Perpusnas Lantik Pejabat Baru, Dorong ASN Adaptif di Era Kecerdasan Buatan
Salemba, Jakarta— Jumlah pejabat fungsional di lingkungan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mencapai 1.042 orang atau sekitar 84,92% dari total pegawai sebanyak 1.227 orang. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah pejabat manajerial yang hanya 32 orang (2,61%) dan pelaksana sebanyak 153 orang (12,47%).
Komposisi pejabat fungsional yang lebih besar menunjukkan bahwa jabatan fungsional merupakan tulang punggung Perpusnas dalam menjalankan fungsi layanan dan pengembangan kelembagaan.
Demikian disampaikan Sekretaris Utama (Sestama) Perpusnas, Joko Santoso, dalam arahannya pada pelantikan satu pejabat struktural, yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha Inspektorat, Uli Sulastri, dan 20 pejabat fungsional di lingkungan Perpusnas yang terdiri dari analis Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur, auditor, pustakawan, dan asisten pustakawan, Selasa (15/7/2025).
“Hal ini dapat menjadi satu harapan dan potensi yang luar biasa dalam meningkatkan fleksibilitas organisasi terutama dalam menyelesaikan berbagai macam tuntutan berdasarkan analisis situasi, menyelesaikan persoalan internal, serta terus mengupayakan akselerasi terhadap perubahan situasi yang terjadi seperti misalnya perubahan kemajuan teknologi, demografi, kebijakan dan sebagainya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sestama Joko, menekankan agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Perpusnas memiliki kemampuan dan kompetensi yang sesuai dalam penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) guna menjalankan tugas dan kewajibannya.
“Kita perlu memiliki kemampuan dan kompetensi yang sesuai dengan menghadapi berbagai macam tantangan dengan memanfaatkan peluang tersebut. Khususnya para pejabat fungsional di dalam era Internet of Things (IoT). Ini terkait dengan implementasi AI yang sudah marak digunakan di kalangan peneliti, dosen dan akademisi,” tuturnya.
Oleh karena, Sestama Joko, menghimbau kepada seluruh ASN di lingkungan Perpusnas agar senantiasa mengembangkan kemampuan berpikir secara strategis dan analitis guna menghadapi perubahan dan perkembangan yang disebabkan percepatan teknologi informasi.
“Ini adalah bagian penting dari upaya kita sebagai lembaga perpustakaan yang terus mendorong berbagai inovasi dan kreasi sehingga dapat mendorong masyarakat untuk bisa mendapatkan inspirasi dari seluruh layanan kita,” pungkasnya.
Reporter: Anastasia Lily
Dokumentasi: Andri Tri Kurnia
Galeri
