Perpusnas Gelar Sosialisasi Kegemaran Membaca: Tingkatkan Literasi Keluarga

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Rawamangun, Jakarta– Persoalan bangsa seperti kemiskinan dan masalah stunting terjadi karena tidak hanya dari faktor kemiskinan ekonomi saja tetapi yang paling fundamental adalah adanya kemiskinan informasi dan pengetahuan.

 

Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar dalam kegiatan Sosialisasi Kegemaran Membaca dengan Tema “Cara Mudah, Sederhana dan Penuh Cinta Mendampingi Anak dalam Literasi Keluarga” Selasa ( 24/9/2024).

 

“Keluarga-keluarga muda tidak memiliki pengetahuan untuk memberikan asupan yang baik terhadap anak-anak. Maka peran perpustakaan adalah melakukan diseminasi dan juga pertemuan-pertemuan,” jelasnya.

 

Menurut IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions), tujuan perpustakaan anak adalah sebagai pusat informasi, pembelajaran dan penguatan kebudayaan dengan kegiatan-kegiatan literasi di dalamnya.

 

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kegiatan yang diselenggarakan sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 43 tahun 2007 pasal 48 mengenai “Pembudayaan Kegemaran Membaca.”

 

“Dikatakan bahwa strategi yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan pembudayaan kegemaran membaca dan literasi berdasarkan tiga pilar utama. Yang pertama adalah pendidikan, kedua adalah keluarga dan yang ketiga adalah masyarakat.” jelasnya.

 

Mengutip filsuf Tiongkok pada abad ke 16 Confucius yang mengatakan ketika keluarga kuat maka negara kuat, ketika keluarga lemah negara lemah. Maka keselarasan yang terjadi  berangkat dari keluarga. 

 

“Jadi keluarga sangat penting sekali dan juga teori ekologi juga demikian, bahwa ada satu faktor yang mewarnai kehidupan manusia dalam mikrosistem yaitu keluarga. Jadi intinya berangkat dari keluarga,” tuturnya.

 

Selain itu, Deputi Adin berterima kasih kepada para peserta yang hadir dan berharap agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang baik kedepannya.

 

“Semoga kegiatan ini bisa memberikan dampak yang baik dan mendapatkan pengetahuan terutama mahasiswa, para pegiat literasi karena masa depan bangsa kita ditangan saudara-saudara,” pungkasnya.

 

Dalam acara ini diadakan penyerahan bantuan buku bacaan bermutu oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar kepada masing-masing perwakilan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ada di Jakarta.

 

Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan dalam sambutan sekaligus membuka acara ini  menyampaikan pentingnya keberpihakan orang tua terhadap penyediaan bahan bacaan dan literasi serta dalam membangun kebiasaan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan keinginan membaca pada diri anak.

 

“Keluarga yg berpihak itu ada dua. Yang pertama, programnya yang disepakati antara suami dan istri misalnya dalam pembelian buku. Ini harus kompak. Visi dan misi disamain. Yang kedua yang tidak kalah penting adalah anggarannya dialokasikan, kalau boleh, beli buku sama cepatnya dengan beli pulsa,” tuturnya.

 

Menurutnya, keberpihakan orang tua terhadap penyediaan bahan bacaan dan literasi bagi anak tidaklah mudah karena yang paling praktis adalah pemberian gawai pada anak.

 

Lebih lanjut, kepada para mahasiswa yang hadir sebagai peserta di acara ini dia berpesan untuk meningkatkan harkat dan martabat orang tua tidak hanya dengan mendapat gelar sarjana saja melainkan dengan menjadi bermanfaat bagi orang lain.

 

“Bermanfaat bagi orang banyak modalitas nya, yang dibutuhkan adalah mengembangkan kemampuan (skill)  diri yang didapat utamanya dari membaca buku, candradimuka membuka wawasan,” pungkasnya.

 

Penulis dan pegiat literasi Maman Suherman menekankan agar orang tua menemani anak-anak membaca buku karena hal tersebut juga memberikan manfaat bagi orang tua yaitu menimbulkan bonding (ikatan) batin yang kuat antara anak dan orang tua.

 

“Buku kalau cuma ditaruh, anak tidak akan sentuh tetapi kalau buku didongengkan, dibacakan bareng-bareng, membaca nyaring, mendongeng dan lain sebagainya ada interaksi dan kehangatan dan kemudian ada kerinduan yang setiap saat muncul,” ungkapnya.

 

Selain itu, dia menjelaskan cara mudah merayu anak membaca buku antara lain membiarkan anak memilih buku sesuai minat anak, menyediakan beragam jenis buku dan memastikan buku mudah diakses, melakukan interaksi dengan anak ketika membaca buku, membacakan cerita tentang hal-hal yang disukai anak, melakukan kegiatan setelah membaca seperti mengajak anak melakukan hal-hal seperti dalam buku yang dibaca.

 

Sementara itu, Let's Read Program Officer Sinta Dewi Aryasatyani memaparkan cara mengembangkan literasi pada usia dini adalah dengan membentuk suasana yang interaktif dan menyenangkan yang berlandaskan perhatian, cinta dan penghargaan terhadap potensi anak sehingga anak nyaman berbicara dan merasa dihargai.

 

“Jadi tidak semata-mata harus membaca buku tetapi memang ada fasenya. Seperti misalnya mengajak berbicara, salah satu fase untuk menumbuhkan literasi pada anak. Kemudian membacakan buku bergambar, bercerita, memberikan reaksi dan tanggapan, mengajukan pertanyaan terbuka, mengidentifikasi bentuk huruf kemudian dengan menggambar,” jelasnya.

 

Selain itu, dia menjelaskan Lets read adalah perpustakaan digital buku cerita anak yang memiliki koleksi 10.000 buku dalam 60 bahasa termasuk bahasa Inggris, Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Batak Toba dan Minang yang dapat diakses melalui laman www.letsreadasia.org atau dapat diunduh melalui gawai tanpa mendaftar dan tidak berbayar. 

 

Dalam kesempatan ini, Dosen FIP PAUD UMJ sekaligus penulis buku parenting Adiyati Fathu Roshonah menjelaskan jika ingin membuat anak pintar maka orang tua harus membacakan buku, berinteraksi dengan anak dan berliterasi dalam keluarga.

 

Dia menambahkan literasi keluarga perlu stimulasi dari orang tua, yakni ibu sebagai guru pertama dan ayah menjadi kepala sekolah.

 

“Kalau tadi disampaikan Bang Putra, harus saling mendukung, harus memiliki yang namanya keberpihakan,” jelasnya.

 

Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Jakarta dan Rumah Baca Zhaffa Yudy hartanto dalam paparannya menyampaikan ada tiga peran TBM dalam mendorong literasi keluarga. Pertama menginspirasi minat membaca dengan menciptakan lingkungan membaca yang menarik, mengadakan kegiatan literasi keluarga, menghadirkan peran model literasi.

 

“Yang kedua adalah membantu akses pendidikan dengan menyediakan akses buku gratis, mendukung pembelajaran aktif, menghubungkan dengan sumber pendidikan lain.” jelasnya.

 

Yang terakhir adalah mendorong keterlibatan orang tua dengan pengembangan program literasi keluarga, mengadakan workshop pendidikan orang tua, membangun komunitas literasi keluarga.



Reporter: Anastasia Lily

 

Dokumentasi: Prakas Agrestian 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung