Peluncuran dan Dikusi Buku Perpusnas Press

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Bukittinggi – Sinergi dan kerja kolaborasi Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam kegiatan peluncuran dan diskusi buku Perpusnas Press, Yang Tak Lekang Digerus Zaman dan Hatta: Role Model nan Role Player, Kamis (10/09) bertempat di Hotel Rocky, Bukittinggi Sumatera Barat.

Peluncuran dan diskusi buku ini mengusung tema “Menulis Sebagai Proses Kreatif” dihadiri para penulis buku dan tamu undangan yang berasal dari beberapa Dinas Perpustakaan di Sumatera Barat. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk peringatan International Literacy Day 2022 yang jatuh setiap tanggal 8 September.

Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana dengan menghadirkan empat orang narasumber yaitu Muhammad Subhan (Penulis, Pegiat Literasi), Johnni (Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi), Mardhiyan Novita MZ (Penulis Buku, Duta Baca Sumatera Barat 2018-2022), Edi Wiyono (Pemimpin Redaksi Perpusnas Press) dengan dipandu oleh moderator Johar Dwi Aji Putra (Analis Humas UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta.

Dalam sambutannya Ofy Sofiana mengatakan bahwa kerja kolaborasi Perpusnas dengan segenap stakeholder dan penulis di daerah harus ditingkatkan untuk meningkatkan budaya baca dan literasi masyarakat. Untuk menjadi penulis yang baik tentunya harus membaca banyak sumber-sumber referensi.

“Dalam upaya memperkuat konten literasi dan penguatan perbukuan, Perpustakaan Nasional secara berkesinambungan mendorong lahirnya buku-buku baru. Berbagai kegiatan telah dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kepenulisan seperti Inkubator Literasi Pustaka Nasional dan workshop/pelatihan menulis. Kegiatan tersebut outputnya berupa tulisan-tulisan yang dibukukan dan diterbitkan untuk kemudian disebarluaskan ke masyarakat sebagai bagian dari pengayaan referensi dan sumber ilmu pengetahuan,” tambah Ofy.

Buku pertama berjudul Yang Tak Lekang Digerus Zaman adalah buku yang dihasilkan dari Inkubator Literasi Pustaka Nasional untuk wilayan Sumatera Barat. Inkubator Literasi Pustaka Nasional adalah program kepenulisan Perpustakaan Nasional RI yang diinisiasi Perpusnas Press. Kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat, khususnya pustakawan, pengelola perpustakaan dan pegiat literasi di daerah. Inkubator Literasi didesain untuk mendorong, membina dan mempercepat kemampuan dan keberhasilan masyarakat untuk menghasilkan karya dalam bidang penulisan yang kemudian dibukukan, diterbitkan dan didiseminasikan ke masyarakat.

Sedangkan untuk buku kedua yang berjudul HATTA: Role Model Nan Role Palyer adalah buku hasil kolaborasi UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dan Penerbit Perpusnas Press. Buku ini hasil dari workshop Karya Tulis Ilmiah Populer Tentang Bung Hatta. Kegiatan workshop karya tulis ini bertujuan untuk membekali peserta tentang kemampuan menulis secara kreatif sebagai dasar bagi peserta untuk menggali potensi dan mengasah skill dari ilmu tentang teknik menulis yang mereka dapatkan, sekaligus mendekatkan generasi muda kepada sosok Bung Hatta.

Sementara itu dalam sesi diskusi Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono mengatakan bahwa setiap tanggal 8 September sebagai Hari Keberaksaraan Internasional, sehingga bagaimana merelasikan kegiatan peluncuran dan diskusi buku ini dengan tema International Literacy Day 2022 yaitu Transforming Literacy Learning Spaces.  

“Hari ini merupakan Hari Literasi internasional. Bagaimana mentransformasikan ruang pendidikan dan direlasikan dengan kegiatan Inkubator Literasi Pustaka Nasional. Inkubator ini sebagai medium ruang belajar menulis untuk mendorong agar kepenulisan juga muncul di daerah, termasuk penulis-penulis dari Ranah Minang,” uangkapnya.  

Pembicara lainnya Muhammad Subhan menyampaikan bahwa ILPN Sumbar adalah program kerja sama dan kolaborasi antara Perpusnas Press dan Elipsis. Program ini ternyata bisa dibawa ke komunitas, disinilah peran pemerintah hadir untuk menghasilkan penulis daerah. Dari bimtek yang lulus diberikan semacam penguatan. Terpilih 15 orang yang menulis konten kearifan lokal Sumatera Barat.

 “Nilai ini sangat positif diangkat program ILPN. Dilakukan penulisan, perbaikan naskah, diskusi, sehingga lahirlah buku yang Tak Lekang di Gerus Zaman. Teman-teman penulis telah menemukan cinta pertamanya dibuku ini,” imbuh Founder Elipsis ini.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi, Johnni berbagi pengalaman tentang beberapa aktivitas terkait penguatan literasi masyarakat. “Penulis yang baik adalah pembaca buku yang baik. Menulis adalah proses membaca kreatif. Pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bukittinggi, saat covid kami meyiapkan ruang baca yang baik untuk masyarakat Untuk meningkatkan minat baca kita adakan buku digital. Dalam ektivitas menulis, ada salah satu siswa SMP sudah menghasilkan 20 Buku,” urainya.

Sementara itu pembicara lainya adalah Mardhiyan Novita MZ. Dia sebagai penulis dua buku yang diluncurkan dan didiskusikan yang juga sebagai Duta Baca Sumatera Barat 2018-2022. Buku pertama menulis tentang badoncek. “Awalnya bukan menulis tentang itu, tapi karena ada pedampingan penulisan, maka dirombak dan diperbaiki secara total,” tegasnya.

Sedangkan buku kedua tentang Bung Hatta terinspirasi saat kegiatan workshop kepenulisan yang diselenggaran UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. “Sejauh mana mereka mengenal Bung Hatta. Apa mereka bangga dengan Bung Hatta. Bung Hatta terpinggirkan dan terlupakan. Disitulah mucul ide tentang mempertanyakan eksistensi Hatta di wawasan dan hati kita. Apakah benar kita rindu dengan kepemimpinan beliau,” ujarnya mempertanyakan. Justru pertanyaan dan kegelisahan inilah yang membuat Dhiyan terpilih sebagai penulis terbaik untuk kedua buku yang diluncurkan. 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung