Perpusnas Dorong Transformasi Digital dan Literasi Baca di Indonesia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta- Pada era disrupsi teknologi yang memberikan pengaruh pada berbagai aspek kehidupan, perpustakaan yang memiliki peran penting dalam penyediaan informasi harus melakukan inovasi dan bertransformasi digital agar tetap relevan di generasi saat ini.

 

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) Mariana Ginting dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia Management Summit (IMS) 2024 yang berlangsung di Auditorium Gedung Layanan Perpusnas, Senin (26/7/2024). 

“Dengan adanya perkembangan teknologi informasi, perpustakaan dituntut untuk lebih aktif, dinamis, cepat, tepat dan akurat dalam segala hal baik dalam pelayanan maupun penelusuran sumber informasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pustakawan untuk memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan teknologi yang cepat. Dengan menjadi cyber librarian, pustakawan dapat memaksimalkan potensi mereka dalam memberikan layanan informasi yang relevan dan menarik bagi masyarakat, terutama generasi milenial.

“Karena generasi milenial sudah diperkenalkan dengan teknologi sejak kecil, sedikit kemungkinan generasi tersebut mengunjungi perpustakaan hanya untuk membaca buku. Maka dari itu, perpustakaan juga harus menyediakan fasilitas bahan koleksi berupa koleksi digital yang bisa diakses oleh semua orang,” tuturnya.

Selain itu, ia menyampaikan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat penyimpanan buku  tetapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat.

“Perpustakaan bukan hanya tempat membaca buku, bahwa perpustakaan itu adalah tempat bertransformasi, tempat berkegiatan, tempat berdiskusi dan tempat kita membuat kegiatan-kegiatan misalnya peningkatan ekonomi bisa meningkat,” jelasnya.

Untuk meningkatkan literasi dan budaya baca di Indonesia, lanjutnya, Perpusnas telah menginisiasi program bagi 10.000 desa dengan pemberian 1.000 judul buku baru pada masing-masing desa. Program ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan bacaan yang berkualitas dan beragam. 

Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan pentingnya meningkatkan jumlah penulis di Indonesia dengan mendorong para akademisi untuk menulis buku populer.

“Saya menyarankan untuk menambah jumlah penulis di Indonesia, salah satu caranya adalah dengan membuat regulasi atau kebijakan yang mewajibkan setiap lulusan akademik selain skripsi, tesis, disertasi dan juga kajian-kajian ini juga diminta untuk menulis buku populer yang ber ISBN sesuai dengan minat  mahasiswa bersangkutan,” ungkapnya.

Terkait IMS 2024, ia berharap agar pertemuan ini memberikan pencerahan terkait dengan kapabilitas manajemen transformatif serta menjadikan Indonesia semakin hebat dalam segala bidang.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto memaparkan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang besar namun Indonesia terus menghadapi tantangan yang signifikan.

Oleh karena itu, ia menjelaskan perlunya sinergi manajemen antara visi, misi, tindakan, dan amunisi untuk mencapai tujuan nasional yaitu sebagai negara maju ataupun negara yang berdaya saing.

“Amunisi ini adalah sumber daya. Artinya kita harus punya strong vision, punya share vision terhadap imajinasi kita terhadap negara ini, kita mau kemana. Yang kedua dari share vision itu, kita harus punya rencana aksi bagaimana kita menerjemahkan visi misi menjadi sebuah aksi,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan pentingnya sinergitas antara input tangible (manusia,sumber daya alam) dengan input intangible (nilai, values negara seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika), kebutuhan akan organisasi dan sistem yang efektif sehingga dapat menghadapi perubahan yang dinamis serta kepemimpinan yang transformatif untuk kemajuan Indonesia.

 

Selain itu, ia berharap agar kedepannya IMS 2024 dapat berlangsung seterusnya dan menjadi acara yang menjadi rujukan banyak orang.

 

Ketua IMS 2024 Jacky Mussry pada kesempatan ini menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan acara puncak atau summit khusus manajemen yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. 

 

“IMS diharapkan menjadi salah satu alternatif wadah yang bisa mengkonvergensikan para akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang, perguruan tinggi, industri dan pemerintah,” jelasnya.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa IMS semata beritikad baik untuk menyumbangkan pemikiran konstruktif dan konkrit dalam aksi nyata untuk kemajuan Indonesia serta bersifat inklusif berdasarkan nalar dan nurani bukan sekadar wadah untuk diskusi semata.

 

Kedepannya, ia berharap acara ini dapat menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh seluruh pemangku kepentingan di bidang manajemen.



Reporter: Anastasia Lily

Dokumentasi: Aji Anwar/ Alfiyan T. Alfatih

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung