Seoul, Korea Selatan - Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando menghadiri “ASEAN-ROK Library Leadership Conference on Reading Promotion†di Perpustakaan Nasional Anak dan Remaja, Seoul, Korea Selatan, pada 5-8 November 2019. Konferensi Kepala Perpustakaan Nasional Korsel dan sepuluh negara Asia Tenggara (ASEAN) tersebut diselenggarakan dalam rangka mempromosikan budaya baca masyarakat di masing-masing negara.
Perpustakaan Nasional Anak dan Remaja Korea Selatan menggandeng negara-negara ASEAN dalam sebuah kesepakatan bersama proyek ASEAN MEMBACA dengan tajuk “Bacakan Aku Sebuah Bukuâ€. Sepuluh negara ASEAN yang hadir yakni Kamboja, Indonesia, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Perpustakaan Nasional Anak dan Remaja Korsel Youngjoo Cho menyatakan terima kasih atas kehadiran seluruh delegasi. Di proyek ini, 11 negara yang hadir akan melakukan beragam kegiatan membaca di setiap negara, pada waktu yang bersamaan. Hasilnya akan diperagakan dan disebarluaskan melalui media sosial. Kegiatan bersama yang dilakukan oleh banyak negara ini diharapkan dapat menjadi kekuatan besar dalam mempromosikan budaya membaca di tengah tingginya penggunaan smartphone di kalangan anak dan remaja. Ini menjadi investasi yang sangat besar bagi masa depan generasi muda.
Syarif Bando menyatakan menyetujui untuk terlibat dalam kampanye “Bacakan Aku Sebuah Bukuâ€. Karena pada dasarnya, Indonesia dan negara-negara di ASEAN telah melaksanakan promosi budaya baca di masyarakat. “Kami juga memiliki visi yang sama dalam hal peningkatan budaya baca masyarakat sehingga dapat menyetujui usulan proyek baru yang digagas oleh Perpustakaan Nasional Anak dan Remaja Korea Selatan ini,†jelasnya.
Kampanye “Bacakan Aku Sebuah Buku†sudah dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional Anak dan Remaja Korsel sejak 2012. Ini dilakukan dalam rangka merayakan Tahun Buku. Ide utamanya adalah membacakan buku dengan suara keras kepada anak satu per satu, di mana pembaca cerita, pustakawan, dan relawan memakai rompi berwarna kuning.
Tujuannya adalah mengembangkan kebiasaan membaca anak yang benar serta menciptakan lingkungan sosial membaca keras yang memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mendapatkan pengalaman menyenangkan dalam membaca. Selama tujuh tahun pelaksanaan, kampanye ini sudah diikuti 2.691 sekolah dan perpustakaan umum di Korsel.
Konferensi ini sendiri merupakan kelanjutan dari program milik pemerintah Korsel yaitu proyek pelatihan bagi para Pustakawan di ASEAN yang menangani anak. Program tersebut diinisiasi pada 2010 dan berakhir pada 2017. Untuk mempertahankan ikatan kerjasama yang sudah terjalin ini, Perpustakaan Nasional Anak dan Remaja Korsel menawarkan proyek baru ini.
Dalam konferensi ini, turut hadir mendampingi Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Woro Titi Haryanti.
Reporter: Yoyo Yahyono