Salemba, Jakarta – Pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-49 Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), pustakawan diminta meyakinkan masyarakat bahwa keberadaan perpustakaan penting dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan terdapat tiga komponen utama yang berperan meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan dan kepustakawanan di Indonesia. Diantaranya, akademisi, praktisi dan profesionalisme.
"Akademisi diharapkan dapat meyakinkan masyarakat bahwa keberadaan perpustakaan itu penting, dan diharapkan akademisi dapat menjelaskan teori-teori baru tentang ilmu perpustakaan yang sekaligus menggugurkan teori-teori lama yang sudah tidak relevan," ungkapnya, Kamis (7/7/2022).
Syarif mengatakan, seorang praktisi pun harus mampu dapat menjawab kebutuhan masyarakat melalui perpustakaan. "Jangan bawa teori ke masyarakat, yang dibutuhkan buku-buku ilmu terapan. Selain itu, pustakawan harus bekerja secara profesional yang dapat meyakinkan bahwa orang butuh namanya membaca dan buku," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Syarif mengajak pustakawan untuk memahami makna literasi. Literasi tidak lagi sekadar baca tulis, tetapi tingkat tertinggi dari literasi yakni bagaimana seseorang dapat menciptakan barang dan jasa dari ilmu yang dibaca melalui buku. Karena tidak ada persembahan teknologi di dunia ini yang dihasilkan dari seorang pembaca.
"Maka tugas kita bagaimana meyakinkan masyarakat untuk membaca. Mari yakinkan masyarakat bahwa kita butuh ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan hanya dapat kita miliki dengan membaca. Kalau tidak kita akan stagnan pada kehidupan agraris pertanian yang sangat tradisional," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP IPI, Syamsul Bahri mengatakan, perpustakaan adalah pusat ilmu pengetahuan. Sedangkan pustakawan pada hakikatnya bertugas menularkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Perpustakaan ditujukan untuk semua golongan masyarakat, strata pendidikan, dan tingkat sosial agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya.
"Pustakawan dituntut kretaif, inovatif, berpikir cerdas, mencari solusi bagaimana meningkatkan peran perpustakaan kepada masyarakat dan pustakawan dituntut terus bergerak," tuturnya.
Syamsul berharap di usia IPI yang ke-49 dapat mewadahi berbagai program-program yang didasari tujuan IPI. Diantaranya, meningkatkan kompetensi pustakawan, memberikan sumbangsih kepada perkembangan perpustakaan dan kepustakaan di tanah air.
"Kami pun selalu menjadi mitra dengan Perpusnas dan dinas perpustakaan di daerah yang selalu memberikan inspirasi juga inovasi bagi kemajuan kepustakawanan," lanjutnya.
Dalam diskusi yang bertema "Pustakawan Wajib Bersertifikasi", Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpusnas, Opong Sumiati mengatakan, perpustakaan harus ditangani oleh profesional yang memiliki kompetensi di bidang perpustakaan.
"Setiap pustakawan wajib dan mutlak mengikuti sertifikasi kompetensi pustakawan. Sertifikasi kompetensi ini bermanfaat pada kinerja organisasi serta menambah kepercayaan diri seorang pustakawan," katanya.
Opong menjelaskan, berdasarkan data statistik sertifikasi pustakawan berdasarkan kepsertaan dari tahun 2013 sampai Mei 2022 sebanyak 1.706 dari 2.247 kepesertaan sertifikasi dinyatakan kompeten. Sedangkan layanan dasar perpustakaan menjadi klaster terbanyak yang dipilih kepesertaan sertifikasi.
Â
Â