Medan Merdeka Selatan, Jakarta- Program literasi yang kemudian dinamakan dengan Gerakan Literasi Nasional sudah ditetapkan sejak tahun 2014 sebagai program prioritas nasional dan dengan demikian ini adalah program bersama.
Demikian disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz dalam sambutannya sekaligus membuka acara Seminar Nasional Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) 2024 dengan tema “Transformasi GPMB dalam Mewujudkan Gerakan Kegemaran Membaca dan Literasi Menuju Indonesia Emas 2045”, Senin (9/12/2024).
“Gerakan literasi apapun nanti, gerakan-gerakan sebagai sebuah gerakan harus seperti tindakan bersama (join action). Layaknya sebuah simfoni pasti tidak enak didengar ketika masing-masing menabuh dengan sendirinya. Tapi ketika itu menjadi join action dengan konduktor yang hebat maka dia akan menjadi sebuah gerakan, sebuah hasil musik yang enak di dengar. Maka gerakan literasi pun harus seperti itu,” jelasnya.
Oleh karena itu, Aminudin berharap agar GPMB menjadi mitra yang dapat menggerakkan berbagai elemen yang ada sehingga tercipta sebuah ekosistem gerakan membaca.
“Mari kita gerakan Gerakan Literasi Nasional ini menjadi gerakan kita bersama-sama. Dan untuk program berikutnya ke depan, saya tentu akan merancang bersama kawan-kawan bagaimana elemen-elemen yang tadi itu, elemen GPMB, elemen TBM, elemen pemerintah daerah, elemen di desa. Tim dari Perpusnas akan harus mensinergikan mereka ini semua,” tuturnya.
Selain itu, dalam kesempatan ini Aminudin menjelaskan fokus Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik adalah untuk menggerakkan semua elemen yang ada guna tercapainya tujuan bersama yakni meningkatkan kecakapan literasi dengan membangun budaya baca di lingkungan yang paling hulu yaitu di sekolah, di masyarakat dan di keluarga.
“Jadi kita tidak akan fokus kepada urusan DAK fisik tapi lebih kepada DAK non fisik supaya pergerakannya betul-betul kelihatan karena kita ingin membangunnya itu membangun ruh dari gerakan literasi ini, bukan membangun fisiknya yang kemudian akan kelihatan mentereng tapi di situ tidak diisi dengan berbagai macam kegiatan,” pungkasnya.
Ketua Umum PP GMPB 2023-2027 Herlina Mustikasari dalam sambutannya mengutarakan pentingnya kolaborasi dan sinergitas antar penggerak, komunitas, organisasi literasi di Indonesia dan dengan organisasi masyarakat lainnya seperti PKK, Dharma Wanita Persatuan (DWP) sehingga gerakan literasi di masyarakat dapat bergerak lebih terarah dan lebih efektif.
Lebih lanjut, Herlina menyampaikan GPMB bekerja sama dengan GPMB di daerah-daerah juga membentuk gerakan literasi yang dimulai dari komunitas masyarakat terkecil yaitu dusun, RT, RW dengan mendirikan RLG (Rumah Literasi GPMB).
“Rumah Literasi GPMB atau RLG sebenarnya bukan suatu program yang muluk tapi hanya merupakan media atau tempat yang diharapkan oleh kami membuat sebuah buku lebih banyak berbicara sehingga dapat berkontribusi untuk lebih meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya sekaligus juga merupakan model untuk menghidupkan literasi dari rumah atau keluarga,” urainya.
Selain itu, dalam kesempatan ini Herlina mengutarakan rasa syukurnya atas bantuan Perpusnas yang telah memberikan bahan bacaan bermutu untuk 10.000 desa yang menurutnya sangat berarti bagi masyarakat.
“Bantuan ini diharapkan bukan hanya revitalisasi perpustakaan-perpustakaan desa, membangunkan komunitas-komunitas baca tapi juga diharapkan dapat menumbuhkan perpustakaan-perpustakaan desa yang belum ada dan juga komunitas literasi lainnya,” pungkasnya.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Adin Bondar menyampaikan konteks pembangunan inklusif yang bertumpu pada human capital (modal insani) adalah setiap orang harus dapat mencipta, mengkases, menggunakan dan berbagi informasi dan pengetahuan untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
“Persoalan stunting, kemiskinan, produktivitas masyarakat rendah bukan hanya persoalan indikator ekonomi saja tetapi yang paling fundamental adalah persoalan kemiskinan informasi dan pengetahuan sehingga tidak cakap dalam hidupnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Perpusnas melakukan perubahan pendekatan literasi dan kolaborasi seperti misalnya membangun ruang baca dengan bahan bacaan bermutu, meningkatkan kapasitas tenaga dan pengiat literasi, penguatan mitra, meningkatkan sarana dan prasarana layanan perpustakaan,pemanfaatan perpustakaan dan pembudayaan minat baca, publikasi dan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi serta pemberian penghargaan.
Ketua DWP Perpusnas Tetty Herawati Aminudin Aziz dalam paparannya menjelaskan lima strategi kolaborasi antara DWP dan GPMB dalam mendukung gerakan Cerdas Membaca untuk membangun keluarga literat.
“Pertama adalah kolaborasi DWP dan GPMB di tingkat daerah dan UPT. Kedua, melakukan edukasi, literasi dan sosialisasi Gerakan Cerdas Membaca di lingkungan sekitar termasuk di ranah rumah dan keluarga masing-masing,” jelasnya.
Ketiga, melakukan pendidikan (parenting) untuk orang tua guna meningkatkan wawasan tentang literasi keluarga. Keempat, melakukan sinergi dan berjejaring dengan penyedia layanan berbasis masyarakat serta stakeholder terkait Gerakan Cerdas Membaca dan yang terakhir adalah menjadi anggota forum Komunikasi GPMB sebagai gerakan bersama.
Reporter: Anastasia Lily
Dokumentasi: Ahmad Kemal Nasution & Aji Anwar