Webinar Mencegah Hoaks Dengan Membaca: Hoaks Berpotensi Timbulkan Konflik

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Sejak virus Covid-29 mewabah, banyak sekali ditemukan berita maupun informasi terkait hal tersebut yang ternyata palsu (hoaks). Penyebaran hoaks bisa dicegah sedini mungkin agar tidak memberikan efek berbahaya bagi publik, salah satunya dengan membaca.

Hoaks berpotensi menimbulkan konflik. Dalam suatu literatur, hoaks sudah muncul pada abad ke-17 dan terus berkembang seiring kemajuan teknologi informasi komunikasi.

"Manusia cenderung ingin terlihat eksklusif. Menjadi yang pertama membagikan informasi. Apalagi jika informasi tersebut diperoleh dari lingkungan terdekat, seperti keluarga atau teman dekat," jelas Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Woro Titi Haryanti, pada gelaran Webinar 'Mencegah Hoaks Dengan Membaca', Jumat siang, (26/6).

Lebih jauh Woro Titi menjabarkan, ada beberapa jenis hoaks yang biasa beredar di masyarakat. Ada yang seperti pesan berantai, penipuan online, pencemaran nama baik, kisah yang sedih atau memilukan, hingga hoaks seputar tentang mitos-mitos (urban legend).

Agar tidak terpapar berita atau informasi hoaks, Woro Titi meminta siapapun ketika mendapatkan informasi yang ganjil untuk mendiamkan sejenak, kemudian telusuri melalui sumber atau portal yang terpercaya. Bisa juga merujuk kepada perpustakaan sebelum men-share kembali.

"Jangan ikuti sensasi atau tren-tren yang berkembang. Setiap manusia harus bertanggung jawab dengan jarinya," pesan Woro Titi mengakhiri Webinar.

Reporter: Hartoyo Darmawan

Fotografer: Raden Radhityo

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Copyright 2022 © National Library Of Indonesia

Jumlah pengunjung