Peringatan 5 Tahun Usia, Perpusnas Press Kembali Luncurkan 25 Judul Buku

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta - Perpusnas Press kembali meluncurkan 25 judul buku dalam rangka memperingati hari jadi ke-5 tahun yang jatuh pada 23 Juli 2024. Peluncuran buku ini sejalan dengan semangat “Tulis, Terbit, Sebarkan” yang selama ini diusung Perpusnas Press.

“Ungkapan ini menggambarkan kolaborasi atau kerja sama dalam mengembangkan dan mewujudkan ide-ide atau gagasan penting. Ini sebagai upaya untuk merayakan pengetahuan menuju Indonesia yang terus bertransformasi melalui berbagai macam tulisan yang diterbitkan dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat,” ungkap Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso.

Dalam kegiatan Peluncuran Buku dan Gelar Wicara menyambut 5 tahun Perpusnas yang mengangkat tema “Lima Tahun Perpusnas Press: Bersama Menghidupkan Gagasan” tersebut dirinya juga mengungkap, Perpusnas Press telah menerbitkan lebih dari 400 Judul buku. Baik itu buku yang berasal dari permohonan penulis/masyarakat, buku yang dihasilkan dari proses kolaborasi, maupun buku hasil dari alih aksara dan saduran dari naskah-naskah kuno.

“Ini adalah prestasi yang harus kita tingkatkan ke depan sebagai upaya menghadapi berbagai tantangan dan memenuhi kebutuhan atas buku-buku berkualitas,” sebutnya pada Rabu (24/7/2024).

Di sisi lain Joko Santoso menyebut masalah yang seringkali timbul di kalangan penerbit adalah kualitas tulisan dan laku tidaknya buku apabila dijual. Dirinya menegaskan, Perpusnas Press hadir untuk menjawab tantangan tersebut karena tidak bicara terkait bagaimana buku dijual. Perpusnas Press hadir untuk mentransformasikan ide dan gagasan dalam bentuk buku, kemudian didistribusikan, dan diperluas pemanfaatannya.

Tidak hanya dalam lingkup penerbitan, Joko Santoso juga mengatakan Perpusnas Press telah membuktikan eksistensinya di dunia kepenulisan melalui program Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN). Sampai saat ini ILPN telah menghasilkan 600 penulis dari berbagai daerah yang menerbitkan 45 buku tematik berbasis kearifan lokal.

“Melalui inkubator literasi, diharapkan akan terbit buku-buku bermutu yang dibutuhkan masyarakat, utamanya yang berbasis kearifan lokal. Selain itu juga akan muncul dan lahir penulis-penulis hebat dari seluruh penjuru negeri, terutama yang berasal dari daerah. Sekali lagi, kegiatan ini tentunya ini selaras dengan semboyan Perpusnas Press yaitu tulis, terbit, sebarkan,” terangnya.

Pada sesi gelar wicara peringatan 5 tahun Perpusnas Press menghadirkan narasumber yaitu para penulis buku yang telah menerbitkan tulisannya melalui Perpusnas Presss. Diantaranya Pustakawan Perpusnas, Frial Ramadhan dan Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, Safrizal Zakaria Ali. Hadir juga pada kesempatan yang sama Pegiat Literasi, Maman Suherman dan Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, Safrizal Zakaria menjadi salah satu penulis yang bukunya diterbitkan melalui Perpusnas Press menceritakan bagaimana dirinya sebagai seorang birokrat bisa berhasil menulis 9 buku.

Menurutnya, bagi seorang birokrat tantangan untuk terjun ke dunia penulisan salah satunya adalah tidak ada waktu menulis. “Padahal itu semua bisa diatasi. Kurang waktu bisa diatasi dengan kerjasama, kurangnya ide bisa diatasi dengan diskusi, apabila butuh perspektif baru maka bicaralah kepada para ahli,” tutur Safrizal.

Safrizal juga mengatakan menulis adalah tentang menemukan ide. Baginya, manifestasi ide itu sangat penting dan menulis menjadi cara untuk meninggalkan warisan ketika sudah tiada nantinya.

“Kemudian ketika menulis buku maka kita perlu membaca buku sepuluh kali lipat lebih banyak. Tidak bisa menulis buku tanpa membaca buku. Jika sudah mendapat kenikmatan membaca buku akan kecanduan,” ungkapnya.

Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono menuturkan bahwa eksistensi Perpusnas Press  sampai saat ini merupakan bentuk kolaborasi dan kontribusi para penulis yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kedepannya Edi berharap Perpusnas Press akan terus menjadi ruang aktualisasi ide bagi para penulis.

“Kita ingin siapapun dan apapun profesi seseorang, dia juga punya keahlian menulis. Jadi menulis bukan sebagai profesi tunggal. Penulis bisa melekat ke profesi apapun dan kita berharap profesionalisme orang tersebut akan semakin meningkat kalau dia juga bisa menulis,” pungkasnya.


Reporter: Eka Purniawati
Fotografer: Alfiyan T. A

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung