Kuta, Bali–Sangat mudah untuk menghancurkan sebuah bangsa. Tidak perlu kontak fisik dengan persenjataan mutakhir, tapi cukup dengan memusnahkan perpustakaan. Dengan memusnahkan perpustakaan, otomatis segala dokumen peradaban akan hilang. Perpustakaan adalah perantara peradaban. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang memelihara perpustakaan.
“Salah satu cara menjaga peradaban bangsa adalah dengan memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan akan bermanfaat jika ada aktivitas literasi didalamnya, salah satunya aktivitas membaca,” ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2017 bersama 600 kepala perpustakaan provinsi, kabupaten dan kota di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali, Selasa, (21/3).
Rakornas perpustakaan, lanjut Menteri, adalah ajang untuk menyatukan semua pelaku perpustakaan. Momen untuk menyatukan cara pandang, memantapkan kekompakan agar program yang telah dirancang bisa optimal. Kemendikbud mengapresiasi tema “Meningkatkan Kegemaran Membaca dan Pemanfaatan Perpustakaan Untuk Membangun SDM Indonesia yang Berkualitas” yang sejalan dengan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud berencana akan mendukung keberadaan peran perpustakaan, terutama bagi pengembangan perpustakaan sekolah dan perpustakaan pinggiran (perbatasan).
Rakornas adalah agenda penting karena saat ini adalah tahap implementasi dari PP 23 tahun 2016. Perpustakaan telah menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan nasional. Jadi tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. “Perpustakaan harus jadi perhatian dari semua pihak,” kata Kepala Perpusnas Muh. Syarif Bando.
Reportase : Hartoyo Darmawan