Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Pembukaan Pameran Peringatan 100 Tahun Ali Akbar Navis (A. A. Navis) diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Senin (18/11/2024).
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar mengatakan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menyebutkan Perpusnas bertanggung jawab mengembangkan koleksi nasional untuk memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat dan untuk melestarikan hasil budaya bangsa.
Karya-karya A. A. Navis dalam hal ini menjadi salah satu karya dalam pengembangan koleksi nasional dalam memfasilitasi masyarakat pembelajar sekaligus melestarikan hasil karya anak bangsa.
“Perpusnas adalah lembaga non kementerian dengan fungsi dalam rangka dan mendukung pendidikan nasional dan kemajuan kebudayaan dan pembangunan karakter,” ucap Adin.
Kegiatan ini merupakan upaya mengapresiasi penetapan hari lahir A. A. Navis sebagai perayaan internasional oleh UNESCO.
Mengapa A. A. Navis menjadi tokoh yang ditetapkan?
Pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan simbolisasi kebermaknaan.
"Perlu simbol di Indonesia yang tidak hanya memperkaya pengetahuan tapi juga membentuk pemikiran hebat. Misalnya bagaimana gender perlu diteliti kembali, beberapa cerpen beliau ingin merekonstruksi itu. Kemudian juga tentang kehidupan sosial masyarakat Indonesia seusai kemerdekaan. Ada banyak hal yang bisa diangkat dari A. A. Navis," jelasnya.
A. A. Navis, salah satu sastrawan besar yang tak hanya memberi warna pada sastra Indonesia tetapi juga menggerakkan wacana kebudayaan di Tanah Air.
Dia dipandang sebagai salah satu tokoh terkemuka yang membantu membentuk peradaban bersama melalui kontribusinya pada pengayaan budaya untuk pemahaman universal dan perdamaian.
Gayanya yang lugas namun penuh makna, menggugah kita semua untuk merenungkan nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam konteks sosial yang terus berkembang.
Selain itu A. A. Navis juga dikenal sebagai seorang pemikir kritis yang berani berbicara tentang isu-isu kebudayaan, pendidikan, dan identitas nasional.
Dengan keberaniannya, dia menjadi salah satu suara yang mendorong kita untuk terus mempertanyakan, memperbaiki, dan memperbarui kehidupan bermasyarakat.
Kemandirian dan keberanian A. A. Navis tersebut menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk ikut membongkar dan keluar dari kungkungan tatanan sosial, budaya, simbolik, dan keagamaan.
Dia telah memberi pelajaran untuk berani secara intelektual dan akademik mempersoalkan kembali situasi dan kondisi apa yang telah, sedang, dan akan terjadi dalam tubuh bangsa Indonesia.
Reporter: Basma Sartika
Dokumentasi: Aditya Irfan Fakhruddin dan Ahmad Kemal Nasution