Perpustakaan untuk Ilmu Pengetahuan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jakarta – Pustakawan Ahli Utama, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Renus Siboro menyampaikan perpustakaan merupakan sebuah institusi yang harus berperan sebagai pilar utama moral force dan meningkatkan kualitas pendidikan.

 

Hal ini disampaikan dalam Apel Pagi, Senin (23/9/2024). Dia menjelaskan bahwa titik ungkit pembangunan perpustakaan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pembudayaan kegemaran membaca dan pendidikan sepanjang hayat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, harus didorong dengan saling memperkuat, saling terkait, dan perpaduan program bidang-bidang lainnya secara terintegrasi dan lintas sektor.

 

“Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa salah satu prioritas pembangunan adalah pembangunan sumber daya manusia sehingga dapat mendukung pembangunan nasional, yang makin merata dan bermutu, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin baik,” ujarnya

 

Renus menekankan ancaman terhadap ilmu pengetahuan itu terkait dengan sumber daya manusia seberapa tingkat keterpelajaran masyarakat Indonesia.

 

“Dilhat dari data data BPS (2017) menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja indonesia yang paling besar itu adalah lulusan sekolah dasar dan sebagian besar tidak pernah lulus sekolah dasar. angkatan kerja indonesia 47% adalah lulusan sekolah dasar, 18% sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan 25%,” ungkapnya.

 

Ia juga menambahkan tingkat kecerdasan siswa menurut Programme for International Student Assessment (PISA). Rata-rata skor matematika siswa Indonesia adalah 366 poin, sementara rata-rata OECD adalah 472 poin. Dalam membaca, skor rata-rata siswa Indonesia adalah 359 poin, sedangkan rata-rata OECD adalah 476 poin.

Analisis ke dua data antara kondisi angkatan kerja indonesia dan kondisi kualitas siswa nampaknya tidak terlalu jauh abstraksinya. untuk mereduksi masalah tersebut salah satu cara adalah perlu penanaman budaya baca dan budaya ilmiah.

 

“Tradisi ilmiah belum berkembang karena sejarah ilmu pengetahuan di Indonesia masih pendek, ilmu sebagai suatu proses dengan imajinasi yang sangat liar yang dipandu oleh kecintaan kepada keindahan. Perpustakaan sebagai salah pusat ilmu pengetahuan layak dan pantas,” tutupnya.

 

Repoter: Ahmad Kemal Nasution

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung