Perpustakaan, Jantung Pendidikan Penguat SDM Indonesia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Kutai Kartanegara--Perpustakaan sebagai jantung pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

 

Demikian disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, saat memberikan keynote speech dalam acara Peningkatan Indeks Literasi untuk Kesejahteraan di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang diselenggarakan di Pendopo Bupati Kutai Kartanegara, Sabtu (11/11/2023).

 

Upaya meningkatkan kualitas SDM ini sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024. Menurutnya dengan SDM yang unggul, Indonesia akan bisa bersaing dalam persaingan global.

 

Syarif juga menjelaskan bahwa SDM unggul adalah SDM yang menguasai IPTEK, memiliki kemampuan berkreativitas dan berinovasi tinggi untuk menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan income per kapita untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

 

“Inovasi itu dari mana datangnya? Tentunya dengan membaca. Karena tidak ada transfer teori dan praktik dari buku ke otak manusia tanpa membaca. Hal tersebut menempatkan perpustakaan sebagai episentrum ilmu pengetahuan dan pendidikan memiliki peran krusial bagi kemajuan masyarakat,” ungkap Syarif.

 

Hadir pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono, mengatakan bahwa literasi adalah fondasi utama dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkompeten dan berdaya saing. Karena dengan literasi yang kuat, masyarakat akan lebih mampu mengakses informasi yang berkualitas, membuat keputusan yang bijak, dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

 

Lebih lanjut, Sunggono menyampaikan adanya peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kutai Kartanegara, pada tahun 2022 menjadi 18,55%, menunjukkan bahwa program pembangunan indeks literasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam kurun waktu ini telah memberikan dampak yang cukup baik.

 

“Melalui pengukuran IPLM ini kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam tingkat literasi masyarakat, yang akan menjadi dasar untuk merancang kebijakan dan program yang tepat guna, dalam meningkatkan literasi masyarakat,” imbuh Sunggono saat membacakan sambutan Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah.

 

Pada sesi talkshow, hadir Sekretaris Pengurus Daerah Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (PD. GPMB) Kaltim, Taufik, menjelaskan bahwa kemiskinan memiliki korelasi dengan kondisi literasi masyarakatnya.

 

Menurutnya, secara sosiologis kemiskinan disebabkan oleh connectivity yaitu keadaaan materi seseorang dan kemampuan akses informasi terkait TIK serta infrastruktur seperti jalan. Penyebab kedua adalah content, yaitu tidak tersedianya informasi berkualitas dan kurangnya akses yang dibutuhkan). Sedangkan penyebab ketiga adalah human, yaitu ketidakmampuan orang dalam mendapatkan informasi yang berguna akibat pendidikan, pengalaman dan kontekstual. 

 

Taufik mengatakan bahwa solusinya adalah dengan peningkatan akses informasi, penguatan infrastruktur informasi seperti pembangunan perpustakaan desa, dan penguatan konteks informasi bagi individu.

 

“Dengan solusi tersebut, akan tercipta keadilan informasi dan peningkatan literasi informasi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, ungkap Taufik.

 

Sedangkan menurut Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), Ince Raden, peningkatan literasi masyarakat sangat membutuhkan peran satuan pendidikan, karena pemahaman seseorang mengenai literasi akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, Institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman.

 

Menurutnya, satuan pendidikan, baik dari sektor formal maupun non formal, adalah garda terdepan dalam meningkatkan literasi masyarakat, dengan menyediakan sarana dan prasarana, serta bersinergi dan berkolaborasi dengan pihak swasta maupun pemerintah serta stakeholder lainya.

 

“Satuan pendidikan tersebut harus memiliki perpustakaan ideal untuk menjadi ruang membaca yang menyediakan teknologi informasi, koleksi buku cetak atau digital, yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujar Ince.

 

Turut hadir sebagai narasumber Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional RI, Sri Sumekar menyampaikan bahwa perpustakaan yang baik akan terwujud jika saling berkomunikasi dan berkolaborasi dengan dinas maupun stakeholder terkait.

 

“Perpustakaan hadir sebagai sarana untuk membangun peradaban dan mewujudkan kecerdasan bangsa, mewujudkan masyarakat literat yang unggul, smart dan berilmu pengetahuan,” ujar Sri Sumekar.

 

Talkshow ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membentuk budaya literasi yang kuat di Kutai Kartanegara dan sekitarnya, mendukung visi pemerintah untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat demi mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

 

Reporter: Gilang Arwin Saputri

Dokumentasi: Ahmad Kemal Nasution/Aji Anwar

 

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung