Kang Maman: Perpustakaan Harus Menginspirasi, Bukan Sekadar Ada
Jakarta – Perpustakaan adalah salah satu pilar utama selain galeri, museum, arsip yang berperan penting bagi individu untuk sejenak melambat demi memperdalam sekaligus mengisi otak, pikiran, hati dan perasaan serta sebagai tambang untuk menggali dan menemukan modal pengetahuan, intelektual dan kultural kreatif.
Demikian disampaikan pegiat literasi Maman Suherman dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2025, Rabu (5/2/2025).
“Oleh sebab itu, pengelolanya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga orang-orang yang datang betul-betul jatuh cinta pada buku dan perpustakaan,” sebutnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kang Maman ini menyampaikan tradisi budaya membaca serta kecakapan literasi harus terus dijaga dan dikuatkan untuk membangun peradaban bangsa.
“Karena setiap paragraf yang dibaca dan dinikmati di antara hembusan dan tarikan nafas serta keliaran pemikiran dan imajinasi pembacanya akan memberikan pelajaran kepada pembaca tentang struktur, logika, nada di era serba visual dan serba instan,” tuturnya.
Tradisi membaca buku, lanjutnya, bukan hanya harus dipertahankan tapi sekaligus dikuatkan dan dilestarikan karena dengan membaca dapat menghasilkan kosakata yang melimpah serta dapat melatih seni berbicara dan seni menyampaikan ide.
“Setiap buku yang dibaca, buku apapun akan menambah warna baru dalam palet bahasa kita. Seperti yang tadi diceritakan oleh pak Mu’ti, di samudra yang serba distraksi dengan segala akibatnya dan begitu banyaknya penyakit-penyakit modern yang muncul, maka terbiasa membaca yang memperlambat gerak liar perhatian kita menjadi teramat dibutuhkan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kang Maman menekankan pentingnya peran pustakawan cerdas dalam pengelolaan perpustakaan.
“Bukan semata pencatat koleksi buku yang ada di perpustakaan tapi saya selalu menekankan tentang pustakawan yang mampu menjalankan fungsi kurator, aggregator cerdas sekaligus navigator informasi yang mumpuni,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Kang Maman menyampaikan beberapa hal yang sebaiknya dapat dilakukan untuk mendekatkan buku dengan masyarakat. Yang pertama, pengelola perpustakaan memiliki keyakinan bahwa perpustakaan adalah tentang kebebasan membaca, berpikir, berkomunikasi selain fungsi-fungsi lainnya.
“Kedua, perpustakaan adalah tentang pendidikan dimana tidak boleh berhenti hanya karena sekolah atau kampus selesai, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada pemustaka dalam memilih buku bacaan, melakukan kegiatan menulis setelah membaca, dan yang terakhir memberikan penghargaan untuk prestasi literasi,” pungkasnya.
Reporter: Anastasia Lily
Dokumentasi: Ahmad Kemal Nasution