Untirta Gelar Festival Hari Buku 2024: Dorong Inspirasi Literasi dan Budaya Baca di Banten

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Serang, Banten–Dalam rangka merayakan Hari Buku Sedunia, Universitas Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan Festival Hari Buku (Harbukfes) tahun 2024 dengan tema “Inspirasi Literasi Untuk Semua” yang berlangsung dari tanggal 13-19 Mei 2024.

Bertindak sebagai narasumber seminar sekaligus yang membuka Festival Hari Buku pada hari Senin (13/5/2024), Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini karena forum ini mempertemukan para pelaku perbukuan dan masyarakat pembacanya.

Dalam paparannya, Plt. Kepala Perpusnas mengemukakan persoalan literasi yang ada di masyarakat yaitu rendahnya minat baca di masyarakat yang diakibatkan ketiadaan buku yang bermutu yang sesuai dengan minat masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Perpusnas menyampaikan lima strategi penataan Perpusnas, diantaranya memaknai kembali hakikat perpustakaan.

“Yakni sebagai wahana atau tempat untuk tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan munculnya  gagasan dan pengetahuan baru, serta mengkonfirmasi pemikiran yang belum kukuh melalui data dan bacaan yang tersedia di perpustakaan,” jelasnya.

Dia menjelaskan perpustakaan adalah tempat berkembangnya ilmu pengetahuan. “Jika kita semua memahami hal ini maka tidak ada alasan bagi semua orang untuk menelantarkan perpustakaan,” tegasnya.

Kedua, lanjutnya, mengidentifikasi masalah terkait dengan rendahnya tingkat budaya baca, literasi sarana prasarana ke-perpustakaan dan program yang telah diampu selama ini.  “Untuk hal ini yang harus dibangun adalah kebiasaan membaca baru berkembang literasinya,” jelasnya.

Strategi yang ketiga adalah menata ulang program yang masih berserak agar lebih fokus dan tidak banyak tumpang tindih di antara satuan kerja. Yang keempat adalah mensosialisasikan arah baru kebijakan hasil penataan kepada para pemangku kepentingan di internal dan eksternal Perpusnas.Dan strategi penataan yang terakhir adalah mengawal pelaksanaan program Perpusnas.

Adapun program Perpusnas yang dilakukan adalah pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi, standarisasi dan akreditasi perpustakaan dan yang terakhir adalah pengarusutamaan naskah nusantara.

Terkait pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi, Perpusnas akan meluncurkan program 10.000 perpustakaan di desa dan di TBM dalam waktu dekat ini. Selain itu, Perpusnas mengadakan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dimana program ini mengundang unsur masyarakat untuk memberdayakan dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan di daerah untuk meningkatkan kompetensi literasi serta meningkatkan taraf  hidup.

Program standarisasi dan akreditasi perpustakaan akan melalui dua instrumen yang disederhanakan tetapi lebih memberdayakan. Sedangkan program pengarusutamaan naskah nusantara adalah untuk mengumpulkan kembali manuskrip yang pernah ada di nusantara yang sekarang tersebar luas di berbagai dunia untuk terhubung satu sama lain melalui satu sistem.

“Sehingga masyarakat kita tidak perlu datang ke Belanda, Inggris, Prancis untuk meneliti manuskrip itu.Bisa cukup disini saja di indonesia, karena manuskrip itu akan terbuka,” harapnya.

Deputi Direktur Bank Indonesia Banten Haryo Kartiko Pamungkas menyampaikan untuk semakin meningkatkan pertumbuhan  perekonomian di Banten, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi suatu hal yang mutlak untuk dilaksanakan. 

“Pembangunan SDM perlu dilakukan agar SDM Banten memiliki kompetensi yang sesuai dan relevan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan menjadikan budaya membaca dan belajar sebagai bagian  dari kehidupan masyarakat,” jelasnya. 

Lebih lanjut, dia menambahkan momentum Hari Buku Sedunia ini  perlu menjadi pengingat bahwa buku sangat penting sebagai bagian peningkatan literasi masyarakat. Dan dalam mendukung  pengembangan literasi masyarakat Banten tersebut, Bank Indonesia Banten memiliki perpustakaan terakreditasi yang merupakan area publik yang dapat diakses masyarakat umum. 

Rektor Untirta Fatah Sulaiman mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat datang kepada semua para tamu dan peserta kegiatan termasuk IKAPI dan para penerbit yang sudah menyiapkan buku-buku yang berkualitas di acara ini.

Staf Khusus Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Ravik Karsidi menjelaskan beberapa tugas kementerian koordinator yaitu memberi dukungan, pelaksanaan inisiatif dan pengendalian kebijakan. Dan salah satu fungsinya adalah menaungi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dimana dalam konteks program pembudayaan literasi, Perpusnas menjadi lembaga  penanggung jawab yang utama.

“Poinnya adalah untuk memajukan literasi, Perpusnas tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada kebersamaan unsur-unsur yang lain,” terangnya. 

Lebih lanjut Staf Khusus Kemenko PMK menambahkan literasi harusnya dikenalkan sejak dini dimulai dari keluarga, masyarakat dan di lembaga pendidikan yang disebut dengan tri pusat pendidikan. 

Selain itu, di era digital sekarang ini kesulitan dalam konteks pendidikan karakter adalah bagaimana memilih dan mana yang bisa dipilih dan mana yang bisa dibaca. 

“Disinilah fungsi khusus pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan untuk bekerja sama dengan tri pusat pendidikan tersebut,”jelasnya.

 

Reporter : Anastasia Lily

Dokumentasi: Aditya Irfan

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung