Perkuat Literasi dan Pengembangan Sistem Perpustakaan, Pusat Sejarah TNI Kunjungi Perpusnas

Perkuat Literasi dan Pengembangan Sistem Perpustakaan, Pusat Sejarah TNI Kunjungi Perpusnas

Perkuat Literasi dan Pengembangan Sistem Perpustakaan, Pusat Sejarah TNI Kunjungi Perpusnas

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Bahas potensi kerja sama dalam penguatan literasi, pelestarian buku kuno, serta pengembangan sistem perpustakaan, Kepala Pusat Sejarah TNI beserta jajaran kunjungi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

 

Kunjungan diterima langsung oleh Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz beserta jajaran di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

 

Dalam pertemuan ini, Aminudin Aziz menyampaikan program prioritas Perpusnas, yaitu penguatan budaya baca dan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, serta standardisasi dan akreditasi perpustakaan.

 

Menurutnya, tiga program tersebut perlu dukungan infrastruktur memadai, teknologi informasi yang sesuai, serta kerja sama dengan berbagai mitra. “Karena kami ingin menggelorakan program literasi sebagai tanggung jawab bersama,” ungkapnya.

 

Aminudin Aziz berharap dapat berkolaborasi dengan TNI, terutama dalam pengiriman buku untuk anak di daerah terpencil maupun di daerah konflik dengan bantuan pesawat udara.

 

Kepala Pusat Sejarah TNI, Brigjen Stefie Jantje Nuhujanan, menyambut baik gagasan kerja sama ini. Ia menegaskan bahwa Pusat Sejarah TNI juga memerlukan bimbingan teknis dalam restorasi buku-buku kuno yang dimiliki oleh Pusat Sejarah TNI dan pengembangan sistem perpustakaan berbasis digital, terutama terkait dengan instalasi dan pemanfaatan sistem Integrated Library System (Inlis).

 

“Perlu kami informasikan juga bahwa koleksi yang dimiliki perpustakaan pusat TNI dan perpustakaan di museum ataupun monumen masih cukup terbatas dan kuno, sehingga ketertarikan pengunjung, terutama pelajar, masih sangat kurang,” imbuhnya.

 

Menanggapi hal tersebut, Aminudin Aziz mengatakan bahwa kebijakan baru untuk bantuan buku bukan ditentukan oleh Perpusnas, namun berdasarkan kepentingan penerima. “Terlepas dari urusan jumlah, yang terpenting adalah substansi buku itu. Karena satu buku yang sangat fundamental lebih bermakna dari sepuluh buku yang hanya berisi serpihan cerita,” tuturnya.

 

Pada akhir pertemuan, Aminudin Aziz menyampaikan apresiasi atas kunjungan dari Kepala Pusat Sejarah TNI dan menegaskan bahwa kerja sama antara kedua lembaga perlu ditindaklanjuti secara teknis oleh masing-masing tim. "Saya senang sekali bisa menerima kunjungan ini. Jika diperlukan, kita dapat mempertimbangkan implementasi MoU ke depannya," pungkas Aminudin Aziz.

 

Reporter: Gilang Arwin Saputri
Dokumentasi: Prakas Agrestian

Galeri