Literasi Finansial Dukung Perencanaan Keuangan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta - Seseorang akan gagal melakukan perencanaan keuangan apabila tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang literasi finansial.

Demikian disampaikan oleh Kepala Seksi Pengembangan Pasar Utang, Direktorat Jenderal Pembiayaan Anggaran dan Manajemen Risiko, Kementerian Keuangan RI, Ajik Purnomoputro pada kegiatan Sosialisasi Literasi Finansial dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai yang diadakan secara daring oleh Biro Perencanaan dan Keuangan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.

Perencanaan keuangan adalah proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terintegrasi dan terencana. Adapun jenis perencanaan keuangan yang dapat dilakukan diantaranya alokasi aset, pengeluaran besar, hari tua, mengelola utang, dana pendidikan, cash flow, dan asuransi.

“Mimpi itu harus berupa smart dream yang spesifik dan harus ada targetnya. Habis itu kita bisa melakukan financial check untuk mengetahui berapa banyak aset dan hutang yang kita miliki. Untuk mendukung tercapainya mimpi, hutang bisa disiasati untuk menjadi aset juga,” jelasnya.

Dewasa ini, masyarakat sedang berada dalam fase peralihan, dari yang awalnya saving society menjadi investing society. Berbeda dengan menabung, ada keuntungan yang diperoleh ketika melakukan investasi. Akan tetapi, selain untung juga ada ruginya.

“Supaya investasinya bagus kita harus melihat 2 hal yakni 2R Risk dan Return, serta 2L Legal dan Logic. Jadi kalau kita mengharapkan return yang tinggi itu risikonya juga tinggi. Lalu, dalam investasi itu tidak ada yang pasti jadi berinvestasilah di tempat yang legal dan harus sesuai logika,” terangnya.

Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana berpendapat bahwa literasi finansial adalah satu dari enam literasi dasar yang wajib diketahui oleh masyarakat. Literasi finansial merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, risiko, dan keterampilan dalam konteks finansial.

“Literasi finansial penting dimiliki untuk membekali diri dalam membuat keputusan yang efektif terkait finansial,” ucapnya.

Webinar sosialisasi literasi finansial ini diharapnya dapat membekali seluruh pegawai di lingkungan Perpusnas dengan kemampuan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan pribadi dan keluarga. Selain itu, ditengah gempuran disrupsi informasi yang masif, literasi finansial juga dapat membantu untuk mengambil kesimpulan dari informasi finansial yang diterima.

“Membantu orang berpikir secara kritis, dengan tidak mudah terlalu cepat bereaksi. Membantu meningkatkan pengetahuan finansial pegawai dengan cara membaca dan menganalisis informasi finansial. Membantu menumbuhkan serta mengembangkan kemampuan mengelola dan mengendalikan finansial setiap ASN di Perpusnas,” harapnya.

Hadir memberikan penjelasan, perwakilan dari bagian Funding & Retail Payment Sales Management Division Bank Rakyat Indonesia (BRI), Izzaty Nuril Fajri menginformasikan bahwa BRI memiliki satu produk tabungan investasi bernama Britama Rencana. Produk tabungan ini hadir dalam mata uang rupiah yang bisa diatur jangka waktu dan setoran tetap bulanan yang telah disepakati pada saat pembukaan rekening.

“Menabung itu bukan hal yang susah ya Bapak Ibu, kalau zaman dulu kan mungkin kita menabung di celengan atau disimpan di bawah bantal, nah sekarang seiring dengan perkembangan zaman di era digital ini menabung dapat menjadi sangat mudah. Contohnya tabungan Britama Rencana ini dapat dibuka melalui aplikasi Brimo,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari Investment Services Division BRI, Sandra Puspita menjelaskan sebuah produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI yakni BRIFINE yang merupakan produk investasi yang dapat membantu nasabah untuk merancang kesinambungan penghasilan masa purnanya.

“Adapun benefit dari BRIFINE diantaranya sebagai bagian dari perencanaan keuangan, hasil investasinya bebas pajak, return investasi yang didapatkan optimal, memiliki kemudahan dan fleksibilitas dalam pemilihan paket investasi, serta dapat memberikan akses portofolio investasi BRIFINE sangat mudah dan transparan,” paparnya.

Terkait pengelolaan hutang menjadi aset, perwakilan dari Card, Digital Lending & Assets Product Development BRI, Mirza Gholami membenarkan bahwa hutang dapat difungsikan dengan baik dengan cara mengubahnya menjadi sebuah bentuk usaha. BRI dalam hal ini memiliki BRIGUNA PRENEUR yang mengakselerasi dan mendukung UMKM.

“Dalam rangka mengakselerasi serta mendukung UMKM, khusus dari kalangan pegawai atau karyawan untuk memulai usaha dan mendapatkan penghasilan tambahan selain penghasilan fix incomenya. BRIGUNA PRENEUR hadir untuk memberikan dukungan berupa modal usaha serta dapat memiliki jenis usaha yang kekinian,” pungkasnya.

Reporter: Basma Sartika

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung