Perpusnas Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Rancangan Awal Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2025-2029

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta, - Pelaksanaan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) akan segera berakhir seiring datangnya pemerintahan yang baru. Perpusnas kini tengah bersiap menyusun Renstra Tahun 2025-2029 bersama segenap pemangku kepentingan.

Dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Rancangan Awal Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2025-2029 Wilayah Jawa yang digelar Selasa, (23/4/2024), Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso mengingkan adanya proses perencanaan yang lebih partisipatif dengan melibatkan seluruh jajaran pemangku kepentingan.

“Melalui forum ini, Perpusnas akan mendapatkan banyak pengayaan pada aspek pengelolaan perpustakaan dan penguatan budaya baca dan literasi yang akan dituangkan dalam renstra 5 tahun kedepan,” imbuhnya.

Dalam acara yang digelar di Hotel Bidakara tersebut, Joko menyebut penyusunan rancangan awal renstra Perpusnas Tahun 2025-2029 mengacu pada arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang perpustakaan yakni peningkatan budaya literasi, kreativitas, dan inovasi.

Tidak hanya itu, dalam penyusunan renstra Perpusnas tahun 2025-2029, juga mengacu pada 3 (tiga) arah kebijakan Perpusnas yakni: Penguatan budaya baca dan literasi, pengarusutamaan naskah kuno nusantara, standardisasi dan pembinaan perpustakaan.

Sebelumnya forum diskusi kelompok terpumpun serupa juga digelar untuk wilayah Sumatera di Kota Padang. Dan selanjutnya di Kota Denpasar untuk wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan, serta di Kota Manado untuk wilayah Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Dalam kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Forum Perpustakaan Umum, Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi, Forum Perpustakaan Sekolah, dan Forum Perpustakaan Khusus tersebut, Joko Santoso ingin Perpusnas selain menjaring aspirasi, tapi juga menyatukan persepsi dan memformulasi strategi yang bisa menghasilkan solusi atas isu yang dihadapi perpustakaan saat ini dan di masa yang akan datang.

“Selain itu, kami harap renstra ini juga bisa menjadi acuan pemerintah daerah untuk menetapkan langkah dalam pengembangan perpustakaan dan pembangunan budaya baca di daerah,” imbuh Joko Santoso.

Perencana Ahli Pertama, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Atisomya Nareswari menyebut bahwa peningkatan budaya literasi, kreativitas, dan inovasi menjadi salah satu strategi dalam pembangunan kebudayaan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

“Penguatan masyarakat pembelajar yang literat, kreatif, dan inovatif menjadi salah satu fokus pada RPJMN 2025-2029 yang kami sebut sebagai tahap peletakkan pondasi dalam upaya pencapaian Indonesia Emas 2045,” sebutnya.

Atisomya Nareswari juga mengingatkan bahwa dalam penyusunan Restra 2025-2029 perlu merumuskan gerakan literasi nasional yang bisa berdampak langsung pada peningkatan indikator nilai budaya dan literasi.

“Dalam kerangka regulasi, Renstra 2025-2029 Perpusnas juga perlu mempertimbangan kebijakan terkait revisi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan agar lebih relevan dengan kondisi saat ini. Juga perlu menyesuaikan dengan program kerja presiden terpilih agar dapat diakomodasi oleh renstra Perpusnas yang baru,” pungkasnya.

.

Reporter: Eka Purniawati

Fotografer: Aditya Irfan F

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung