Jakarta &ndash; Literasi adalah bagian dari kerja kebudayaan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, sehingga penting untuk membangun sinergi dan strategi intervensi untuk pembangunan perpustakaan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami pada Sesi Kebijakan di kegiatan Rapat Koordinasi Nasional Bidang Peprustakaan Tahun 2023 hari kedua, Selasa (7/3/2023).
&ldquo;Literasi itu bagian dari kerja kebudayaan dengan melibatkan komunitas-komunitas kecil di tingkat masyarakat yang kemudian bertindak sebagai vocal point karena mereka berada di ujung terdepan,&rdquo; katanya.
Membangun kehidupan masyarakat dan kebangsaan yang mencerminkan kualitas dari penduduk Indonesia dijelaskan Direktur Amich merupakan bentuk tanggung jawab moral dan etik sebagai penyelenggara pemerintahan negara.
&ldquo;Strategi yang dapat kita tempuh untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menumbuhkan kesejahteraan yakni melalui peningkatan instrumen perpustakaan,&rdquo; ucapnya.
Dia meyakini perpustakaan bersama dengan pendidikan menjadi bagian dari strategi kebudayaan untuk mewujudkan masyarakat yang tidak hanya melek huruf dan angka, namun juga memiliki kemampuan cognitive skills untuk memahami bahan bacaan hingga menghasilkan keterampilan atau inovasi baru.
&ldquo;Kita ingin mengonfirmasi juga bahwa ada kaitan antara literasi untuk penguatan produktivitas ekonomi,&rdquo; ungkapnya.
Lebih lanjut, Direktur Amich menjelaskan, literasi dipahami sebagai kunci untuk meningkatkan produktivitas ekonomi melalui ragam kegiatan produktif di tingkat individu, maupun di tingkat rumah tangga secara keseluruhan. &nbsp;&nbsp;
Di akhir paparan, dia menekankan 4 (empat) hal yang perlu menjadi perhatian. Pertama, kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat mengubah cara pikir dan cara kerja perpustakaan dalam memberikan pelayanan masyarakat.
Kedua, perpustakaan perlu dioptimalkan sebagai media peningkatan indeks budaya literasi dan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, penguatan komitmen Kepala Daerah dan Kepala OPD penanggung jawab pelaksanaan kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Keempat, penguatan literasi dengan swasta, komunitas perguruan tinggi, dan OPD terkait agar pelaksanaan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial semakin optimal.
Reporter: Basma Sartika
 Fotografer: Prakas Agrestian

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023: Literasi sebagai Kerja Kebudayaan, Siapkan Investasi SDM Unggul

Jakarta - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia terlibat dalam Festival Puisi Perpustakaan Ombudsman RI â€œWajah Pelayanan Publik dalam Puisiâ€ yang diselenggarakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando membacakan puisi bertajuk â€œSang Pembacaâ€ yang merupakan gubahannya.
Berikut puisi "Sang Pembaca":
Siapa tak suka membaca, ia melihat tapi hatinya buta Siapa tak suka membaca, ia pandai tapi ditemani kebodohan Siapa tak suka membaca, ia mendengar tapi telinganya tertutup Siapa tak suka membaca, ia mengetahui tapi tidak mengerti Siapa tak suka membaca, ia menutup bibirnya dengan huruf mati
Siapa pandai membaca, dia yang mengerti Siapa mengerti, dia yang menguasai Siapa yang menguasai, dia menjadi cerdas Siapa yang cerdas, dia yang disebut pandai Siapa yang pandai membaca, dekat dengan Tuhan
Niniek L Karim sebagai penanggap puisi menyatakan melalui puisi gubahannya, Kepala Perpusnas dengan lugas menekankan pentingnya membaca. â€œAgar kita tidak bodoh, tidak buta, tidak buli, dan tidak bisu baik sebagai individu maupun makhluk Tuhan. Amin Pak Kepala Perpustakaan,â€ jelas seniman tersebut dalam acara yang diselenggarakan secara daring pada Selasa (27/10/2020).
Sementara itu, Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai melalui pantun yang dibacakan, menyatakan salah satu tujuan acara adalah melestarikan adat-istiadat dan kebudayaan bangsa. Karenanya, adat lembaga harus tetap dilestarikan guna keberlangsungan negara.
Dia berharap festival puisi bisa menggugah masyarakat di tengah kebisingan dunia agar terus berkarya bagi negeri tercinta. â€œOmbudsman RI sangat berterima kasih atas partisipasi seluruh pihak. Bisa jadi festival puisi ini hanya secuil upaya menempa semangat bagi kita semua, semangat yang sangat dibutuhkan bagi negeri kita, bagi tugas-tugas kita, dalam memenuhi mereka atas amanat yang dibebankan ke pundak kita masing-masing,â€ pungkasnya.
Sejumlah pimpinan tinggi negara terlibat dalam Festival Puisi Perpustakaan Ombudsman RI "Wajah Pelayanan Publik dalam Puisi" di antaranya:Â 
<ol>
<li>Ketua DPR RI Puan Maharani</li>
<li>Ketua MPR RI Bambang Soesatyo</li>
<li>Menteri Koordinator Bidang Polhukam RI Mohammad Mahfud MD</li>
<li>Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi</li>
<li>Kepala BMKG Dwikorita Karnawati</li>
<li>Ketua Komisi Yudisial RI Jaja Ahmad Jayus</li>
<li>Wakil Ketua Ombudsman RI Lely Pelitasari Soebekty</li>
<li>Anggota Ombudsman RI Adrianus Eliasta Meliala</li>
<li>Anggota Ombudsman RI Ahmad Suâ€™adi</li>
<li>Anggota Ombudsman RI Dadan Suparjo Suharmawijaya</li>
<li>Anggota Ombudsman RI Ninik Rahayu</li>
<li>Anggota Ombudsman RI Laode Ida</li>
<li>Sekretaris Jenderal Ombudsman RI Suganda Pandapotan Pasaribu</li>
</ol>
Reporter: Hanna Meinita

Di Festival Puisi ORI, Kepala Perpusnas RI Membacakan Karya Gubahannya

<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: bold; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jakarta<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">,- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menggelar rapat kerja bersama Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) pada Selasa, (3/9/2024).
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rapat kerja ini dilakukan untuk membahas pelaksanaan program kerja perpustakaan dan realisasinya pada tahun 2024. Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, mengatakan bahwa berbagai program dilakukan Perpusnas untuk terus mendorong peningkatan budaya literasi masyarakat yang targetnya ditetapkan sebesar 71 (kategori tinggi) pada tahun 2024 ini.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurutnya, cakupan pelaksanaan berbagai kegiatan pun diupayakan agar menjangkau berbagai wilayah di Indonesia. Diantaranya melalui program Dana Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Sub bidang Perpustakaan.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Sampai saat ini, DAK Fisik Sub bidang Perpustakaan yang disalurkan mencapai nilai lebih dari 2,5 triliun untuk 459 lokus di tingkat provinsi/kabupaten/kota. Pada tahun 2024 ini sendiri, nilainya sebesar 525 miliar rupiah yang tersebar di 107 lokus,&rdquo; terangnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Program Dekonsentrasi juga menjadi cara Perpusnas mendorong keterlibatan pemerintah daerah dalam pengembangan budaya baca masyarakat. Melalui anggaran senilai hampir 11,5 miliar yang disalurkan untuk 33 dinas perpustakaan provinsi untuk bisa menghadirkan berbagai kegiatan peningkatan tingkat literasi masyarakat. Diantaranya Lomba Bertutur, Lomba Perpustakaan Sekolah Terbaik Tingkat SLTA, Lomba Perpustakaan Sekolah Terbaik Tingkat SLTP, dan Pustakawan Berprestasi Nasional.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Joko Santoso juga menyinggung terkait program pemberian bantuan buku bermutu untuk 10.000 perpustakaan desa/kelurahan dan taman baca masyarakat yang mulai dilakukan Perpusnas tahun ini. Dirinya menyebut hal ini sebagai salah satu upaya menyelesaikan masalah ketercukupan koleksi bahan perpustakaan.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Saat ini proses pencetakan bukunya sudah mencapai 100 persen dan sudah dikirim di setiap provinsi untuk selanjutnya didistribusikan ke lokus di masing-masing kabupaten/kota,&rdquo; jelasnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lebih lanjut Joko Santoso menjelaskan bahwa dalam rencana kerja pemerintah Perpusnas Tahun 2025 salah satu kegiatan pembangunan yang dilakukan adalah pengembangan budaya literasi untuk mendukung kreativitas dan inovasi. Program-program prioritasnya yaitu peningkatan budaya kegemaran membaca, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, peningkatan layanan literasi yang berkualitas dan merata.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketua Komite III, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hasan Basri mengatakan bahwa dalam era informasi seperti sekarang ini, literasi menjadi sebuah akses yang penting untuk memahami berbagai pengetahuan. Menurutnya literasi menjadi kunci untuk berpartisipasi dalam dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Literasi membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis. Orang yang terbiasa membaca dan memproses informasi secara sistematis akan mempunyai argumen yang kuat, memahami perspektif yang berbeda, dan dapat mengambil keputusan yang bijak,&rdquo; sebutnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Mengingat pentingnya tugas Perpusnas dalam upaya pembangunan literasi di Indonesia, dirinya mengungkap Komite III DPD RI akan siap mendukung terutama terkait penambahan anggaran Perpusnas yang dinilai masih sangat kecil untuk dapat menjalankan program-program yang digagas secara efektif.

<span style="font-size: 12pt; font-family: Arial,sans-serif; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Diperlukan langkah-langkah strategis dari Perpusnas dalam upaya mendorong peningkatan tingkat kegemaran membaca. Tentunya juga harus menyelaraskan terhadap kebijakan dan program kerja Perpusnas dalam lima tahun ke depan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2025-2029,&rdquo; pungkasnya. Reporter: Eka Purniawati Fotograger: Aditya Irfan

Perpusnas Gelar Rapat Kerja Bersama DPD RI

Kota Blitar, Jatim--Workshop Menulis Kreatif Karya Ilmiah Populer dan workshop Historytelling yang diselenggarakan Perpustakaan Bung Karno membuahkan hasil yang sangat inspiratif, out put dari kegiatan tersebut adalah buku yang bertajuk Cerita Setelah Fajar dan Jejak Sang Putra Fajar yang diluncurkan Kepala Perpustakaan Bung Karno, Selasa (22/9/2020) di Amphiteater Perpustakaan Bung Karno. Peluncuran buku yang dibarengi dengan acara pembukaan Literasi Hastakarya itu cukup semarak dengan dihadiri 37 penulis yang telah menorehkan catatannya di dalam kedua buku tersebut, dan juga peserta Literasi Hastakarya. Kepala Perpustakaan Bung Karno Janti Suksmarini mengatakan kegiatan perpustakaan berbasis inklusi sosial yang diselenggarakan Perpustakaan Bung Karno ini merupakan kegiatan prioritas nasional yang sudah dicanangkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, dimana seluruh lembaga Perpustakaan diharapkan terus mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan inklusi sosial. "Di Perpustakaan Bung Karno, ada 4 (empat) kegiatan berbasis inklusi yang dilaksanakan, yang semula kegiatan tersebut ada 10 kegiatan, namun karena pandemi covid-19 ini kami diminta pimpinan Perpusnas untuk merevisi kegiatan tersebut yang diperuntukkan untuk membantu pemerintah terkait covid-19 ini," ujarnya.
Â 
Sementara itu penanggungjawab kegiatan, Agus Sutoyo mengatakan buku Cerita Setelah Fajar merupakan hasil karya dari para peserta workshop literasi menulis kreatif ilmiah populer tentang Bung Karno beberapa waktu lalu, dan peluncuran buku ini salah satu bentuk apresiasi dan motivasi bagi seluruh peserta. Rata-rata, menurut Agus, yang mereka tulis memang berkaitan dengan pemikiran-pemikiran Bung Karno yang dapat diteladani dalam hidup bermasyarakat. "Kami berupaya memfasilitasi, mendorongÂ  masyarakat yang mempunyai keinginan untuk menulis dan mewujudkannya dalam bentuk karya-karya yang nyata, dan hasilnya dapat direalisasikan dalam bentuk buku ini," ungkapnya.
Peluncuran buku ujar Kabid Layanan Informasi dan Kerjasama yang sekarang bertransformasi menjadi Koordinator Pelayanan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan itu, sebagai salah satu kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, workshop menulis kreatif dan workshop histrorytelling itu merupakan bentuk implementasi inklusi sosial yang di wujudkan Perpustakaan Bung Karno. ***
Â 
Reporter: Heri Purwanto
Fotografer: JuwitoÂ

Buku Cerita Setelah Fajar dan Jejak Sang Putra Fajar Hasil Workshop Inklusi Sosial Diluncurkan 

Jakarta - Bunda literasi berperan untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana masyarakat terutama generasi muda memiliki kedisplinan akan budaya baca guna menyambut masa depan yang cemerlang.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando usai mengukuhkan Sinta Rosmayenti sebagai Bunda Literasi Kabupaten Paser Periode 2022-2024, Senin (14/3/2022).
Menurutnya manusia akan merugi jika tidak berpacu dengan waktu. Sehingga, literasi kini tidak lagi mengenai baca tulis pun tentang cara merangkai huruf hingga menjadi paragraf, melainkan kedalaman seseorang akan sebuah pengetahuan yang kelak dapat digunakan untuk menciptakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan mampu bersaing di kancah internasional.
â€œLiterasi berbicara tentang apa yang mau kita produksi dan bisa dipasarkan secara luas. Segala benda yang nilainya tinggi pasti harganya mahal, tapi semuanya bisa dipelajari dengan membaca,â€ jelas Syarif Bando.
Sependapat dengan yang disampaikan, Bupati Paser, Fahmi Fadli mengatakan bahwa meskipun masih berjuang dalam hal pengembangan minat baca dan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Paser senantiasa berupaya untuk terus memperbaiki keadaan dengan menjalin sinergi bersama seluruh pihak terkait.
â€œSaya yakin diselenggarakannya kegiatan ini mampu menjadi titik awal untuk kemajuan Kabupaten Paser,â€ ucapnya dengan pasti.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menambahkan perpustakaan acap dianggap sebelah mata namun saat ini dengan program yang digagas oleh Perpusnas yakni Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, perpustakaan selain menjadi ruang untuk mendapatkan ilmu tetapi juga menjadi tumpuan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
â€œBukan berarti peran sekolah dan guru tidak penting, namun perpustakaan kelak menjadi alternatif pendidikan formal yang lebih disukai untuk mencari pengetahuan dengan cara belajar sendiri,â€ ungkapnya.
Kegiatan yang dirangkaikan dengan Pencanangan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) ini diselenggarakan secara hybrid di Gedung Pendopo Bupati Paser dan melalui siaran langsung pada kanal Youtube Media Center Kab Paser.
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Radhitya Purnama

Bunda Literasi Dampingi Generasi Muda Sambut Masa Depan

<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Salemba, Jakarta- Perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat merupakan pusat ilmu pengetahuan dan informasi. Oleh karena itu, pustakawan memiliki peran penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan sekaligus garda terdepan dalam memberikan&nbsp; pelayanan sepenuh hati kepada pemustaka.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal tersebut diutarakan oleh Pustakawan Ahli Pertama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Ofy Sofiana pada saat memimpin apel pagi dalam rangka memperingati Hari Pustakawan yang jatuh pada tanggal 7 Juli, Senin (8/7/2024).
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Sejarah ditetapkannya hari pustakawan pada tanggal 7 Juli&nbsp; tidak bisa dilepaskan dari pendirian Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). IPI adalah organisasi profesi pustakawan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 7 Juli 1973 pada kongres Pustakawan Indonesia yang diselenggarakan di Ciawi,Bogor pada tanggal 5-7 Juli 1973. Sejalan dengan itu, pada tahun 1990 Kepala Perpusnas Mastini Hardjoprakoso, menetapkan tanggal 7 Juli sebagai hari Pustakawan di Indonesia,&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Lebih lanjut, ia menjelaskan saat ini telah terjadi perubahan terhadap berbagai tatanan umum dan kebiasaan baru sehingga profesi pustakawan harus mampu bertahan di era perkembangan teknologi yang tidak terkendali dan ancaman dari disrupsi yang selalu menghantui profesi ini.&nbsp;
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Oleh sebab itu pustakawan harus memiliki komitmen atau pendirian yang kuat untuk selalu meningkatkan potensi diri agar dapat memiliki kemampuan dalam mengakses, memahami dan memanfaatkan informasi yang diperoleh serta mengkomunikasikan informasi tersebut kepada masyarakat,&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam kesempatan ini, ia mengutarakan delapan makna dari profesi pustakawan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Heriyanto, Yusuf &amp; Rusmana (2013)<span style="font-size: 13.999999999999998pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.&nbsp; <span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yang pertama adalah pustakawan sebagai penolong<span style="font-size: 13.999999999999998pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> <span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">adalah pustakawan mampu menolong atau membantu masyarakat dalam mencari atau menemukan informasi yang dibutuhkan.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Yang kedua, pustakawan sebagai pendidik yang bermakna bahwa pustakawan mampu mengajarkan orang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. &ldquo;<span style="font-size: 13.999999999999998pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">I<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">ni biasanya dilakukan oleh pustakawan yang bekerja di lingkungan akademis baik itu sekolah maupun perguruan tinggi.&rdquo; jelasnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Makna profesi pustakawan yang ketiga adalah sebagai teman diskusi dimana seorang pustakawan yang memiliki pengetahuan dan komunikasi yang baik dapat menjadi tempat berdiskusi oleh berbagai pihak, baik itu dosen, guru, mahasiswa, murid maupun civitas akademik lainnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Yang keempat pustakawan sebagai konsultan dimana dengan bekal pengetahuan yang luas, menjadikan kepakaran seorang pustakawan dapat digunakan untuk membantu orang lain dalam menganalisis, mengevaluasi serta memberikan saran dalam pengambilan keputusan,&rdquo; tuturnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selanjutnya makna profesi yang kelima, pustakawan sebagai pembimbing bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir baik itu skripsi, tesis maupun disertasi walaupun hal ini dilakukan secara tidak formal.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Keenam,pustakawan sebagai manajer informasi dimana pustakawan memiliki tugas dan tanggungjawab berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya untuk merancang menangani, mengolah dan menghadirkan koleksi pustaka yang dibutuhkan oleh orang lain (pemustaka) baik itu berbentuk cetak maupun digital.&rdquo; jelasnya.
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #111827; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Makna pustakawan yang ketujuh adalah sebagai fasilitator informasi dimana pustakawan berperan aktif menjadi agen informasi yang bertanggung jawab dan yang terakhir adalah pustakawan sebagai profesi yang menjanjikan.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam kesempatan ini, ia mengemukakan pandangan Alvin Toffler tentang perpustakaan sebagai rumah sakit bagi pikiran.&nbsp;
<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Dalam dunia yang penuh dengan kelebihan informasi atau yang disebut sebagai <span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: italic; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">information overload<span style="font-size: 12pt; font-family: Calibri,sans-serif; color: #333333; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> dan perubahan yang cepat, perpustakaan dapat menyediakan oasis ketenangan dan sumber daya yang terorganisir yang dapat membantu individu mengatasi stres dan kebingungan.&rdquo; ungkapnya. Reporter: Anastasia Lily

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023: Literasi sebagai Kerja Kebudayaan, Siapkan Investasi SDM Unggul

Di Festival Puisi ORI, Kepala Perpusnas RI Membacakan Karya Gubahannya

Perpusnas Gelar Rapat Kerja Bersama DPD RI

Buku Cerita Setelah Fajar dan Jejak Sang Putra Fajar Hasil Workshop Inklusi Sosial Diluncurkan

Bunda Literasi Dampingi Generasi Muda Sambut Masa Depan

Peringatan Hari Pustakawan: Peran Penting Pustakawan dalam Mengelola Perpustakaan