Pustakawan Perpusnas Canangkan Ikrar Pustakawan Berkarya

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba, Jakarta—Setelah selesai dengan tagline ‘Pustakawan Bergerak’ pada 2018, di tahun 2019, Perpustakaan Nasional mencanangkan tagline baru ‘Pustakawan Berkarya’. Implementasi tagline tersebut dituangkan dalam bentuk Ikrar Bersama oleh 12 Duta Pustakawan, Kamis, (3/1). Duta Pustakawan adalah perwakilan pustakawan dari berbagai jenjang di Perputakaan Nasional RI.

“Mereka yang terpilih sebagai Duta Pustakawan adalah hasil rekomendasi dari tiap unit kerja,” ujar Ketua Tim Pustakawan Perpusnas Dedi Junaedi pada kegiatan Bincang-Bincang Pustakawan. Ke-12 Duta Pustakawan tersebut nantinya juga akan menandatangani Ikrar Bersama sebagai bentuk komitmen menjadi bagian dari program Pustakawan Berkarya.

Ikrar Pustakawan Berkarya diwujudkan dalam Pancakarya Pustakawan Perpusnas, sebagai berikut :

  1. Melakukan perubahan
  2. Memberikan kemudahan akses informasi
  3. Mengedukasi masyarakat dalam pemanfaatan layanan perpustakaan dan informasi
  4. Berperan aktif dalam meningkatkan literasi untuk kesejahteraan
  5. Mengadvokasi masyarakat dalam pengembangan perpustakaan

 Dengan Ikrar Bersama tersebut, seluruh pustakawan diminta peran aktifnya dalam meningkatkan kegemaran membaca masyarakat, meningkatkan keterampilan  masyarakat turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Keterampilan masyarakat diperoleh dari kegemaran membaca. Kebutuhan membaca masyarakat disesuaikan dengan local content. Dari keaktifan membaca akan memunculkan keterampilan. Di tambah lagi dengan workshop-workshop yang digelar berkelanjutan. Sehingga dari hasil keterampilan yang menghasilkan dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat,” tambah Pustakawan Utama Perpusnas Adritany.    

Tagline ‘Pustakawan Berkarya’ dimaknai sebagai upaya mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial dan menjadi bagian dalam mensejahterakan masyarakat. Tagline ini sejalan dengan ikhtiar pemerintah memasukkan perpustakaan sebagai program prioritas nasional satu sebagai upaya mensejahterakan masyarakat melalui layanannya yang berbasis inklusi sosial.  

“Inklusi sosial melibatkan seluruh stake holder. Tidak hanya Perpustakaan Nasional tapi juga peran swasta dan BUMN. Kata kuncinya adalah sinergi,” tambah Kepala Bagian Perencanaan Perpusnas Adin Bondar.

 

Reportase : Hartoyo Darmawan

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung