Cikini, Jakarta - Perpustakaan Nasional RI kembali menggelar pemilihan pustakawan berprestasi terbaik. Acara dibuka langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Senin (19/10).
Â
Kepala Perpustakaan Muhammad Syarif Bando mengatakan, ajang pemilihan pustakawan berprestasi terbaik ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap pustakawan yang telah menunjukkan kinerja dan memberikan manfaat bagi pemustaka, khususnya di era pandemi ini.
Â
Mereka adalah para duta kita, yang telah memberikan layanan dan hadir untuk masyarakat. Di situasi pandemi covid-19 menjadi ujian untuk membuktikan bahwa peran perpustakaan dan pustakawan tetap dapat terasa oleh masyarakat, ungkapnya.
Â
Pustakawan di era milenial sudah selayaknya dapat berinovasi secara kreatif dalam menyajikan informasi dan memberikan layanan yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat milenial. Seperti halnya yang telah dilakukan Perpustakaan Nasional dengan menghadirkan CoronaPedia yang merupakan kumpulan informasi mengenai Covid-19 yang dapat diakses melalui iPusnas. Layanan virtual reference melalui 'Tanya Pustakawan' dimana pemustaka dapat meminta mencarikan informasi yang mereka butuhkan kepada pustakawan.
Â
Layanan referensi virtual ini mendapatkan respon yang sangat positif dari berbagai kalangan pemustaka, bahkan dari informasi yang saya dapatkan, permintaan informasi melalui layanan referensi virtual ini lebih banyak dari era sebelum covid-19, lanjutnya.
Â
Syarif berharap, melalui pemilihan pustakawan berprestasi terbaik ini dapat menjadi stimulus bagi seluruh pustakawan yang ada di Indonesia untuk lebih giat berkarya dan berinovasi dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat.Â
Â
Pustakawan diperlukan karena tidak semua orang memiliki profesi yang mampu mengumpulkan yang berserakan, pustakawan diperlukan karena dia mampu membuat desiminasi informasi yang siap dimanfaatkan oleh siapapun.
Â
 Melalui pemilihan pustakawan berprestasi ini menjadikan kita semangat bahwa mampu mengangkat harkat dan martabat pustakawan Indonesia. Pustakawan diharapkan mampu memenuhi harapan pemustaka dalam pemenuhan informasi, ungkapnya.
Â
Sementara itu, President IFLA Cristine Mackenzie mengapresiasi pustakawan yang secara cepat menyesuaikan layanan perpustakaan di masa pandemi saat ini.
Â
Kita perlu menyesuaikan diri dengan hal itu, perpustakaan sebenarnya tidak tutup. Mereka masih menyediakan program dan layanan yang disesuaikan dengan situasi yang baru. Dan saya melihat peningkatan besar pengguna layanan online. Kemampuan menyesuaikan secara cepat sangat mengesankan, tuturnya.
Â
Hal senada juga diungkapkan oleh, Manager of the IFLA Regional Office for Asia and Oceania, Soh Lin Li mengatakan saat ini kita telah beradaptasi dan beroperasi dengan cara baru layanan perpustakaan tetap dilakukan. Pustakawan secara cepat dapat membuat strategi dan menemukan model baru melayani dalam program daring.
Â
Untuk mereka yang tidak memiliki akses internet pustakawan Indonesia berusaha keras untuk menjangkau mereka dan bahkan untuk mereka yang dikarantina. Saya terinspirasi dengan pustakawan di wilayah kita. Dan mendorong agar pustakawan menjadi gesit dan menjalin kemitraan baik di dalam dan luar negeri, katanya.
Â
Acara yang berlangsung pada 18-24 Oktober 2020 ini diikuti sebanyak 32 pustakawan yang mewakili provinsi masing-masing. Peserta merupakan pustakawan terbaik yang sudah lolos seleksi di tingkat provinsi.
Â
Berbeda dari tahun sebelumnya, proses penilaian pustakawan berprestasi terbaik tahun ini dilakukan secara virtual. Seluruh peserta akan mengikuti seluruh tahapan penilaian mulai dari tes kognitif, hingga presentasi dan wawancara.
Â
Â
Reporter: Wara Merdeka