Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Koleksi langka memiliki nilai informasi yang berharga dan tidak setiap perpustakaan memiliki peninggalan tertulis masa lalu. Negara Indonesia banyak memiliki peninggalan sejarah dan budaya, dan tentunya terdapat pada koleksi langka. Koleksi langka memiliki nilai informasi tinggi bila dilihat dari perspektif sejarah koleksi itu sendiri maupun yang tertulis di koleksi tersebut. “Koleksi langka yang dimiliki Perpustakan Nasional (Perpusnas) adalah aset bangsa yang sangat penting dan sangat diminati oleh negara luar,“ ujar Luthfiati Makarim Kordinator Kelompok Koleksi Layanan Terbuka Perpusnas pada acara webinar Bimbingan Pemustaka Online pada Kamis, (11/2).
Koleksi langka ini sering dikategorikan sebagai warisan budaya masa lalu, selain itu masih banyak dibutuhkan pemustaka karena nilai informasinya masih bisa dikenang dan dipelajari. Luthfiati yang akrab disapa Ilus menekankan mengusung tema webinar “Pemanfaatan dan Perawatan Koleksi Langka Perpustakaan Nasional RI†agar pemanfaatan koleksi langka yang dimiliki Perpusnas dapat dimanfaatkan dan dilestarikan karena merupakan rekam jejak sejarah bangsa. Ilus juga berharap Perpusnas menjadi Top of mind dalam penelusuran literasi informasi bagi para pemustaka.
Webinar Bimbingan Pemustaka Online diisi oleh tiga narasumber dari Kelompok Substansi Layanan Monograf dan Berkala Langka Perpusnas. Pemateri Aditya Saputra dari layanan audio visual Perpusnas menyampaikan tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan dan menjelaskan bagaimana cara mengakses layanan koleksi mikrofis dan microfilm. “Koleksi tersebut ada di layanan Perpustakaan Nasional di lantai 8 di Jalan Merdeka Selatan Jakarta,†terangnya.
Selain itu Syahrul pemateri lainnya menambahkan bahwa surat kabar langka adalah saudara dekat dengan koleksi mikrofis dan microfilm karena hampir sebagian besar koleksi koran langka sudah dialihmediakan dalam bentuk microfilm. “Ada beberapa alasan kenapa koran langka dilestarikan oleh Perpustakaan Nasional RI diantaranya karena dalam koran langka yang jaman dulu diterbitkan terdapat suatu rekaman peristiwa pada masa koran tersebut diterbitkan dan itu merupakan bukti otentik.†jelas Syahrul.
Pemateri ketiga, Elvandio Ramadhan memaparkan koleksi foto dan peta perpustakaan nasional. Diawali dengan pemutaran video koleksi perpustakan tentang bagaimana cara membuat peta dan koleksi peta Perpustakaan Nasional RI. Pada kesempatan tersebut Suarcyasa dari Dinas Perpustakaan Provinsi Bali menanyakan bagaimana melestarikan koleksi koran langka milik mereka yang usianya sudah seratus tahun. “Dinas Perpustakaan Provinsi Bali silahkan bersurat kepada Perpustakaan Nasional untuk dapat dibantu dalam proses alih medianya kedalam mikrofis dan microfilm,†jawab Aditya.
Â
Reporter: Herwin Arung