Depok, Jawa Barat - Perkembangan literasi di kota Depok secara perlahan meningkat dan peran perpustakaan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. "Masyarakat dapat mengakses perpustakaan melalui website dan terdapat Taman Bacaan Masyarakat di 11 kecamatan. Kegiatan literasi juga marak dilakukan oleh penggerak PKK, komunitas masyarakat sehingga dapat dikatakan warga Depok merupakan masyarakat pembelajar," ujar Walikota Depok Muhammad Idris dalam sambutannya pada acara Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Aula Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Depok, pada hari Kamis (20/7).
Idris menyampaikan walaupun Dinas Perpustakaan Kota Depok usianya masih sangat muda, akan berupaya melayani masyarakat melalui ketersediaan buku-buku yang berkualitas. "Perpustakaan Umum Kota Depok memiliki 27.000 eksemplar dan saat ini telah terotomatisasi melalui sistem aplikasi INLIS," terang Idris. Walikota Depok menerangkan bahwa Perpustakaan Umum Kota Depok juga telah terhubung dengan Indonesia OneSearch yang merupakan jejaring perpustakaan yang dikembangkan oleh Perpusnas RI.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando yang menjadi keynote speaker selalu menekankan pentingnya perpustakaan dalam membangun sumber daya manusia. "Jangan dikatakan minat baca yang rendah tapi ketersediaan bahan bacaan yang tidak memadai. Di jakarta dan sekitarnya 1 buku ditunggu oleh 10.000 orang, di Kalimantan, Sulawesi, Papua dan sekitarnya 1 buku ditunggu oleh 15.000 orang," terang Syarif.
Syarif mencontohkan di Finlandia waktu belajar di sekolah hanya 2 jam. Kualitas sumber daya manusia negara Finlandia ditentukan oleh tiga faktor yaitu gizi, bahan bacaan dan pendidiknya. Kecepatan standard membaca saat ini 300 kata per menit, kecepatan yang sedang saat ini 500 kata per menit, di Eropa dan Amerika kecepatan membaca antara 800 hingga 1000 kata per menit. "Kenapa kita membaca yaitu untuk mengukur tingkat kemampuan yang kita miliki," imbuh syarif. Ka Perpusnas menjelaskan ke peserta melalui gambar mobil formula dan mengevaluasi sejauh mana tingkat pengetahuan peserta, apakah bisa memakai, bisa merakit, mengerti, design dan manajemen produk.
"Suatu negara yang maju dan berkembang memiliki kemampuan membaca, berwacana dan menulis yang efektif," papar Kepala Dinas dan Kearsipan Kota Depok Siti Chaerijah Aurijah. Salah satu tolak ukur tingginya minat baca adalah dengan kunjungan ke perpustakaan. Talkshow Pembudayaan Kegemaran Membaca menghadirkan Pustakawan Ahli Madya Perpusnas Sri Mulyani dan Pegiat Literasi Wien Muldian, pada saat yang bersamaan juga diselenggarakan Pekan Koperasi Kota Depok selama 3 hari (19-21 Juli) bertempat di Lapangan Balai Kota Depok dalam rangka HUT Koperasi Nasional ke-71 Tahun 2018.
Reportase : Arwan Subakti