Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Penguatan reformasi birokrasi adalah salah satu prioritas utama dari Pemerintah Indonesia, yang merupakan bagian dari agenda besar dalam mewujudkan visi "Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045".
Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelilaan Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Suharyanto mengatakan penguatan reformasi birokrasi dalam hal ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menyukseskan pelayanan publik yang berkualitas.
“Penyelenggaraan pelayanan publik yang inklusif dan nondiskriminatif ini merupakan amanat konstitusi UndangUndang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat (2), UndangUndang No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, serta Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik,” ucapnya pada kegiatan Gebyar Pujasintara: Apresiasi Pustakawan Layanan Berkinerja Terbaik dan Pemustaka Teraktif 2024, Selasa (10/12/2024).
Dalam pembangunan ekosistem pelayanan publik yang inklusif, penyelenggara pelayanan publik wajib memastikan berbagai aspek aksesibilitas pelayanan publik.
Ada lima aspek yakni aspek kebijakan dan komitmen pimpinan, aspek aksesibilitas fisik, aspek aksesibilitas komunikasi dan informasi, aspek akomodasi yang layak, dan aspek sumber daya manusia.
Perpusnas sebagai salah satu lembaga yang memberikan pelayanan publik memainkan peran yang sangat penting dalam membangun budaya literasi di Indonesia.
Di balik prestasi membanggakan yang berhasil diraih oleh Perpusnas pada tahun 2024, ada peran serta pustakawan yang berdedikasi tinggi dan memberikan pelayanan dengan sepenuh hati.
Dalam era informasi yang begitu cepat ini, pustakawan berfungsi sebagai penyaring, pengorganisir, dan penghubung antara informasi yang melimpah dengan pemustaka yang membutuhkan pengetahuan untuk terus berkembang.
Pustakawan layanan terbaik yang diberikan apresiasi adalah sosok yang dengan tulus memberikan pelayanan prima kepada para pemustaka. Mereka tidak hanya menguasai pengetahuan tentang koleksi perpustakaan, tetapi juga memahami pentingnya sikap ramah, sabar, dan tanggap terhadap setiap kebutuhan pemustaka.
Tak hanya pustakawan, penghargaan juga diberikan kepada pemustaka teraktif. Mereka adalah individu-individu yang tidak hanya datang untuk membaca atau mencari buku, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Perpusnas. Mereka memanfaatkan setiap fasilitas perpustakaan untuk mengembangkan diri, memperluas pengetahuan, dan memperkaya wawasan.
Perubahan lingkungan strategis yang semakin cepat dan penuh ketidakpastian menuntut adanya inovasi dalam pelayanan publik, yang mengutamakan efisiensi, kecepatan, dan transparansi.
Untuk itu, selain pemberian penghargaan kepada pustakawan layanan terbaik dan pemustaka teraktif, kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk melakukan peluncuran inovasi MetaPERPUS.
MetaPERPUS yang merupakan singkatan dari Metadata Perpustakaan, adalah sebuah inovasi untuk menyajikan informasi mengenai koleksi Perpusnas secara menarik melalui platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok.
“Lakukan inovasi, meskipun sederhana dan bukan hal yang baru di tempat lain, namun mampu menjadi keunggulan tersendiri di Perpusnas. Melalui promosi yang dilakukan, diharapkan ada peningkatan kunjungan dan pemanfaatan koleksi oleh pemustaka,” harapnya.
Pada sesi diskusi kelompok terpumpum, Analis Kebijakan Muda Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), Dinda Puspaningtyas memaparkan pengembangan inovasi merupakan upaya meningkatkan kualitas dan menyebarluaskan inovasi guna meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Cara berinovasi yang bisa KemenPANRB sarankan bentuknya berupa transfer of knowledge (replikasi/adaptasi/adopsi inovasi) dan peningkatan serta perluasan cakupan inovasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dinda menerangkan cara berinovasi melalui replikasi yang disarankan KemenPANRB memiliki perbedaan dengan yang umumnya dilakukan. Perbedaannya terletak pada dihilangkannya proses menyusun gagasan dan menyiapkan prototype. Sehingga, setelah masalah diidentifikasi, proses selanjutnya adalah implementasi kemudian monitoring dan evaluasi.
Sementara itu, Tokoh Publik, Olivia Zalianty mengungkapkan rasa bangganya kepada seluruh pihak yang berperan dalam menjadikan Perpusnas sebagai ruang publik keren melalui inovasi-inovasinya.
Membuat sebuah inovasi menurutnya mudah namun tidak dengan menjaga, menjalankan, hingga memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
“Generasi saat ini inginnya yg serba efisien sehingga saya yakin MetaPERPUS ini mampu lebih luas menjangkau mereka,” ujarnya.
Di masa depan untuk pengembangan MetaPERPUS, Olivia berharap masyarakat tidak hanya akan menggunakannya sebagai alat pencari informasi tetapi juga bisa berdiskusi dan melakukan tanya jawab.
“Selain itu, saya harap juga MetaPERPUS tetap menjaga marwahnya dan tidak tergiur oleh iklan,” tegasnya.
Salah satu Pemustaka Teraktif dari Kategori Umum, Ai Komariah menyampaikan rasa bahagianya saat diberikan penghargaan. Ai berkisah bahwa hampir setiap pekan, dia bersama keluarganya berkunjung ke Perpusnas.
“Saya merasa senang atas apresiasi yang diberikan Perpusnas. Hampir setiap pekan sejak 2 tahun lalu saya bersama keluarga dari Bekasi pergi ke Perpusnas. Harapan saya semoga Perpusnas bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dalam semua hal,” pungkasnya.
Reporter: Basma Sartika
Dokumentasi: Aditya Irfan Fakhruddin dan Prakas Agrestian