Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Azis menghadiri peluncuran buku "Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir".
Plt. Kepala Perpusnas juga menerima buku setebal 528 halaman yang merupakan kumpulan tulisan dari Lembaga Kajian Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Buku diserahkan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pada Senin (4/3/2024).
Ketua LKSS PP Muhammadiyah Fajar Riza Ul Haq menyampaikan pentingnya merawat Indonesia melalui cara-cara moderat.
"Indonesia memiliki DNA Pancasila yang merupakan hasil konsensus para pendiri bangsa. Genetik bangsa Indoensia adalah bangsa moderat, selalu mencari jalan tengah di tengah gesekan kiri dan kanan," ujarnya.
Dia mengatakan buku ini menawarkan pemikiran baru dari Haedar Nasir, mengajak untuk selalui mencari titik jalan tengah dalam keberagaman dan konteks politik bangsa.
"Spirit pemikiran bapak Haedar menginspirasi pembuatan buku baru ini. Bersama beberapa rekan, kami mencoba menggambarkan konsep jalan tengah sebagai solusi keberagaman dan politik kebangsaan," katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan peluncuran buku ini bukan hanya merayakan 66 tahun Haedar Nasir tetapi juga menghargai pemikiran moderat sebagai fondasi penting di tengah budaya pro kontra. "Kehadiran bapak/ibu di acara ini diharapkan memberikan dukungan untuk gagasan yang memperkuat kebangsaan dan keharmonisan masyarakat," jelasnya.
Dia berharap buku ini dapat menjadi inspirasi dan mendorong masyarakat untuk membangun budaya hidup jalan tengah.
Acara yang diselenggarakan di Ruang Teater Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Perpusnas ini dihadiri beberapa tokoh. Diantaranya, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendikbud Nadiem Makarim, Uskup Agung Kardinal Suharyo, dan Menteri KKP periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti.
Reporter: Wara Merdeka
Dokumentasi: Deni / Robi
