Salemba, Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) mendukung penuh transformasi digital perpustakaan dalam pelaksanaan Visitasi Re-Akreditasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.
Kegiatan yang digelar secara daring pada Jumat (17/01/2025), Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menyampaikan apresiasi dan komitmen Perpusnas dalam meningkatkan akses pengetahuan dan kualitas layanan literasi di kawasan Indonesia Timur.
“Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas inisiatif adanya acara re-akreditasi ini. Perpusnas terus berupaya meningkatkan kolaborasi dalam penguatan mutu pendidikan,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Adin menekankan pentingnya perpustakaan sebagai ruang kreatif dan inklusif yang beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Perpustakaan adalah pusat pengetahuan yang membekali kecakapan hidup bagi masyarakat. Kecakapan literasi menjadi indikator penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Transformasi berbasis pengetahuan adalah kunci utama kemajuan negara, sebagaimana yang telah dicapai Korea Selatan dan Jepang,” ungkapnya.
Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Perpusnas dengan hadirnya visi baru, tambahnya, yaitu “Perpustakaan Hadir demi Martabat Bangsa.”
“Melalui visi baru ini, Perpusnas punya tiga program utama. Pertama, penguatan budaya baca dan kecakapan literasi. Kedua, pengarusutamaan naskah Nusantara. Dan ketiga, standardisasi dan akreditasi,” imbuhnya.
Terkait re-akreditasi IFTK Ledalero, Adin berpesan kepada dua asesor, Muhammad Ihsanudin dan Darwanto, yang bertugas menilai langsung di Flores, NTT, agar tidak hanya melakukan penilaian tetapi juga memberikan rekomendasi untuk pengembangan kualitas perpustakaan.
“Kami berharap platform digital Perpusnas, seperti iPusnas, e-Resources, BintangPusnas Edu, E-Khastara, Pocadi, dan IOS (Titik Baca Digital Perpusnas), dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perguruan tinggi tanpa biaya berlangganan. Semua ini sudah disediakan oleh negara, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya,” katanya.
Adin juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga pengelola perpustakaan untuk mendorong kreativitas mahasiswa dalam memanfaatkan layanan perpustakaan dan mendukung penguatan literasi di kawasan Indonesia Timur.
“Perpusnas terbuka untuk kerja sama, seperti IFTK Ledalero dari kawasan Indonesia Timur, yang memiliki peran strategis dalam melahirkan calon romo atau pemimpin agama Katolik,” pungkasnya.
Kemudahan instrumen akreditasi menjadi catatan tambahan yang diusahakan Adin sehingga perpustakaan dapat mengakses sumber pengetahuan mutakhir dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Sementara itu, Rektor IFTK Ledalero Otto Gusti Ndegong Madung mengucapkan terima kasih atas dukungan Perpusnas.
“Kami berterima kasih kepada Perpusnas yang telah mengunjungi kami. Semoga kunjungan ini dapat membawa perubahan signifikan bagi kami,” lugasnya.
Otto menyadari bahwa IFTK Ledalero sedang berbenah untuk mengikuti perkembangan zaman. “Kelemahan kami itu lambat mengikuti kemajuan zaman dan baru diwujudkan beberapa tahun terakhir. Saat ini, kami memiliki 76 dosen, di mana 65 di antaranya adalah dosen tetap,” paparnya.
Perpustakaan IFTK Ledalero sendiri memiliki sejarah panjang. Didirikan oleh misionaris Belanda Adrian Vlooswijik pada 1950-an, perpustakaan ini awalnya memiliki koleksi buku berbahasa Belanda, Jerman, dan Latin. Pada akhir 1960-an, buku berbahasa Indonesia dan Inggris mulai ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan akademik civitas IFTK Ledalero.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Aditya Irfan