika persiapan infrastruktur sebagai calon ibu kota rampung pada 2024.

Maka, keberadaan perpustakaan dan kemampuan literasi mutlak dimiliki sebagai syarat agar masyarakat Kaltim siap menghadapi persaingan global.

“Jangan sampai masyarakat lokal hanya jadi penonton. Coba perhatikan, berapa banyak kapal-kapal tanker yang memuat batubara diangkut keluar? Atau hasil hutan yang dieksploitasi besar-besaran?,” tanya Kepala Perpusnas di hadapan audiens.

Di sinilah pentingnya bagi siapapun untuk mempunyai keterampilan. Tidak perlu banyak, namun jika ditekuni dan dilatih maka hasilnya akan jauh lebih baik. Itu sudah cukup memberikan bekal untuk berdaya saing. Masyarakat lokal harus dapat mengisi ruang-ruang kesempatan di ibu kota baru nanti dengan kemampuan literasi.

Kemampuan literasi bukan lagi sebatas baca-tulis tapi kemampuan memaknai, memahami dan menganalisis segala informasi maupun ilmu pengetahuan yang diperoleh dari yang dibaca. Dari situ, kemudian melahirkan ide-ide, gagasan, inovasi ataupun kreativitas baru yang berdampak pada kemampuan menghasilkan produk barang/jasa untuk masyarakat luas.

“Ibu kota negara baru tanpa literasi, ibarat ruang tanpa isi,” terang Kepala Perpusnas.  

Selain kedua nara sumber, talk show peningkatan indeks literasi masyarakat juga menghadirkan Staf Ahli Gubernur Bidang Politik dan Keamanan Wahyu Widi Heranata dan perwakilan Dinas Perpustakaan dan Kearsiapn Provinsi Kaltim Mustika Wati.

 

Reportase : Suryadi, Alfa Husna

Fotografer : Suryadi

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung