Jakarta—Survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-63 dari 81 negara dengan nilai literasi membaca sebesar 359, nilai literasi sains sebesar 383, dan nilai literasi matematika sebesar 366.
Demikian disampaikan Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Deine Pangalila pada apel pagi yang berlangsung secara hibrida, Senin (9/12/2024).
Survei ini juga menunjukkan 25% siswa di Indonesia berada pada level 2 untuk kemampuan membaca, yakni kemampuan mengidentifikasi topik utama pada suatu teks sedang, dan tujuan utama suatu teks.
“Terlepas setuju atau tidaknya atas survei tersebut, hasil penilaian PISA memberikan gambaran kepada kita bahwa bangsa ini sedang mengalami darurat literasi khususnya pada kelompok anak usia sekolah yang harus segera ditangani,” jelasnya.
Perpustakaan saat ini tidak hanya berfungsi sebagai penyedia bahan bacaan, tetapi juga sebagai pusat informasi dan pusat belajar yang strategis dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.
“Perpustakaan harus mampu bertransformasi melalui berbagai kegiatan yang inklusif, untuk menciptakan lingkungan yang ramah, terbuka, dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat guna mengembangkan keterampilan literasi, pemahaman informasi, dan penelitian,” tuturnya.
Mewujudkan perpustakaan berkualitas yang mampu mendukung keberhasilan tujuan pendidikan, tidak hanya menjadi tugas utama Perpusnas, namun juga perlu didukung oleh banyak pemangku kepentingan.
“Dengan kolaborasi yang erat, perpustakaan dapat menjadi pusat pengetahuan dan inovasi yang relevan bagi kebutuhan generasi mendatang, yang sejalan dengan visi Kabinet Merah Putih,” ungkapnya.
Dalam Upaya mewujudkan kolaborasi tersebut Perpusnas telah menghadiri Rapat Koordinasi Kebijakan bidang Perpustakaan Sekolah/Madrasah di Kemenko PMK pada 3 Desember 2024 bersama Bappenas, Kemendikdasmen, Kemenag, Kemenpan-RB, Kemendagri, Kemenkomdigi, Badan Bahasa, dan BKN.
“Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam program-program literasi, perpustakaan dapat memperluas jangkauan dan dampak dari inisiatif pemangku kepentingan,” pungkasnya.
Reporter: Prakas Agrestian