Pembekalan Agen Perubahan: Tingkatkan Budaya Kerja Ber-AKHLAK di Lingkungan Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba,Jakarta- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) perlu membangun beliefs atau keyakinan yang menghujam dalam hati dan jiwa setiap pegawai dengan core values Ber-AKHLAK agar dapat mewujudkan visi dan misi yang sama.

 

Demikian disampaikan Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, Sri Marganingsih saat membuka Pembekalan Agen Perubahan Perpustakaan Nasional yang dilaksanakan secara hibrida, Selasa (17/9/2024).

 

“Jika seluruh pegawai sudah memiliki beliefs core values Ber-AKHLAK yang kuat maka pegawai akan bekerja dengan penuh kesungguhan dan selalu memberikan hasil yang terbaik tanpa mengharapkan apapun kecuali ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” tuturnya.

 

Sebagaimana tercantum dalam Renstra Perpusnas, lanjutnya, visi Perpustakaan Nasional adalah terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui penguatan budaya literasi. 

 

“Untuk mencapai visi tersebut maka Perpusnas perlu mempersiapkan sumber daya manusia dengan performa yang baik. Jika individu di dalam organisasi tidak siap untuk mengeksekusi rencana strategi, disinilah peran transformasi budaya menjadi fundamental untuk memastikan eksekusi di setiap strategi dilakukan dengan tepat,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, dia menjelaskan pada tahun 2023 telah dilaksanakan pengukuran indeks Core Values Ber-AKHLAK oleh Kementerian PANRB yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan budaya organisasi diantaranya implementasi core values Ber-AKHLAK, keselarasan antara nilai pribadi dan organisasi, serta aspirasi pegawai ASN terhadap kondisi budaya yang ideal.  

 

Berdasarkan pengukuran melalui survei tersebut, Perpusnas mendapatkan nilai indeks 55,3% (Cukup Sehat) atau kategori B. Angka indeks ini mendekati rata-rata nasional instansi pemerintah yaitu pada 60,9%. 

 

“Terdapat beberapa nilai dasar yang perlu ditingkatkan nilainya yaitu dari nilai Akuntabel, Harmonis dan Adaptif. Namun, Perpusnas juga perlu berbangga bahwa nilai Berorientasi kepada Pelayanan secara konsisten memiliki implementasi yang lebih tinggi dari rata-rata nasional,” tuturnya. 

 

Hasil survei tersebut, lanjutnya, memberikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan oleh Perpusnas untuk meningkatkan budaya kerja yang sehat. “Salah satunya adalah peningkatan peran Agen Perubahan dalam internalisasi budaya kerja Ber-AKHLAK serta Reformasi Birokrasi,” jelasnya.

 

Selain itu, dia menjelaskan tujuan seleksi Agen Perubahan adalah untuk menemukan individu-individu yang mampu menjadi motor penggerak perubahan di Perpusnas. 

 

“Semoga setelah pelatihan ini, bisa semakin bertambahnya pengetahuan dari Agen Perubahan serta pelayanannya kepada masyarakat dapat dimaksimalkan melalui inovasi-inovasi. Semoga kita semua dapat mencapai hasil yang terbaik dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Perpusnas,” pungkasnya.

 

Pelatihan pembekalan Agen Perubahan Perpusnas berlangsung selama dua hari dan dihadiri oleh dua perwakilan dari setiap unit kerja di Perpusnas sebanyak 21 orang secara luring dan 4 orang secara daring.

 

ESQ coach Trie Setiatmoko dalam kesempatan ini memaparkan untuk membangun suatu organisasi yang kuat membutuhkan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan  budaya kerja yang baik di lingkungan kerja tersebut.

 

“Organisasi yang kuat maka dia itu kuncinya dua hal. Satu, melakukan perubahan; berubah beradaptasi terhadap perubahan. Kedua, selain ada yang diubah ada yang dipertahankan yakni core values  dan core purpose,” tuturnya. 

 

Dia menambahkan, core values (nilai inti) bagi lembaga pemerintahan di Indonesia adalah Ber-AKHLAK sedangkan core purpose (tujuan inti) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Bangga Melayani Bangsa.

 

Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya penerapan budaya kerja (core values) yang baik di lingkungan pekerjaan.

 

“Jika sudah ada struktur, sistem organisasi yang baik tapi orang-orang yang menjalankannya, yang mengisi di dalamnya perilakunya tidak sesuai, nilai-nilai dan keyakinannya tidak kuat. Maka tidak akan menghasilkan kinerja organisasi yang baik,” pungkasnya.

 

 

Reporter: Anastasia Lily

Dokumentasi: Andri Tri/ Aditya Irfan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung