DREAMSEA: Kerjasama Internasional Perpusnas dalam Upaya Pengarusutamaan Naskah Nusantara

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba,Jakarta- Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz didampingi oleh Ketua Pusat Data dan Informasi Taufiq Abdul Gani dan Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Emyati Tangke Lembang menerima audiensi Guru Besar Universitas Islam Nusantara (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurrahman beserta tim Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA), Rabu (24/7/2024).

 

Kunjungan ini ingin memperkuat dan ingin mengusulkan kerjasama internasional dengan Perpusnas sebagai representatif negara di dalam perihal penyimpanan manuskrip.

 

“Kerjasama  internasional ini konteksnya adalah konteks DREAMSEA. Singkatnya, DREAMSEA adalah program digitalisasi manuskrip yang mencakup di Asia Tenggara dan satu-satunya di Asia Tenggara yang mendapat dukungan finansial dari international charity, Arcadia Fund,” terang Oman Fathurrahman.

 

“DREAMSEA konteksnya khusus spesifik menyelamatkan naskah di Asia Tenggara dan bukan yang di lembaga. Itu keunikannya,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa program DREAMSEA ke 1 yang diluncurkan di Perpusnas sudah berjalan selama 7 tahun sejak 2017-2018 dan akan berakhir di bulan Desember 2024. 

 

“Sehingga ini awal dan akhir, kami ingin laporan dan kami ingin bekerjasama untuk memanfaatkan hasilnya. Jadi dalam 7 tahun itu kami sudah menghasilkan 571.000 image yang  akan diserahkan secara resmi kepada Perpusnas pada tanggal 7 Agustus 2024 nanti sejalan dengan akuisisi 536 naskah manuskrip Sunda,” ujarnya.

 

Selain itu, ia berharap di waktu yang sama akan ada proyeksi pembicaraan kerjasama program DREAMSEA ke 2 yang akan berlangsung selama tiga tahun kedepan dimulai dari 2025 sampai 2028 dengan ketentuan tertentu seperti pembangunan infrastruktur database terintegrasi oleh Perpusnas, pendampingan konservasi di lapangan serta perjanjian kerjasama tertulis dengan pihak Kalamus, Berlin.

 

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz berpendapat bahwa ini adalah peluang sekaligus tantangan dan tanggung jawab yang besar bagi Perpusnas dalam hal pengarusutamaan naskah nusantara sebagai lembaga negara.

 

“Perpusnas akan bisa menjamin kesiapan, kalau itu yang diperlukan sebagai lembaga negara kita akan berani mengambil peluang ini, bukan resiko menurut saya ini peluang. Mengambil peluang ketika pekerjaan ini selesai,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa setelah naskah diserahkan ke Perpustakaan Nasional, harus ada pemanfaatannya bagi masyarakat.

 

Pada kesempatan ini, Plt. Kepala Perpusnas menjelaskan mengenai Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepakatan yang telah ditandatangani Perpusnas dengan tiga perpustakaan di Rusia antara lain dengan Lembaga Kebudayaan Anggaran Negara Federal (Margarita Rudomino Seluruh Perpustakaan Negara Rusia untuk Sastra Asing), Perpustakaan Nasional Federasi Rusia dan Perpustakaan VV Mayakovsky di St. Petersburg.

 

“Dalam waktu dekat mereka akan mengirimkan perangkat yang berisi buku-buku yang terkait dengan Rusia yang bisa dimanfaatkan untuk dibahas, untuk jadi bahan publikasi atau siapapun lembaga riset yang memang perlu mengkaji tentang Rusia dan sebagainya,” jelasnya.

 

Selain itu, ia menjelaskan bahwa dalam waktu dekat sudah ada agenda untuk mewujudkan kerjasama dengan perpustakaan-perpustakaan lain di dunia ini seperti di Eropa, Riyadh dan Alexandria. 

 

“Harus ada tindak lanjut. Data-data dari perpustakaan-perpustakaan dunia harus dikelola oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin). Pusdatin harus menjadi hub dari urusan data ini agar bisa terhubung dengan perguruan tinggi atau dengan perpustakaan lainnya,” tuturnya.

 

Reporter : Anastasia Lily

Dokumentasi : Aditya Irfan

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung