Perpusnas RI Mendukung Ambon Menjadi Kota Musik Dunia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Perpustakaan Nasional RI mendukung upaya Ambon menjadi Kota Musik Dunia. Dukungan diberikan Perpusnas melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan Pemerintah Kota Ambon mengenai pendirian pusat dokumentasi musik nasional. Pada Mei 2019, Kota Ambon akan didaftarkan menjadi Kota Musik Dunia ke Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyatakan melalui UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, Perpusnas menyimpan karya cetak dan karya rekam dari seluruh Indonesia. “Perpusnas telah menghimpun dan menyimpan koleksi bahan pustaka di antaranya koleksi musik video dan audio visual. Dokumentasi ini tentunya mendukung berdirinya pusat dokumentasi nasional,” jelas Syarif Bando sebelum menandatangani nota kesepahaman antara Perpusnas dengan dengan Pemkot Ambon dan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (Asiri) di Auditorium Soekarman, Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jakarta, pada Senin (29/10).

Syarif menegaskan Perpusnas sebagai institusi peradaban mendukung langkah pemerintah di pusat dan daerah dalam menjalankan tugasnya. Dalam mewujudkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia, Perpusnas siap dijadikan sebagai rujukan. “Pemerintah berharap industri musik kreatif menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat Kota Ambon dan tentu saja provinsi Maluku, serta seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan penetapan Presiden RI Joko Widodo tentang ekonomi kreatif yang harus menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” tuturnya.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan inisiatif pencanangan Ambon Kota Musik Dunia sudah dilakukan pada 29 Oktober 2016 di Ambon, Maluku. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kota Ambon bersama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melaksanakan 25 action plan atau rencana strategis. Menurut Richard, sejak ada sentuhan nilai akademis, persepsi orang Ambon terhadap musik mengalami perubahan. “Musik menjadi sektor yang potensial secara ekonomis,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik menyatakan musik merupakan ciri khas Ambon. Di mana kebanyakan penyanyi kenamaan di Indonesia memiliki akar budaya Ambon. Meski begitu, menurut Ricky Joseph, persyaratan menjadikan Ambon sebagai Kota Musik Dunia bukan hal yang mudah. Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah membangun pusat dokumentasi yang memperlihatkan peran Ambon dalam lanskap musik nasional, regional, bahkan internasional dari sisi akar musiknya. Selain itu, menampilkan hal secara kasat mata yang menjadikan Kota Ambon sebagai pusat musik.

“Dan yang paling penting, bagaimana menampilkan hubungan musik nasional dengan Ambon dan Maluku secara umum bisa dipresentasikan ke masyarakat, dan bisa ditawarkan sebagai sebuah destinasi bagi yang berkunjung ke Ambon untuk menikmati pengalaman bagaimana pengaruh Ambon dalam sejarah musik nasional,” tuturnya.

Dalam kegiatan ini, nota kesepahaman juga ditandatangani antara Pemkot Ambon dengan Museum Musik Indonesia dan temu wicara dengan tema “Membangun Peradaban Bangsa Melalui UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan KCKR”.

Reportase: Hanna Meinita

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung