Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Di huni diatas 670.000 jiwa, Kabupaten Tanggamus sudah mulai menyadari pentingnya perpustakaan dan membaca. Bupati Tanggamus sudah mendeklarasikan dirinya sebagai Bunda Baca. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat tertarik ke perpustakaan. Sejumlah Gerakan Literasi coba digagas demi memantik semangat untuk membaca.
“Kami ingin membuat tampilan perpustakaan menjadi lebih menarik dan masyarakat tambah nyaman berkunjung,†urai Naim Umar, salah seorang anggota DPRD Kab Tanggamus di hadapan Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Woro Titi Haryanti, saat melakukan kunjungan kerja, pada Kamis, (12/3).
Pihaknya, tambah Umar, telah mendengar bahwa perpustakaan telah bertransformasi menjadi lebih modern dan humanis. Konsep perpustakaan berbasis inklusi sosial dirasa tepat untuk mengubah mind set cultural masyarakat. tidak lagi berkutat pada aktivitas ritual tapi mampu bereksistensi dengan segenap kemampuan yang dimilikinya sehingga lebih produktif. Â
“Aktivitas pendampingan dari perpustakaan yang disesuaikan dengan potensi alam dan SDM sanggup memberikan manfaat keekonomian yang lebih besar. Kesejahteraan masyarakat akan terdongkrak. Kami juga ingin meluaskan manfaat  perpustakaan hingga ke desa. Ada 299 desa berdiri di Kabupaten Tanggamus. Kami ingin bagaimana membuat regulasinya,†lanjut Umar. Â
Terkait yang disampaikan, Deputi Woro mengatakan memang perlu regulasi yang menguatkan keberadaan perpustakaan di desa-desa. Inisiasi tersebut bisa dari kalangan legislatif. “Kabupaten Tanggamus bisa mencontoh perda pengelolaan perpustakaan yang sudah dibuat oleh sejumlah daerah,†terang Woro. Dengan regulasi yang dibuat nantinya akan mempermudah eksekutif melaksanakan agenda perpustakaan maupun pengembangan literasinya.
Reporter : Eka Nia/Hartoyo Darmawan
Fotografer : Hartoyo Darmawan