Layanan Referensi Virtual, Keniscayaan Era Internet

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta - Perkembangan teknologi TIK mendorong perubahan pada karakter layanan referensi di perpustakaan. Layanan referensi saat ini tidak hanya terbatas pada layanan yang menyediakan koleksi referens seperti kaleidoskop, direktori, kamus, sumber geografi, sumber bibliografi dan lain sebagainya. Di era internet, koleksi referens seperti itu dapat diakses dengan mudah tanpa upaya yang sulit melalui internet.

Karena itu referens kemudian berkembang menjadi layanan perpustakaan yang menyediakan meja layanan, baik secara fisik maupun virtual di mana pemustaka dapat bertanya kepada pustakawan terkait bantuan pemenuhan kebutuhan informasinya.

Hal tersebut disampaikan oleh Arief Wicaksono, Pustakawan Madya yang merupakan ketua kelompok layanan referensi Perpustakaan Nasional RI pada kegiatan hari ke-2 webinar “25 Tahun Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca Menuju SDM Unggul Menuju Indonesia Maju” yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (15/9/2020).

Arief menjelaskan bahwa peran layanan referensi adalah memberikan informasi yang tepat sesuai kebutuhan pemustaka di tengah banyaknya informasi yang tersedia. "Layanan referens merupakan peta dan kompas untuk menunjukkan informasi yang tepat yang dapat digunakan pengguna di lautan informasi yang sangat besar dan luas saat ini," ujar Arief.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa "meja referensi" untuk layanan perpustakaan saat ini dapat berbentuk fisik yang tersedia di fasilitas perpustakaan, atau meja virtual yang dapat diakses pemustaka melalu media seperti email, chat, media sosial, ataupun SMS. "Bentuk layanan referensi virtual merupakan keniscayaan di era internet saat ini, dan merupakan media yang paling efektif dan efisien untuk digunakan saat ini terutama di masa pandemi," ucap Arief.

Perpustakaan Nasional sendiri juga memiliki layanan referensi virtual tersebut melalui layanan "Tanya Pustakawan" yang dapat diakses dengan livechat melalui laman web www.perpusnas.go.id atau melalui email layanan_referensi@perpusnas.go.id. Menurut Arief, saluran referensi virtual Perpusnas ini mendapatkan respon yang baik dari pemustaka dengan banyaknya pertanyaan yang masuk. Selain kemudahan bertanya tanpa beranjak dari tempat, layanan referensi virtual ini memiliki karakter khusus, yaitu percakapan terjadi tanpa tatap muka langsung, yang membuat pemustaka lebih nyaman karena tidak merasa malu atas ketidaktahuannya. 

Selain ketersedian sarana dan teknologi untuk menyelenggarakan layanan referensi, kompetensi pustakawan referensi juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Kemampuan untuk mendefinisikan kebutuhan informasi pemustaka, melakukan evaluasi informasi, melakukan analisis-sintesis informasi, dan melakukan diseminasi informasi adalah kemampuan teknis yang diperlukan oleh pustakawan referensi.

Pustakawan referensi juga perlu memiliki sikap yang mudah didekati oleh pemustaka, fokus perhatiannya, mendengarkan dengan seksama kebutuhan pemustaka, aktif mengajak pemustaka untuk berpartisipasi dalam penelusuran, dan menindaklanjuti jawaban yang diberikan. "Pustakawan referensi prinsipnya harus selalu mengedukasi pemustaka supaya dalam pencarian kebutuhan informasi berikutnya dapat melakukan sendiri tanpa bantuan pustakawan," tutup Arief.        

 Reporter: Radhitya Purnama

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN