Bandung, Jawa Barat—Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) kembali menggelar Perpusnas Writers Festival (PWF) untuk ketiga kalinya. Tahun ini PWF digelar di Bandung, Jawa Barat, pada 6—8 September 2023.
Sejak digelar pada 2021, PWF diselenggarakan di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Pada tahun ini, untuk pertama kalinya PWF digelar di luar Ibu Kota. PWF ketiga mengangkat tema “Menulis, Mengukir Peradaban” akan digelar di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) dan De Majestic.
Pemimpin Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono menyatakan selama dua tahun penyelenggaraan dilakukan evaluasi dan banyak harapan agar PWF hadir di daerah, salah satunya di Kota Bandung. Bandung dinilai sebagai kota yang sarat akan narasi dan sumber inspirasi literasi.
“Kami pilih gedung bersejarah De Majestic dan Museum KAA karena memiliki kaitan dengan peradaban. Museum KAA adalah landasan awal bagaimana Indonesia menjadi inisiator dalam gerakan negara-negara Asia Afrika. Inilah semangat yang kami bawa dalam PWF,” ujarnya dalam konferensi pers di De Majestic, Jl. Braga, Kota Bandung, Jabar, pada Kamis (10/8/2023).
PWF akan diisi dengan beragam kegiatan yakni diskusi, talkshow, workshop, movie screening, pameran buku, book signing, pentas seni dan sastra, serta kompetisi menulis. Ditambahkan, kegiatan PWF bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui karya-karya nyata dalam bidang penulisan.
“Melalui ajang ini, kami ingin mempertemukan penulis dan pembaca. Output-nya, dalam workshop kami harapkan ada hasil karya tulisan yang selanjutnya diterbitkan oleh Perpusnas Press. Outcome-nya agar membangkitkan gairah kepenulisan,” urainya.
PWF, ujarnya, merupakan kegiatan yang menopang dan mendorong peningkatan literasi dan kegemaran membaca di Indonesia yang merupakan indikator kinerja utama Perpusnas. “Jadi memang kegiatan ini mendukung program Perpusnas,” ungkapnya.
PWF menghadirkan para narasumber yang merupakan tokoh, seniman serta penggiat literasi yaitu Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, Duta Baca Indonesia Gol A Gong, musisi dan penyair Panji Sakti, seniman Iang Darmawan, pegiat literasi Kang Maman Suherman, Ketua FTBM Kang Opik, dan lainnya. Kegiatan dapat diikuti masyarakat tanpa dipungut biaya.
Sementara itu, penanggung jawab PWF Bandung Anita Khairunissa berharap Kota Bandung dapat menjadi benchmark PWF berikutnya hingga festival literasi lainnya. Dia menambahkan, peradaban menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Berangkat dari situ, festival kali ini berbeda karena kolaborasi kami lakukan dengan berbagai pihak termasuk penulis, pegiat literasi, dan ASN dari dinas-dinas,” tuturnya.
Ditambahkannya, para narasumber merupakan publik figur yang menulis dan sudah pernah menghasilkan lebih dari satu karya tulisan seperti buku serta produk lainnya seperti film dan musik.
Reporter: Hanna Meinita
Fotografer: Herwin Saswita