Perpusnas Dukung Peringatan Membaca Nyaring Se-Dunia ke-15

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta—Membaca harus menjadi aktivitas bermakna, sebagai bagian dari budaya bangsa. Karena membaca bukan sekadar mengeja kata atau menyuarakan bacaan.

Ketua Dharma Wanita Persatuan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Teti Aminudin Aziz menyatakan untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kesepahaman. Menurutnya, melalui metode Read Aloud atau Membaca Nyaring, kesepahaman akan tercapai.

“Membaca, interaksi ketika membacakan, dan berbincang tentang buku, akan menghubungkan dengan dunia. Hal ini adalah hal yang terjadi saat kegiatan Membaca Nyaring,” jelasnya dalam peringatan World Read Aloud Day (WRAD) atau Hari Membaca Nyaring se-Dunia ke-15 yang diselenggarakan di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada Rabu (5/2/2025).

Dia menambahkan, akan terjadi pengalaman emosi dan intelektual yang lengkap sehingga tercipta jalan menuju kesepahaman dan jalan untuk menjadi literat.

Membaca Nyaring di rumah dan di sekolah, jelasnya, terbukti dapat meningkatkan kemampuan literasi anak. Membaca Nyaring juga meningkatkan ikatan sosial dan empati karena pendengar dapat menghubungkan dirinya dengan para tokoh dalam cerita.

“Kegiatan ini bisa mendukung program penguatan literasi keluarga dan pembangunan perpustakaan yang bertujuan untuk mempersiapkan keluarga yang berkualitas,” urainya.

Dalam peringatan WRAD ke-15, diselenggarakan “Pameran Buku Bermutu untuk Membaca Nyaring”. Buku yang ditampilkan merupakan buku bacaan anak, yang unggul dari sisi cerita maupun ilustrasi. Bahkan, ada peserta khusus yang memamerkan ilustrasi bacaan anak.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol semata, yang hanya sekali dilakukan. Masa depan anak-anak wajib dibangun dengan usaha berlanjut, yang tidak berhenti begitu saja atau hit and run,” jelasnya.

Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas Suharyanto menjelaskan pameran buku diselenggarakan agar masyarakat dapat semakin mengenal buku bacaan bermutu.

“Buku bacaan bermutu dapat digunakan untuk mendukung kegiatan membaca nyaring di berbagai lapisan masyarakat baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di perpustakaan. Pameran ini juga sebagai sarana promosi pentingnya mengenalkan bahan bacaan bermutu kepada anak sejak usia dini,” ucapnya.

Dia berharap pameran buku dapat meningkatkan minat membaca masyarakat Indonesia, sekaligus mempererat hubungan antarmasyarakat melalui kolaborasi bersama komunitas.

Sementara itu pendiri Reading Bugs, Roosie Setiawan, menjelaskan membaca buku adalah hal yang penting untuk anak-anak dan orang dewasa. Melalui momen peringatan WRAD ke-15, semua pihak diajak untuk membacakan buku kepada anak-anak.

“Karena anak-anak membutuhkan orang dewasa yang membacakan buku, anak-anak membutuhkan contoh bagaimana cara membaca yang baik dan benar. Mari sebagai orang dewasa menjadi teladan bagi anak-anak melalui membacakan buku,” urainya.

Selain pameran buku, peringatan WRAD ke-15 diisi dengan berbagai kegiatan yakni diskusi buku, sesi membaca nyaring, dan mini workshop. Kegiatan diselenggarakan di Ruang Koleksi Layanan Anak Lantai 7 Perpusnas Medan Merdeka Selatan yang berlangsung pada 5-8 Februari 2025.

Pada 2010, LitWorld mencanangkan WRAD untuk merayakan kegiatan membacakan nyaring. Kegiatan ini memiliki tujuan menciptakan komunitas dan mengadvokasi literasi sebagai hak asasi manusia yang mendasar. Kini, gerakan ini sudah diikuti oleh lebih dari 170 negara. WRAD adalah gerakan literasi yang mengajak masyarakat untuk membacakan nyaring cerita kepada anak dan orang lain.

Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Tim KUDI Perpusnas

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung